Chapter 29 ; Kenapa harus gue?

350 15 1
                                    

~happy reading guys~

 🍀


Mata yang lama terlelap akhirnya terbuka perlahan. Meeka mengedip-mengedipkan matanya sambil melihat sekitar yang terlihat asing baginya. Tidur panjang kali ini terasa berbeda dengan biasanya. Kepalanya terasa nyeri dan tubuhnya seperti tidak bertenaga.

"Dimana lagi ini?"

Meeka duduk sambil mengedarkan penglihatannya ke sekitar. Dia tidak mengingat apapun yang terjadi kemarin. Ingatan yang dia ingat terakhir kali adalah berada dalam perjalanan pulang setelah berbelanja di supermarket, setelah itu dia tidak mengingat apapun.

Dia berdiri, melangkahkan kakinya ke arah jendela di ruangan yang tertutup rapat oleh gorden berwarna hitam. Meeka membuka tirai dengan lebar sehingga menampilkan pemandangan yang sangat asing banginya.

"Hah. Ini dimana? Jangan bilang ini di tengah hutan" dugaan Meeka saat melihat tidak ada rumah sama sekali dan hanya ada pepohonan yang sangat rindang dengan suara burung khas tengah hutan.

Meeka memegang kepalanya lagi ssetelah merasakan kepalanya yang mulai pusing kembali. Tiba-tiba suatu ingatan yang berputar seperti kaset rusak dikepalanya berulang kembali hingga membuatnya menyadari sesuatu yang terjadi pada dirinya saat ini. Abang gocar.

"Jangan bilang gue di culik"

"Ya tuhan. Dari banyaknya manusia kenapa harus gue yang ngalamin hal-hal kayak gini"

Meeka kembali duduk di tepi kasur tempatnya tidur tadi. Dia juga baru ingat bahwa baju yang dipakainya masih tetap baju yang dipakai untuk pergi ke supermarket.

"Gue harus gimana?" tanyanya pada diri sendiri yang mulai merasakan panik.

"Huhhh.... Meeka gue tau lo takut tapi sekarang lo ga boleh panik, sekarang lo harus bisa pikirin cara buat keluar dari sini" Meeka menghapus air mata yang sudah mengalir di pipinya.

Meeka berdiri, berjalan ke arah jendela lalu mencoba untuk membuka jendela tersebut. Namun setelah jendela itu terbuka dia malah dibuat melongo saat melihat jarak dari jendala ke permukaan tanah yang sangat tinggi. Dia tidak bisa melompat. Jika melompat dia bisa mati konyol dibawah sana.

Meeka kembali lagi duduk di tepi kasur lalu mencari handphonenya namun tidak ada. Dia tidak menemukan benda pipih yang selalu bersamanya itu. Selanjutnya dia berjalan ke arah pintu, menarik knop pintu dengan hati-hati supaya tidak membuat suara. Harapannya kini hilang saat tau pintu di depannya itu dalam keadaan terkunci.

"Kenapa harus gue sih" ucapnya sambil merebahkan dirinya kembali di atas kasur dengan posisi terlentang menatap langit-langit kamar. Berharap memiliki ide baru untuk kabur.

Sedangkan diluar kamar yang ditempati Meeka, Bara menaiki anak tangga satu demi satu siap untuk menemuai Meeka menuju lantai dua. Berdiri di depan pintu tanpa suara, dia melihat knop pintu yang naik turun berusaha dibuka dari dalam. Bahkan Bara bisa mendengar suara putus asa dari dalam sana.

Haha. Sepertinya dia sudah sadar –batin Bara menciptakan senyum yang sangat menggoda diwajahnya.

Bara membuka pintu di depannya dengan kunci yang dia simpan semalam. Pemandangan pertama yang dia lihat adalah kasur yang berantakan dan jendela yang terbuka. Bara tidak melihat Meeka di dalam ruangan ini.

Baru saja melangkahkan kaki ke dalam ruangan, tiba-tiba ada benda yang menyentuh pinggang bagian belakang Bara. Padahal seingatnya dia tidak pernah meletakkan benda tajam di dalam kamarnya ini.

Ternyata dia sembunyi di belakang pintu ya. goodgirl –batin Bara.

"Lo siapa? Kenapa gue bisa ada disini?" tanya Meeka yang berdiri di belakang Bara.

OBSESSEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang