~Happy reading guys~
🍀
Hanya butuh waktu 10 menit untuk Meeka sampai di supermarket terdekat. Untung saja apartemen Arka berada di tempat yang strategis jadi jarak ke supermarket tidak terlalu jauh. Selembar seratus ribuan dia berikan kepada abang ojol yang mengantarnya.
Masuk ke supermarket dengan keranjang belanja di tangan kirinya, Meeka terlebih dahulu mengambil brokoli dan jagung lalu disusul dengan beberapa makanan ringan, roti dan ice cream untuk stock di apartemen.
Setelah menghabiskan waktu kira-kira 30 menit di supermarket akhirnya Meeka selesai dengan masalah belanjaannya. Selesai membayar total belanja di kasir, Meeka meraba saku celananya. Mencari handphonenya untuk memesan ojek online. Tetapi dia tidak menemukan benda pipih itu. Padahal seingatnya dia menaruh handphonenya di saku celana.
"Jangan-jangan ketinggalan atau ada copet ya" gumam Meeka masih meraba saku celananya.
Gimana dong nih. Gue gak bisa pesen ojol kalo kayak gini. Mana gak ada taxi lewat lagi. Apa gue jalan aja ya? jaraknya lumayan deket sih. Gapapalah itung-itung buat kesehatan –batinnya.
Padahal Meeka bisa menunggu taxi di depan supermarket tapi karena keinginannya yang menyusahkan diri sendiri itu, dia malah memilih jalan kaki guna menikmati kota Yogyakarta sambil memakan roti dan ice cream yang di belinya di supermarket tadi. Kerena perutnya yang sudah lapar membuat dia terpaksa harus memakan beberapa belanjaannya.
Saat naik ojol Meeka hanya menbutuhkan waktu 10 menit saja tapi saat berjalan kaki Meeka butuh waktu selama 30 menit untuk sampai di depan gedung apartemen. Meeka membuka bungkus ice cream ketiganya saat masuk ke lobi apartemen lalu masuk lift sambil menggigit ice creamnya.
Sampai akhirnya dia berdiri di depan pintu apartemennya. Membuka pintu di depannya lalu menutup kembali menggunakan kakinya saat dirinya berhasil masuk kedalam. Selanjutnya dia malah dikejutkan dengan kehadiran Arka yang seperti terburu-buru dengan wajah yang pucat.
"Bian, Kenapa?" tanya Meeka merasa khawatir karena tidak biasanya Arka seperti ini. Biasanya laki-laki itu selalu tenang dalam kondisi apapun.
Bukannya menjawab pertanyaan istrinya. Arka malah melangkahkan kakinya menuju Meeka berdiri lalu memeluk istrinya itu tanpa aba-aba, "Kamu dari mana aja? Aku cari kamu dari tadi" ucap Arka sambil meletakkan dagunya di atas bahu Meeka.
Sebegitu takutkah dia kehilangan gue sampek tangannya gemeter gini –batin Meeka yang sudah mulai peka dengan keadaan dan merasakan tangan Arka yang gemetar di punggungnya.
Meeka melepas sembarang kantong belanja yang dia tenteng semenjak tadi lalu membalas pelukan Arka. Memeluknya dengan erat, "Aku tadi ke supermarket deket sini" jawab Meeka sambil mengelus punggung Arka pelan guna menenangkannya.
Talia, foni kali ini gue bakal ikutin saran kalian. Kali ini gue yakin banget sama pilihan gue –batin Meeka.
"Tapi kok gak bawa HP? Katanya ke supermarket deket sini tapi kok lama banget?" tanya Arka yang masih memeluk erat pinggang Meeka.
"Hp aku ketinggalan deh kayaknya. Terus sampe sana aku gak bisa pesen ojol buat pulang jadi aku pulang jalan kaki" jawab Meeka.
Kaget mendengar Meeka yang pulang dengan jalan kaki, Arka melepaskan pelukannnya lalu menarik Meeka untuk duduk di sofa, "Ceroboh banget sih. kok gak naik taxi aja?" tanya Arka yang sudah sedikit tenang.
"Pengen aja. Itung-itung juga olahraga biar sehat" jawab Meeka dengan santainya.
"Emang beli apasih di supermarket? Kenapa gak minta tolong aku aja? Nanti aku beliin buat kamu" tanya Arka sudah seperti jaksa saat sidang.
![](https://img.wattpad.com/cover/360014044-288-k969019.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSED
Aléatoire"nikah sama gue atau ga keluar dari ruangan ini buat selamanya" "Buat apa kita aja gak saling cinta" "Cinta?" Laki laki itu tertawa mendengar kata itu. "Gue gak butuh cinta. Yang gue butuhin itu cuma lo" **** Meeka Paradibta menjadi Obsesi terbesar...