Sebuah kamar luas dengan cat dinding berwarna abu-abu di dalam apartemen mewah. Didalamnya ada seorang perempuan yang sedang tertidur dengan lelap di atas kasur yang bukan miliknya. Meskipun sang surya sudah menampakkan diri, namun perempuan itu masih tidur dengan nyenyak hingga terdengar suara berisik dari luar kamar, barulah dia terbangun. Membuka matanya sedikit demi sedikit meskipun masih terasa engan untuk terbuka.
"Sejak kapan kamar kost gue jadi abu-abu gini" gumamnya belum sadar sepenuhnya.
Meeka melihat sekitar dan mulai tersadar jika sekarang dia bukan berada di kamar kostnya "Bentar ini kamar siapa? Gue ada di kamar siapa?"
Perasaan panik mulai menguasai Meeka. Hal pertama yang di cek nya adalah pakaiannya. Dan beruntung pakaiannya masih lengkap. hanya sepatunya saja yang sudah terlepas.
"Huhh kok gue bisa nyasar sih pas tidur. Seinget gue, tadi malem gue dianter Arka tapi kok bisa ada disini. Ini dimana tolong" ucap Meeka mengingat-ingat bagaimana bisa dia bisa berada di tempat asing.
Dia turun dari kasur asing yang ditempati semalaman. Bejalan ke arah pintu berharap pintu itu dapat dibukanya. Tapi sayangnya saat menarik knop pintu, pintu itu tidak terbuka sama sekali. Pintunya di kunci. Meeka panik saat mengetahui itu.
Jangan bilang kalo gue di culik -batinnya.
Mengesampingkan rasa paniknya. Meeka mencoba untuk menenangkan dirinya. Dia tak mau pransangkanya benar. Meeka mengetuk hingga menggedor pintu itu sambil berteriak buka. Berharap ada orang diluar sana yang berbaik hati membukakan pintu di depannya. Namun nihil, lima menit dia sudah berteriak-teriak tapi tidak ada orang yang datang. Dia coba lagi untuk menarik knop pintu dengan kasar masih berharap pintu itu terbuka.
Meeka putus asa. Tangannya yang tadi menarik knop pintu sekarang hanya diam memegangnya saja. Air matanya sudah jatuh membasahi pipinya. Berpikir bagaimana dia bisa sesial ini dalam hidupnya.
Disaat yang bersamaan pintu mulai terbuka menampilkan seorang laki-laki bertubuh tinggi dengan kulit putih bersih. Bentuk tubuh dan aroma laki-laki di depannya sangat di kenal oleh Meeka. Laki laki tersebut adalah Arka. Meeka sampai mendongakkan kepalanya untuk memastikan jika benar laki-laki yang berdiri di depannya adalah Arka.
Entah kenapa, instingnya mengatakan untuk lari. Kabur sekarang!. Melihat pintu masih terbuka Meeka tanpa berpikir lagi, lari untuk keluar. Bukannya keluar dia malah di tangkap oleh Arka dan di gendong seperti anak kecil lalu di letakkan di kasur. Arka berbalik menuju pintu dan mengunci pintu itu kembali. Seperti menutup harapan Meeka.
"Arka lo ngapain bawak gue kesini? Kenapa ngga bangunin gue aja pas sampe kost?" tanya Meeka masih mencoba untuk berpikir positif.
Bukannya menjawab Arka malah menampilkan smirk yang terlihat menakutkan. Mungkin bagi wanita-wanita yang suka padanya, itu adalah senyuman menawan dan lain sebagainya. Tapi menurut Meeka itu senyuman menakutkan yang pernah dia lihat. Seperti ada maksud tersembunyi di balik senyuman itu.
Arka berjalan kearah Meeka dan menarik kursi di samping kasur lalu duduk berhadapan dengan Meeka. "Mulai sekarang. Panggil gue Bian" ucap Arka.
Insting Meeka benar. Dia berada di kondisi berbahaya sekarang. Memundurkan tubuhnya sedikit agar menjaga jarak dari Arka karena posisi mereka terlalu dekat sekarang. "Lo ngapain bawa ke sini anj-"
"Gue mau pulang sekarang" pinta Meeka.
"Lo bisa keluar dari ruangan ini kalau lo udah terima penawaran dari gue" ucap Arka membuat Meeka penasaran. "Nikah sama gue" lanjutnya dengan nada santai tapi ada sedikit penekanan disana.
Mendengar hal yang tidak masuk akal itu membuat Meeka emosi seketika, "Nggak! Lo gila ya" bentak Meeka. "Jangan gila deh. Lo sama gue itu gak lebih dari temen itupun bukan temen deket " lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSED
Random"nikah sama gue atau ga keluar dari ruangan ini buat selamanya" "Buat apa kita aja gak saling cinta" "Cinta?" Laki laki itu tertawa mendengar kata itu. "Gue gak butuh cinta. Yang gue butuhin itu cuma lo" **** Meeka Paradibta menjadi Obsesi terbesar...