Chapter 21 ; Possessive

1.2K 41 0
                                    

❗FOLLOW AUTHOR DULU AYOOO❗

~Haapy Reading~

🍀

Entah mengapa suasana didalam mobil saat perjanan pulang tadi terasa berbeda dari biasanya. Hening dan terasa hampa, tak ada pembicaraan random dari Meeka dan tawa dari Arka. Mungkin semua ini karena aura Arka yang terlihat berbeda. Bahkan Meeka bisa merasakan aura-aura seram dan marah yang dikeluarkan oleh Arka. Wajah datar tanpa senyum milik Arka membuat pikiran Meeka ribut sendiri. Memikirkan ada apa dengan Arka hari ini.

Arka masuk apartemen diikuti oleh Meeka di belakangnya. Baru saja menutup pintu, tiba-tiba Arka mencekam tangan Meeka dengan erat hingga Meeka bisa merasakan nyeri di pergelangan tangannya kemudian ditarik secara paksa menuju kamar.

"Bian ada apa? lepas! Sakit" seru Meeka sambil sedikit berlari karena tangannya yang ditarik dan tidak bisa seimbang dengan langkah kaki Arka.

Sedangkan Arka tidak merespon apapun saat mendengar itu seakan-akan menulikan pendengarannya, dia melanjutkan langkahnya menuju kamar lalu menutup pintu dan menguncinya.

Tiba-tiba saja Arka mendorong Meeka hingga terlentang di atas kasur. Baru saja hendak berdiri, Meeka ditahan oleh Arka yang sudah menindih tubuhnya. Arka memegang leher Meeka dengan kedua tangannya seperti sedang mencekik lalu menekannya diatas kasur sampai Meeka kesulitan untuk bernafas.

"Ehekk. B i an awas" ucap Meeka sambil memegang tangan Arka dengan kedua tangannya.

"Bi a n Sa kit. Awas" kini Meeka menepuk tangan Arka.

Setelah mendengar itu, tiba-tiba tangan Arka yang tadinya mencekik Meeka pindah memegang pipi Meeka dan satunya lagi menekan kasur sebagai tumpuan dirinya. Gila! Bagaimana bisa dia melakukan hal ini kepada istrinya.

Nafas Meeka memburu mengambil oksigen sebanyak-banyaknya. Dia melihat Arka yang masih berada di atasnya dengan mata terpejam seperti meredakan emosinya.

"Bian kamu udah gila ya" ucap Meeka marah.

Mata Arka terbuka. Tatapan Arka yang sedari tadi marah kini berubah menjadi mata yang penuh ketakutan. Bahkan kini tangannya mulai mengusap pipi Meeka dengan pelan.

Jangan-jangan obsesi Bian kambuh –batin Meeka ketika melihat mata Arka yang dipenuhi dengan ketakutan dan rasa bersalah secara bersamaan.

"Maaf Maaf Maaf. Aku gak bermaksud seperti ini. Maaf" ucap Arka masih mengusap pipi Meeka dengan lembut.

Meeka menatap manik mata Arka, mengulurkan kedua tangannya lalu menarik Arka kedalam pelukannya. dia tidak berbicara apapun tapi tangannya tak henti mengusap punggung Arka seperti sedang memberikan rasa nyaman kepada Arka.

Merasa Arka sudah mulai tenang, Meeka melepaskan pelukannya. Dia menatap manik mata Arka lagi untuk memastikan ketakutan dan amarah laki-laki itu sudah tak ada.

Arka bagun dari atas tubuh istrinya lalu duduk di samping istrinya yang juga mengikuti dirinya duduk dengan kaki yang saling bersilang. Arka menundukkan kepalanya karena merasa bersalah sedangkan Meeka menatap Arka dengan lembut.

"Bian" panggil Meeka.

Arka mengangkat kepalanya "hmm?"

"Kamu kenapa? Ada masalah?" tanya Meeka menatap lurus ke arah Arka.

"Emm," Arka menganggukkan kepalanya. "Aku gak suka kamu deket sama cowok lain apalagi ketawa sama cowok lain selain aku. aku gak suka!" lanjutnya.

"Tapi itukan cuma temen aku. aku juga baru kenal" jelas Meeka yang mulai mengerti mengapa sikap obsesi Arka kambuh hingga tadi bersikap seperti itu.

OBSESSEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang