Chapter 9

1.4K 40 0
                                    

Setelah wedding party yang melelahkan. Akhirnya Arka dan Meeka berada didalam sebuah kamar hotel bintang lima yang sudah di pesankan oleh papa Arka.

Malam ini Arka, Meeka dan keluarga menginap di hotel karena jarak lokasi antara acara dan rumah mereka yang terbilang jauh, membuat Abraham memesan 4 kamar hotel bintang lima yang hanya berjarak 100 meter dari lokasi acara. Kamar petama untuk Arka dan Meeka. Kamar kedua untuk Abraham dan Liana. Kamar ketiga untuk Raditya dan Siska. Dan kamar terakhir untuk Nathan abang Arka.

Setelan jas yang dikenakan Arka saat wedding party kini sudah berganti dengan baju santai setelah selesai dengan kegiatan mandinya. Kini dia terlihat lebih fresh dengan rambut basah yang sedang di keringkan menggunakan handuk kecil olehnya.

"Perlu bantuan gak?" tanya Arka saat melihat Istrinya kesusahan membuka hiasan di rambutnya.

"Gak usah" jawab Meeka dengan singkat, padat, dan jelas.

Meskipun mendapat penolakan. Namun Arka tetap menghampiri Meeka membantu membuka satu persatu headpiece yang di pakai Meeka.

"Lo gak denger ya" ucap Meeka sinis. Tapi meskipun begitu Meeka tetap mengucapkan terima kasih saat hiasan rambutnya sepenuhnya lepas, "Makasih".

Mendengar itu Arka tersenyum. Ini adalah salah satu dari seribu alasan mengapa Arka ingin memiliki Meeka. Menurutnya Meeka sangat lucu saat bersikap seperti tadi. Dan sekarang dia berhasil mendapatkan Meeka.

Setelah berterimakasih Meeka mengambil piyama untuk tidur lalu berjalan ke arah kamar mandi. Dia akan mandi lalu setelahnya tidur dengan tenang. Sebelum masuk kamar mandi Meeka terlebih dahulu memeperingati Arka, "Jangan ngintip!"

Hingga 30 menit kemudian, Meeka keluar dari kamar mandi setelah selesai sepenuhnya mengeringkan rambutnya menggunakan hair dryer. Wajah Meeka tiba-tiba cemberut saat melihat Arka sedang duduk berselonjor diatas kasur satu-sautnya di kamar. Gue tidur dimana nih? Bisa-bisanya gue lupa sama orang satu ini –bartinya.

"Arka! Kok lo disitu sih. Minggir gak gue mau tidur"

"Udah aku bilang, panggil Bian!"

"Bian minggir dong gue mau tidur"

"Kamu tidur aja di sini" ucap Arka sambil menepuk kasur di sisi kananya.

"Gak mau. Gue nggak bisa kalo tidur satu kasur bareng orang" ucap Meeka beralasan padahal sebenarnya Meeka takut jika Arka melakukan sesuatu kepadanya.

"Orang?" tanya Arka. bisa-bisanya istirinya menganggap suaminya sendiri dengan sebutan orang, "Aku ini suami kamu. Inget itu!" lanjutnya mengingatkan status mereka.

"Iya tau. Suami kan juga manusia, gue gak bisa tidur kalo ada manusia di atas kasur tempat gue tidur"

"Terus aku tidur dimana? Ini kan ranjangnya cuma ada satu"

"Itu ada sofa. Lo tidur disitu aja. Ukuran sofanya jugak lebar. Sana ih" usir Meeka sambil menunjuk sofa berukuran besar yang sedikit jauh dari posisi kasur.

Arka berdiri, tapi bukannya berjalan ke arah sofa yang ditunjuk oleh Meeka. Dia malah jalan ke arah sisi kasur tempat dimana Meeka berdiri.

Merasakan akan datang sebuah bahaya yang akan menimpa dirinya, Meeka mundur selangkah demi selangkah. Tapi Arka malah lebih mendekat lagi ke arah Meeka hingga mengikis jarak di antara mereka. Sampai bughhh.... Meeka terjatuh di atas kasur karena sedari tadi mundur dan mentok di pinggir ranjang.

Detik selanjutnya Arka sudah berada di atas tubuh Meeka sambil memajukan badannya untuk menghimpit Meeka. Sedangkan Meeka mulai ketakutan dan menyilangkan kedua tangannya di dadanya.

OBSESSEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang