*19 - Ayah & Hadi.

398 28 0
                                    

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







~~~





Setelah pulang dari rumah Oma, Hadi lebih sering melamun sembari melihat jalanan dari dalam mobil. Juana yang duduk di sebelah Sang kakak pun bingung dengan perubahan sikapnya setelah dari rumah Oma.

Sebenarnya Juana sempat berpikir bahwa ini semua ada kaitannya dengan yang Oma bicarakan di kamarnya, tetapi saat dirinya menanyakan hal itu, Hadi hanya menjawab bahwa itu hanya lah urusan kuliahnya.

Kini di mobil rasanya sangat sunyi sekali, Dara yang tertidur sembari menggendong Alan yang tengah tertidur juga, kalau Hadi terdiam dan melamun beserta Liam yang fokus menyetir.

Juana bingung juga harus melakukan apa, suasananya terlalu canggung.

"Mas." panggilan dari Liam secara mendadak membuat Hadi tersadar dari lamunannya secara tiba-tiba, bahkan ekspresinya seperti terkejut.

"Iya ... Yah, kenapa?" tanya Hadi, singkat. Entah lah setelah mengetahui semuanya rasanya sangat berbeda jauh, bahkan sekarang Hadi merasa tidak suka kepada Sang ayah.

"Sampai rumah nanti, masuk ke kamar—ada yang mau Ayah bicarakan sama Mas." jelas Liam, pandangannnya lurus menatap ke arah jalanan.

Sepertinya Hadi sudah tahu apa yang akan di bahas, ya ... mungkin tidak jauh dari soal Kampus—Ayah pasti akan marah serta mengucapkan kata-kata yang sangat menyakitkan kepadanya. Walaupun begitu, tetap Hadi turuti ucapan Sang ayah.

"Iya Yah, entar Mas ke kamar."

Juana yang hanya menyimak pembicaraan keduanya pun hanya terdiam, sembari berpura-pura tak peduli dengan melihat jalanan luar.

Sebelum Hadi kembali sibuk dengan dirinya sendiri, dia sedikit melirik ke arah Juana lalu mulai memejamkan matanya. Lelah, dia akan tidur sejenak untuk beberapa menit ke depan.




~~~




"Mas selama beberapa bulan ini ngapain saja?" tanya Liam santai tetapi kesannya menyeramkan, lelaki itu mengambil secangkir kopi lalu menghisapnya sedikit-sedikit.

Sudah Hadi duga, Liam akan membahas tentang ini lagi.

Topik yang sering sekali Hadi hindarkan, sudah cukup bertengkar dengan Bunda. Tidak mau lagi mendengar teriakan serta bentakan dari Ayah mau pun Bunda.

Liam berdeham untuk menyadarkan lamunan Si sulung, karena pemuda itu hanya terdiam sambil menundukkan kepalanya.

"Maaf Yah ... Hadi sudah bikin kecewa sama Ayah ...," tidak tahu harus menjawab apa, Hadi lebih memilih langsung kepada intinya.

Rumah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang