Hi. Follow Author dulu yukk... supaya nanti kalau ada pengumuman kalian bisa dapet notif. Ayoo Follow❗
~Happy reading~
🍀
Matahari hampir tenggelam. Langit pun mulai dihiasi dengan cahaya berwarna jingga. Angin ciri khas sore hari berhembus membuat helaian rambut Meeka yang tergerai beberapa kali menutupi mata Meeka. Berdiri diluar mobil, Meeka mengucapkan terimakasih kepada keempat temannya.
Miniso adalah toko terakhir yang mereka kunjungi sebelum akhirnya memutuskan untuk pulang karena ajakan dari Meeka. Sebenarnya jika boleh Meeka ingin berlama-lama lagi bermain dengan keempat temannya. Namun larangan dari Arka terus berbunyi didalam kepalanya seperti alarm peringatan saja.
Gak boleh pulang malem! Sore udah harus pulang!
Begitulah kira-kira kata Arka yang terekam jelas di kepala Meeka.
"Makasih ya San"
"Gak mau aku anter ke kost aja?" tanya Sandi merasa tidak enak menurunkan Meeka di pinggir jalan. Sendirian lagi.
"Gak usah San. Bentar lagi Arka juga jemput. Byee guys" Meeka melangkah mundur lalu melambaikan tangannya kepada keempat temannya.
"Kalo ada apa-apa telfon kita aja. Byee" ucap Sasa sebelum membalas lambaian tangan Meeka.
Sandi mulai mengendarai mobilnya kembali. Meninggalkan Meeka yang duduk sendirian di sebuah halte pinggir jalan.
Tak jauh dari halte terdapat sebuah mobil berwarna hitam yang terparkir rapi. Seseorang didalamnya memantau Meeka yang sedang duduk sambil memegang handphonennya.
Wanita yang duduk sendirian dan suasana sekitar yang tidak begitu ramai. Ini adalah waktu yang pas bagi Bara untuk melancarkan tujuannya. Sapu tangan dan obat bius yang dia bawa di laci dashboard mobil sudah disiapkan dengan sempurna untuk melancarkan tujuannya. Hingga sebuah mobil yang berhenti di depan Meeka membuat Bara menunda niatnya untuk sesaat.
"Ohh jadi ini yang namanya Arka" ucap Bara saat melihat Arka membukakan pintu mobil untuk Meeka, "Sayang banget. Padahal kurang sedikit lagi" lanjutnya dengan seringai di wajahnya.
Mobil yang dikendarai Arka mulai jalan meninggalkan halte. Bara mengikuti mobil itu dari belakang sampai berhenti di depan sebuah gedung apartement elite. Dia tak bisa ikut masuk kedalam gedung karena satpam yang berjaga ketat dengan cara memeriksa setiap mobil yang masuk. Untuk sekarang lebih baik pergi, Bara akan mencari cara lain di kesempatan yang bagus.
Di sisi lain, Meeka turun dari mobil dengan lemas dan tangannya masih memegang boneka yang dia dapat dari timezone. Tenaganya sudah hampir habis terkuras saat di mall tadi. Bahkan untuk menutup pintu mobil saja Meeka seperti tak memiliki tenaga. Lalu bagaimana dengan kabar kakinya yang seharian ini sibuk mengelilingi mall.
"Bian, boleh gendong gak? Capek baget" tanya Meeka seperti bayi yang merengek.
Arka membuka tangannya lebar-lebar mendekat ke Meeka, "Boleh banget. Sini"
Meeka memutar tubuh Arka, "Belakang dong. Aku bukan bayi tauk digendong depan gitu"
"Bercanda sayang. Capek banget kayaknya. Ayo" balas Arka. Sudah tau Meeka sedang lelah tapi bisa-bisanya dia masih sempat menggoda istrinya itu.
Arka sedikit berjongkok agar memudahkan istrinya naik keatas punggungnya kemudian berdiri kembali saat Meeka sudah berada diatas punggungnya dengan tangan yang memeluk erat leher Arka dan boneka yang masih bersada di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSED
Random"nikah sama gue atau ga keluar dari ruangan ini buat selamanya" "Buat apa kita aja gak saling cinta" "Cinta?" Laki laki itu tertawa mendengar kata itu. "Gue gak butuh cinta. Yang gue butuhin itu cuma lo" **** Meeka Paradibta menjadi Obsesi terbesar...