*18 - Masa lalu Liam & Dara.

290 21 0
                                    

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







~~~





Dara tidak sebodoh itu. Memang, dirinya sedikit tidak terima dengan makhluk kecil di kandungannya. Tetapi apakah harus Dia menjadi Ibu yang jahat? Dara tidak akan pernah menggugurkan kandungannya.

Dan lahir lah si kecil Adhitama Juana Pradikta, anak laki-laki yang bersifat lembut dan perhatian. Bocah kecil itu kini mulai tumbuh besar bersama Kakaknya.

Bahkan keduanya pun sudah memasuki masa Sekolah Dasarnya. Juana kelas dua, dan Hadi kelas empat.

Mereka berdua hanya diasuh oleh Bibi, atau Oma. Karena Dara dan Liam selalu saja di sibukkan oleh pekerjaannya. Sampai tidak ingat bahwa mereka mempunyai anak yang tengah menunggu orang tuanya di rumah.

Ibu Liam sudah berkali-kali memberitahu anak dan menantunya, tetapi tetap saja. Keduanya sama-sama keras kepala dan tetap ingin bekerja dan bekerja saja.

Hadi dan Juana tidak pernah mendapatkan kasih sayang penuh lagi dari kedua orang tuanya, anak-anak kecil itu hanya mendapatkan kasih sayang dari Bibi atau Oma yang senantiasa menemani mereka.

"Mas Hadi! ini boneka punya siapa? Juana tadi ketemu ini di gudang sama Bibi tahu!" Juana kecil berlari menghampiri Kakaknya, kedua tangannya memegang sebuah boneka yang sedikit berdebu.

Hadi menoleh dan betapa terkejutnya dia melihat benda yang adiknya bawa itu.

Boneka Robot, yang pernah Dara belikan untuknya saat berumur dua tahun.

"Ini punya Mas, jangan di pegang!" seru Hadi, dengan cepat Dia langsung mengambil alih boneka itu.

Raut wajah Juana seketika seperti memohon kepada Hadi. Seolah-olah dia menginginkan boneka robot itu.

"Juana mau Mas ... Nda nggak pernah beliin Juana mainan kayak gitu tuh ...," Juana menunjukkan boneka robot itu.

Hadi tetap lah Hadi, Dia akan pelit kalau sudah termasuk barang kesayangannya. Sama hal nya seperti boneka robot itu.

"Ini punya Mas, Juana minta saja sama Oma."

Juana terdiam, air matanya mulai menutupi penglihatannya.

Hadi tampak tak peduli, dia masih sibuk mengelus-ngelus boneka robot itu untuk menghilangkan sisa-sisa debunya.

Juana pun menangis, cukup keras sehingga mampu membawa Bibi dan Oma menghampiri kedua kakak beradik itu.

Rumah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang