~~~Semuanya hancur, ternyata Lelaki itu tidak pernah ingin adanya kehadiran makhluk kecil yang sekarang masih berada dalam kandungan Dara.
Perempuan itu hanya bisa menangis seharian penuh di kamar tanpa ada yang mengetahuinya. Karena di rumah pun tidak ada siapa-siapa lagi kalau Liam sedang pergi.
Entah mengapa, Dara merasa tidak senang dengan adanya makhluk kecil ini. Dia berpikir, kalau Anak di kandungannya lah yang membuat Liam menjadi seperti ini.
Ketukan pintu terdengar keras dari luar sana, menyadarkan Dara dari lamunannya. Posisi yang awalnya meringkuk kini mulai melangkah untuk membuka pintunya.
"Sayang ... Kamu kenapa? Sini cerita sama Mama," ternyata yang datang Ibu Liam, ya, Mamah mertua Dara.
Raut wajah Mamah tampak khawatir saat melihat Dara yang masih ada air mata yang turun. Satu tangannya bergerak untuk mengelus punggung menantunya.
"Dara sudah makan belum? Mamah buatin sup ya?"
"Enggak usah Mah ... Dara nggak lapar."
Mamah tidak mendengarkan ucapan Dara, Wanita itu tetap membuat sup di dapur. Seolah-olah menulikan pendengarannya, karena Dara selalu menolak dan melarang Mamah untuk tidak merepotkan.
Satu mangkuk sup yang masih panas kini sudah siap untuk di makan, sekarang mangkuk berisi sup sudah berada di hadapan Dara. Tetapi Perempuan itu tidak ada niat untuk makan, entah lah, selera makannya sudah hilang.
Mamah duduk di sebelah Dara dengan embusan napas yang pelan sekali.
"Mamah sudah dengar kejadiannya dari Liam ...," sahut Mamah, suaranya memelan seketika. Rasa sedih serta kecewa terlihat semua dari tatapan Wanita itu.
"Liam anaknya keras kepala ... jangan Kamu pikirkan ya? Sekarang fokus sama Anak yang ada di sini ... jangan gugurkan Dia, makhluk kecil ini enggak bersalah sama sekali ya, Sayang?" jelas Mamah sambil mengelus perut rata Menantunya itu, tatapannya berubah menjadi sendu.
Dara hanya terdiam menatap ke arah lain, tetapi ... dia sudah terlanjur tidak senang dengan kehadirannya makhluk kecil itu.
"Iya Mah ...," balas Dara dengan anggukan kecil.
"Biar Mamah yang kasih tahu Liam, kayaknya Dia belum siap saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah?
Fanfiction❛❛Mas Hadi, kita sebenarnya punya rumah nggak sih?❜❜ ❛❛Mas juga nggak tahu kita punya rumah atau tidak.❜❜ Juana selalu berharap dianggap ada sekaligus disayangi sebagaimana kedua saudaranya rasakan. Kasih sayang dari Bunda, kasih sayang dari Ayah, i...