*4 - Kecelakaan yang tidak disengajakan.

466 34 0
                                    

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







~~~





Walaupun matahari sudah terbenam, Bunda dan Ayah belum saja pulang dari kantornya. Tampaknya mereka sangat sibuk sehingga pulangnya sangat malam.

Bahkan Hadi dan Juana yang tidak bisa masak pun harus dipaksakan dengan berbagai alat-alat dapur. karena Alan belum makan malam sama sekali, bocah itu sudah rewel, meminta makanan.

"Mas...masak telur dadar saja, Alan juga pasti suka kok." saran Juana menghampiri Hadi yang tengah berpikir keras sembari melihat alat-alat dapur yang sebagiannya ia tak tahu bentuk-bentuknya itu.

"Entar...kalau kompornya meledak gimana? Mas nggak bisa masak."

"Apalagi Aku Mas..." lirih Juana dengan raut wajah yang terlihat sedih tetapi kesannya seperti melawak, Hadi tertawa kecil dengan satu tangan bergerak untuk memukul tangan Juana.

"Nggak ada salahnya Kita kerja sama untuk membuat satu telur dadar saja 'kan?" bisik Hadi diakhir kalimat.

Juana mengangguk semangat, senyumannya mengembang seketika.
"Setuju!"

Semuanya sudah dipersiapkan oleh kedua pemuda itu dengan hati-hati, mulai dari alat penggorengan, minyak serta telur sebagai bahan utamanya.

"Mas, mangkuknya sudah disiapkan nih—MAS HADI KOK MAKAI HELM SIH?!" teriakan Juana menggelegar sangat keras saat melihat tingkah laku Hadi yang sangat susah ditebak sekali.

Berhati-hati dalam memasak sih memang sangat penting, tapi apakah harus sekali memakai helm motor agar tidak terkena semburan minyak panas?

Juana pun sangat bingung, ingin tertawa atau marah—karena wajah polos Hadi yang terlihat dari sorot matanya saja sudah membuat Juana ingin tertawa sekencang-kencangnya.

Alan yang tidak jauh dari dapur pun hanya melihat percakapan kakak-kakaknya sembari cekikikan kecil, tampaknya bocah kecil itu sudah mulai mengerti.

"Kamu tahu kan Kita harus berhati-hati dalam memasak? Makanya Mas pakai helm ini biar muka mulus Mas ini nggak kena minyak panas! Entar bahaya...kalau enggak ada yang naksir sama Mas lagi gimana..."

Juana tidak bisa menjawab apa-apa lagi, hanya hembusan napas berat yang terdengar, kedua tangannya dilipatkan dengan sorot mata yang terus menatap Hadi, heran.

"Sudah lah, capek Aku sama Mas." Juana mulai beralih dengan alat-alat masak, walaupun tak bisa memasak—setidaknya Juana pernah melihat Bibi memasak telur dadar untuk Alan.

Rumah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang