Chapter 22 ; Sayangg.....

1.1K 45 1
                                    

Maaf telat guys aku kemarin sakit . Tapi hari ini malah begadang lagi hehehe

Demi kalian nih. tapi 1 chapter dulu yaa! 1 nya besok

~Happy Reading guys~

🍀

Hubungan antara Meeka dan Arka kini semakin membaik setelah dua bulan lalu mereka saling mengungkapkan perasaan. Hati Meeka juga sudah tidak ragu lagi kepada Arka. Namun, rasa ragu itu mulai terganti dengan rasa kesal yang berusaha dia sembunyikan setengah mati. Kesal kepada Dania yang selalu berusaha mendekati Arka dengan terang-terangan. Sedangkan Arka bukannya menghindar malah memberikan celah dan kesempatan kepada Dania.

Tetapi untung saja akhir-akhir ini Meeka sibuk latihan nyanyi dengan keempat temannya untuk mengisi acara dies natalis Universitas yang akan dilaksanakan dua hari lagi. Jadi rasa kesalnya bisa teralihkan meskipun sementara.

Dipilih sebagai salah satu perwakilan prodi dengan Siska dan Refan. Mau tak mau Meeka harus menerima perintah dari kakak tingkat yang menyebalkan.

Sepertinya itu juga menjadi salah satu alasan mengapa Arka bersikap seperti itu. Karena Meeka masih dekat dengan dua teman laki-lakinya yaitu Refan dan Sandi.

"Sa, gesture kamu kaku banget" koreksi Sandi yang sedang duduk di depan Meeka dan Sasa.

Latihan kali ini Sandi banyak mengomentari Siska. Tidak seperti sebelum-sebelumnya yang hanya terdiam dengan handphone di tangannya, memainkan game disana.

"Gak usah kebanyakan komen San. Udah kayak Juri N faxtor aja" Sasa kesal karena dari tadi di antara Meeka dan dirinya, Sandi selalu mengomentari dirinya.

"Yee dibilangin ngeyel" balas Sandi.

Sebenarnya yang berpartisipasi hanya Meeka, Sasa dan Refan tetapi Sandi dan Amel selalu ikut ke dalam ruang musik hanya untuk sekedar menemani, menonton dan mengomentari.

"Sa, menurut aku nada ini udah pas. Besok kita udah gladi bersih, jadi gak usah di ganti-ganti lagi" ucap Meeka menghentikan keributan antara Sandi dan Sasa.

"Gimana kalo pas nyanyi kita duduk pake kursi kayak di café-café gitu. kayaknya cocok sama lagu yang kita bawain" ucap Sasa. Dari pada nanti dia terlihat kaku seperti yang tadi Sandi katakan.

Meeka menganggukan kepalanya. Dia juga merasa kalau dirinya akan sedikit grogi saat di atas panggung nanti.

"Boleh Sa. Kalau seandainya kita grogi nanti juga gak akan terlalu keliatan kalau posisi duduk"

Sasa mengangguk lalu mengibaskan rambutnya kesamping "Oke kalo gitu. kita latihan sekali lagi, setelah itu baru pulang"

Setelah mendengar itu, Refan mulai memainkan pianonya lagi lalu Meeka mulai bernyanyi bergantian dengan Sasa hingga lagu selesai dan berakhir dengan tepuk tangan Sandi dan Amel.

Selesai dengan latihan menyanyinya. Meeka kini sudah berdiri di pertinggaan tempat perjanjiannya dengan Arka jika berangkat dan pulang kuliah. Jika berangkat Meeka akan turun disini dan saat pulang Meeka atau Arka akan menunggu di pertinggan tempat Meeka berdiri sekarang.

Mobil Porsche berwarna putih berhenti di depan Meeka. Mobil yang baru dibelikan Arka untuk Meeka. Sudah tau istrinya tidak bisa mengendarai mobil. Tapi Arka tetap saja membelikan Meeka mobil.

"Nunggu lama ya?" tanya Arka saat Meeka sedang sibuk memakai seatbelt.

"Lumayan sih"

"Maaf" ucap Arka merasa bersalah karena membuat istrinya menunggu.

OBSESSEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang