🍀
"Hi Agam" sapa Meeka dengan senyum yang tidak luntur dari wajahnya.
"Hi Meeka. Kabar lo gimana?" tanya Agam.
"Gue lumayan baik. Lo sendiri gimana Gam? Terakhir ketemu tangan lo patah kan?"
"Baik kok. Tangan gue sekarang udah sembuh total"
Tidak mau berbasa basi lebih lama lagi Meeka langsung masuk ke inti pembicaraan saat seorang weiters sudah selesai menyajikan makanan dan minuman di mejanya.
"Lo dulu kenapa jauhin gue? Terus tangang lo patah gara-gara apa?" tanya Meeka langsung ke intinya.
Agam tidak langsung menjawab pertanyaan Meeka. Sebenarnya dia ingin menceritakan semuanya kepada Meeka tetapi ancaman dari Arka dulu selalu berputar di kepalanya saat Agam melihat Meeka.
"Karena Arka ya" tebak Meeka saat melihat Agam hanya terdiam tanpa ingin menjawab pertanyaannya.
Ekspresi kaget Agam tak bisa di sembunyikan lagi. Dalam hatinya bertanya-tanya, bagaimana bisa Meeka tau akan hal itu?.
"Gue udah tau semuanya. Lo cerita aja" ucap Meeka terpaksa berbohong supaya Agam mau menceritakan semuanya.
"Iya bener" ucap Agam setelah lama terdiam karena berpikir akhirnya Agam memutuskan untuk menceritakan semuanya kepada Meeka.
"Semua gara-gara Arka. Dia gebukin gue di gedung kosong cuma gara-gara gue berusaha ngedeketin lo. Dia juga yang bikin tangan gue patah" lanjut Agam.
Meeka tidak mau memotong cerita Agam jadi dia hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja.
"Gue juga ngejauhin lo gara-gara Arka ngancem buat bunuh gue kalo tetep berusaha ngedeketin lo lagi. Apalagi bicara soal kejadian saat itu. Sebenernya waktu itu gue masih cinta banget sama lo. Gue jugak gak bisa buat ngejauhin lo. Tapi ancaman Arka lebih menakutkan dan dia serius akan hal itu. Tatapannya dingin seolah-olah gue mangsa yang empuk baginya" ucap Agam melanjutkan ceritanya.
"lo tau gak alasan kenapa Arka berani ngelakuin hal itu?" tanya Meeka.
"Karena Arka terobsesi buat milikin lo. Gue denger dari pengawalnya yang nganterin gue ke rumah sakit waktu itu. Dia bilang 'Sampe kapan mas Arka gebukin orang terus?'. Itu tandanya sebelum gue pasti ada korban lain yang senasib sama gue. Gue juga ngeduga kalo korban yang di hajar sama dia ada kaitannya sama lo. Itu alasan kenapa gue bilang dia obsess ke lo" jawab Agam.
Ternyata benar kata Foni dan Talia kemarin. Meeka benar-benar terkejut mendengar jawaban Agam. Meeka tidak menduga ternyata Arka sekejam itu. Tiba-tiba dadanya terasa perih karena merasa bersalah kepada semua korban atas tindakan Arka yang disebabkan oleh dirinya.
"Gue nggak tau kalo Arka kayak gitu. Gue bener-bener minta maaf sama lo Gam. Yang terjadi sama lo itu gara gara gue" ucap Meeka.
"Nggak. Gue tau waktu itu lo gak tau soal ini. Jadi gak usah minta maaf"
"Foni bilang lo kuliah jurusan psikologi ya?" tanya Meeka.
"Iya" jawab Agam menganggukan kepalanya sambil mengaduk minuman yang sedari tadi di anggurin.
"Lo tau gak cara ngehadepin orang yang obsesi?" tanya Meeka. lalu, "Btw gue udah nikah sama Arka" lanjut Meeka.
"Hah!? Kok bisa?" Agam kaget saat mendengar itu. Padahal dia masih berharap bisa mendekati Meeka lagi tetapi ternyata sudah terlambat.
"Ceritanya panjang gue nggak bisa ceritaan sekarang" jawab Meeka sehingga mendapatkan anggukan dari Agam.
"Menurut yang gue pelajari. Pertama lo harus bilang ke Arka kalo lo merasa gak nyaman" ucap Agam menjawab pertanyaan awal Meeka.
"Ada cara lain gak?" tanya Meeka lagi. Karena saran yang diucapkan Agam tadi sudah Ia lakukan tapi malah berakhir Arka yang emosi.
"Karena kalian udah nikan. Lo perlakuin Arka seperti orang yang dicintai. Dengan itu lo bisa nyembuhin sedikit demi sedikit penyakit obsesinya. Lalu jalani hubungan yang sehat dan santai. Dia terobsesi buat milikin lo jadi lo harus buat dia ngerasa kalo dia udah ngemilikin lo" jawab Agam memberikan saran lain yang dia tau.
