Berbanding balik dengan keluarga Arkabian. Keluarga Meeka sudah menjadi keluarga yang tidak harmonis sekarang. Kehangatan didalam keluarganya dulu kini lenyap setelah ditinggal selamanya oleh Hani Almeta Bundanya. Kini yang tersisa hanyalah kepalsuan yang di ciptakan oleh Siska ibu tirinya. Perempuan itu bermuka dua dan memiliki sikap sebelas dua belas dengan nenek lampir. Bahkan Raditya Papa Meeka, sudah mulai terpengaruh dengan si nenek lampir.
Seharusnya Meeka tidak menyetujui saat papanya meminta ijin ingin menikah lagi dengan alasan Meeka membutuhkan sosok ibu.
Hari ini Meeka memiliki rencana bermain dengan teman-temannya. Karena ujian kelulusan sudah selesai dan sebentar lagi mereka akan memasuki dunia perkuliahan dan mereka bertiga juga memasuki universitas yang berbeda, maka dari itu mereka akan sering memanfaatkan waktu waktu senggang untuk sekedar berkumpul dan bercerita.
Meeka menyemprotkan parfum ke beberapa titik di tubuhnya, ini adalah part terakhir saat Meeka bersiap-siap jika dia hendak pergi ke sekolah, bermain, dan lain sebagainya. Meeka membuka pintu kamar dengan ceria sambil bersenandung nada kesukaannya.
"Nana nana na" Meeka terus mengulangi kata-kata tersebut dengan nada gembira.
Dia mulai menuruni satu persatu anak tangga dengan gembira. Tinggal beberapa anak tangga lagi dan Meeka akan sampai di lantai satu, tetapi bukannya melanjutkan langkahnya dia malah berhenti saat melihat seseorang yang sedang duduk di meja makan saat ini, bahkan nyanyian yang Meeka nyanyikan tadi sudah ikut berhenti. Tiba-tiba moodnya menurun.
Kenapa sih ada dia. Bikin mood hancur aja -batin Meeka.
Saat Meeka hendak melanjutkan langkahnya dengan ogah-ogahan, sayangnya seseorang yang sedang duduk di meja makan sadar akan kehadiran Meeka.
"Mau kemana kamu?" Tanya Siska Ibu tiri Meeka aka nenek lampir.
Siska bertanya dengan nada datar tapi itu berhasil membuat Meeka kesal.
"Bukan urusan lo" Jawab Meeka yang pastinya dengan nada dan ekspresinya yang jutek.
"Hehh udah mulai berani ya kamu panggil Lo Lo ke orang tua. Mentang mentang gak ada papamu bisa seenaknya kayak gitu" bentak Siska yang sudah mulai emosi.
"Emang tante orang tua aku?" tanya Meeka. "Hadeeh ga dulu deh"lanjutnya menjawab pertanyaannya sendiri sambil memutar bola matanya.
Meeka melanjutkan langkah kakinya yang tadi sempat berhenti gara-gara nenek lampir yang sok-sok an banyak tanya. Meeka malas beradu mulut dengan Siska karena hasil akhirnya pasti si Siska nenek lampir itu akan mengadu ke papanya dengan nada yang manja dan sok-sok an paling tersakiti.
Saat di depan papanya Siska akan bersikap lemah lembut dan sabar seakan akan dia sangat menyayangi Meeka. Tetapi sebaliknya saat papanya sedang tidak ada dirumah dia akan semena-mena dan selalu mengomel sepanjang hari. Bahkan saat Meeka sudah keluar dari pintu utama dia masih dapat mendengar suara Siska yang sedang teriak-teriak seperti orang yang sedang tantrum.
Tidak ingin menghiraukan nenek lampir yang sedang tantrum itu, Meeka memilih untuk menutup kedua telinga dengan tangannya dan masuk kedalam mobil yang sudah siap mengantarkan Meeka.
"Ayo pak jalan" kata Meeka ke bapak sopir kesayangannya itu. Pak Mamat adalah sopir pribadi Meeka dan sudah hampir lima tahun dia diantar jemput oleh pak Mamat.
Semenjak Mamanya meninggal, papanya tidak memperbolehkan Meeka mengendarai mobil sendiri. Mangkanya dia menyebut pak Mamat adalah sopir kesayangannya.
"Siap non. Ini cafe biasanya kan non?" Tanya pak Mamat sambil melihat Meeka lewat kaca spion dalam.