Medengar saran Agam yang kedua ini membuat Meeka yakin dia pasti bisa mengatasi Arka dengan cara ini. Meeka akan mencoba cara ini nanti.
Saat sedang asik-asiknya Meeka dan Agam mengobrol, Meeka tidak sengaja melihat Arka dengan seorang perempuan yang sepertinya dia kenal masuk ke dalam restoran yang sama dengannya lalu duduk di meja yang sedikit jauh darinya. Untung saja Meeka mebawa masker dan kacamata hitam. Buru-buru dia pakai kedua benda tersebut.
Sedangkan Agam yang melihat Meeka bertingkah aneh menoleh kebelakang untuk mengecek apa yang terjadi tapi belum juga menoleh ke belakang kepalanya sudah di peganng oleh Meeka menggunakan kedua tangannya.
"Ada Arka di sini. Kita keluar lewat pintu situ" ucap Meeka pelan sambil menunjuk pintu di belakang Meeka.
Mendengar itu Agam menganggukkan kepalanya. Meeka mengangkat tangannya untuk membayar bills lalu mereka berdiri dan berjalan menuju pintu dengan jalan yang seberusaha mungkin tidak mencurigakan hingga berhasil melewati pintu keluar. Setelahnya mereka berpisah ketika sampai di depan restoran.
***
Sesampainya dirumah Meeka langsung berganti pakaian dan menghapus make-up nya. Saat dia menghapus make up dia teringat kejadian tadi, Arka yang datang ke restoran dengan seorang wanita yang tidak asing baginya tapi Meeka lupa siapa wanita itu.
Dia kok jauh banget ya. Padahal kantornya jauh dari restoran itu –batinya.
"ahh bodo amat lah" gumam Meeka sambil melempar kapas kotor yang dia pakai barusan.
Setelah selesai menghapus make-upnya Meeka keluar kamar untuk mencari Mama mertuanya. Seperti biasa tujuan utamanya adalah ruang keluarga dan benar saja Liana ada disana sedang duduk menonton Tv sambil memangku popcorn.
"Ma" panggil Meeka sambil duduk di samping Liana. Lalu, "Makanan favorite Bian apa ma?" tanyanya.
"Hmmm dari kecil Bian suka banget kalo dibuatin nasi goreng pake resep punya mama" jawab Liana.
"emm Meeka boleh minta resepnya gak ma?" tanya Meeka lagi.
"Boleh kok gimana kalo sekarang kita ke dapur. Mama ajarin kamu sampe bisa. Nanti kalo Bian udah dateng kamu bisa kasih ke dia buat cobain" ucap Liana antusias. Dia sangat menyayangi mantunya yang sudah dia anggap seperti anak sendiri.
Meeka mengangguk lalu mengikuti langkah Liana menuju dapur. Saat sampai di dapur beberapa pelayan sedang berada disana. Mereka tersenyum hangat saat melihat Liana dan Meeka memasuki dapur.
Tanpa basa-basi Liana mulai mengajari mantu kesayangannya itu memasak makanan favorite anak bungsunya. Liana mengajari Meeka dengan pelan dan hati-hati hingga bisa. Setelah sekitar satu jam mereka sibuk didapur, akhirnya nasi goreng yang disukai Arka sudah jadi dan tak lupa Meeka mencatat semua bahan yang di perlukan dan bagaimana cara mebuatnya. Buku catatannya kini penuh dengan resep yang diberikan oleh Mama mertuanya.
Jam 16.00 Arka sudah pulang dari kantor lalu masuk ke kamarnya hendak mandi untuk mebersihkan dirinya. Saat masuk ke dalam kamar hal pertama yang ingin dia jumpai adalah Meeka namun dia tidak melihat keberadaan Meeka disana.
Saat Arka membuka jasnya dan meletakkannya di kasur terdengar suara pintu terbuka. Arka berbalik untuk melihat siapa yang membuka pintu. Ternyata itu adalah Meeka yang datang dengan memegang sebuah nampan yang diatasnya terdapat sepiring nasi goreng dan segelas air.
Meeka menaruh nampan yang di bawanya di meja kamar lalu menutup pintu kamar kemudian Meeka berjalan mendekati Arka lalu memeluk Arka dengan erat. Mulai hari ini Meeka akan mengikuti saran kedua yang diberikan oleh Agam tadi siang. Gue harap, gue memilih keputusan yang tepat –batinya.
Sedangkan Arka yang merasa bingung dengan perubahan sikap Meeka tidak mebalas pelukan Meeka dan malah bertanya "Kenapa?"
.
.
.
See you on Friday guyss✨
Votee and komen juseyoooo🤍

KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSED
Acak"nikah sama gue atau ga keluar dari ruangan ini buat selamanya" "Buat apa kita aja gak saling cinta" "Cinta?" Laki laki itu tertawa mendengar kata itu. "Gue gak butuh cinta. Yang gue butuhin itu cuma lo" **** Meeka Paradibta menjadi Obsesi terbesar...