Meeka yang mendapatkan pertanyaan hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Dan setelahnya dapat dirasakan mobil yang dia tumpangi mulai melaju dengan pelan.
***
Sesampainya di Cafe Meeka sudah bisa melihat teman-temannya disana sedang duduk di meja yang biasa mereka duduki. Tetapi ada keanehan yang tidak biasa Meeka lihat sebelum-sebelumnya. Mereka saat ini heboh sekali sudah seperti kedatangan artis kpop. Tangan mereka sedang memegang handphone yang mengarah ke bagian kasir. Sepertinya objeknya ada disana.
"Apasih heboh banget" ucap Meeka pelan sambil membuka pintu Cafe.
Apa jangan jangan ada Oppa Oppa nyasar ni -batinnya.
Yang tadinya moodnya hancur gara-gara ketemu nenek lampir, sekarang moodnya mulai naik lagi gara gara rasa penasarannya kepada objek yang di foto oleh kedua sahabatnya. Dia berjalan dengan sedikit berlari.
Saat mulai dekat dengan kedua sahabatnya, bisa dilihat dengan jelas laki-laki yang menjadi objek foto kedua temannya. Laki-laki tersebut berdiri menghadap kasir membelakangi Meeka dan kedua teman temannya. Dilihat dari postur tubuh laki-laki tersebut dan kulitnya yang putih, memang terlihat seperti Oppa Oppa artis korea.
Yess rejeki anak soleh -batin Meeka.
"Heh itu siapa? Artis korea ya?" Tanya Meeka sambil duduk di samping temannya.
Bukannya menjawab kedua temanya malah makin heboh saat laki-laki tersebut mulai berbalik dan duduk di meja sebelah mereka.
"Yahh gue kira Oppa Oppa korea" ucap Meeka dengan nada kecewa.
Bagaimana bisa laki-laki yang Meeka pikir adalah Oppa Oppa korea dan sudah berhasil menaikkan moodnya, ternyata adalah teman sekolahnya yang terkenal dengan wajah tampan tapi bersikap dingin siapa lagi kalo bukan Arka prince dari kedua sahabatnya ini.
"Kenapa sih? My prince Arka juga sebanding kali sama Oppa Oppa korea" tegur Talia yang tidak terima dengan reaksi Meeka yang merasa kecewa gara-gara ekspektasinya.
"Tadi pas gue tanya pake suara keras gak ada yang jawab hebohhh sendiri. Pas ada sangkut pautnya sama si Arka baru kalian denger ya. Padahal tadi suara gue kecil" kata Meeka.
Melihat sahabatnya yang masih heboh padahal orang yang dihebohin ada di meja sebelahnya yang lumayan dekat membuat Meeka meras malu.
"Aduhhh udahan dong hebohnya gue malu tau" ucap Meeka sambil menutut separuh mukanya.
Talia dan Foni yang mendengar itu langsung menoleh ke Meeka dan melihatnya dengan tatapan tajam. Tapi setelah itu mereka berhenti memotret Arka dan meletakkan handphone mereka di atas meja. Benar kata Meeka mereka harus menjaga image mereka di depan Arka.
"Stay cool Fon" kata Talia yang ditujukan ke Foni.
"Okay Tal. Huhh" jawab Foni sambil menghebuskan nafas seperti orang yg sedang lahiran.
Meeka yang melihat tingkah sahabatnya hanya bisa tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia sudah hafal dengan kelakuan kedua temannya ini. Foni yang memiliki jiwa tenang akan heboh jika berurusan dengan Arka sedangkan Talia sudah terlahir dengan sikap dan jiwa hebohnya.
"Udah ah" menghentikan pertujukan drama yang baru dimulai kedua sahabatnya.
Tanpa mereka sadari. Arka sedang mendengarkan semua pembicaraan mereka. Meskipun dia berpura-pura memainkan handphone di tangannya dan memasang wajah seperti tidak peduli. Tetapi sebenarnya dia mendengar semua pembicaraan tiga wanita di meja sebelahnya. Khususnya suara Meeka.
![](https://img.wattpad.com/cover/360014044-288-k969019.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSED
De Todo"nikah sama gue atau ga keluar dari ruangan ini buat selamanya" "Buat apa kita aja gak saling cinta" "Cinta?" Laki laki itu tertawa mendengar kata itu. "Gue gak butuh cinta. Yang gue butuhin itu cuma lo" **** Meeka Paradibta menjadi Obsesi terbesar...