Jalanan dipenuhi oleh bunyi suara klakson.
Riuh jeritan ketakutan menghantui pusat kota Seoul, langit terlihat semakin mendung dari keadaan gate yang mulai mengeluarkan mananya ke dalam dunia manusia.Jinwoo melompat dari satu atap gedung ke gedung lainnya, matanya panik melihat sekitar untuk mencari beberapa orang yang dia khawatirkan. Meskipun pesan dari ibunya terkirim dua jam yang lalu, itu tak menutup kemungkinan bahwa ayah, ibu dan anaknya sedang mengalami kesulitan.
Melompat ke bawah. Jinwoo mendarat dengan mulus sebelum kembali berlari.
'igris, pergi cari jinah. Apapun yang terjadi bawa dia secara paksa pada kami.' jinwoo mengirimkan tautan mental pada igris, sementara waktu dia tak bisa mengunakan pertukaran bayangan, karenanya hanya prajurit dan komandannya yang dapat dia andalkan sekarang.
Bahkan jika batasan dicabut oleh dirinya dengan melahap sistem yang telah diberikan padanya, sistemnya yang berada dari dunia lain berhasil meretas sistem miliknya. Meskipun mereka tidak tercampur. jinwoo tidak cukup bodoh untuk tidak mengetahui bahwa sistem miliknya kalah dalam persaingan dengan sistem parasit berwarna hijau itu. Berbalik dari arah belokan pertama.
Awan semakin menghitam, manusia hanya tinggal menghitung waktu sebelum sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.
Presenter dari negara lain berkata, banyak acara terhalang oleh berita gate besar yang muncul di langit Seoul. Kode merah dan pemberhentian maskapai untuk terbang ke negara asia tersebut terus di lontarkan oleh banyak pemerintah dunia. Kepanikan muncul diberbagai belahan bumi.Mereka mewaspadai semua hal yang dapat terjadi di negara mereka masing-masing.
mata merah memandang dengan geli saat tangannya memainkan sebuah bola. Benda bundar tersebut Meledak di udara, sehingga menyebabkan kepunahan dengan tak ada sejarah yang mencatat keberadaannya.
Langkah-langkah kecil kaki segera terdengar, begitu langkah tersebut memudar semua serpihan dan retakan yang disebabkan oleh ledakan telah menghilang seperti tak pernah terbuat.
"Apakah tuan lee belum kembali?."
Ada gelengan kecil di atas mejanya, memutar layar lain mata merah itu kini memandang pelindung dari takdir yang telah dirusaknya.
"Hmmm~, dia tumbuh dengan baik."
"Ah?, kenapa aku memperhatikannya?..."
Dia menjawab pertanyaan pria kecil di mejanya, memberikan tepukan kecil di kepalanya. Pria itu kembali bersenda gurau dengan senang. "Karena dia adalah anak dari pria dengan kisah paling kesepian di antara buku-buku yang kalian baca. Pria itu juga yang membuat jumlah kalian semua berkurang satu dari yang seharusnya..."
"Jiwanya mungkin sudah tidak akan terselamatkan pada belokan ke-2 jika aku tidak cepat, bahkan jika tubuhnya tak bisa terpakai lagi. Masih ada tubuh buatan yang dapat aku buat." Suara-suara langkah kaki semakin terdengar di berbagai sisi ruangan, dikala lilin yang menemani pria itu akan segera habis.
"Kulihat~... kalian semua penasaran dengan pembicaraan ku?." Anggukan tak bisa mereka tahan, pria itu tertawa dengan pengertian. "Aku akan menceritakannya jika kalian menyelesaikan tugas kalian masing-masing." Banyak gemuruh kecewa, namun mereka masih menurut dan pergi untuk melaksanakan tugas mereka.
Mata merah itu memandang dengan geli pada benda-benda kecil itu.
"Sekarang, mari kita lihat..."
.
.
.
[⬛⬛⬛⬛ Menyapa anda dengan lambaian tangan.]
Dokja tersedak makanannya, Park kyunghee yang melihat hal tersebut segera memberikannya minuman dan menepuk punggungnya dengan panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
a child. a protagonis
FanfictionCerita ini murni karangan, karakter bukan milik saya. Saya hanya membuat suatu metapora dan meleburkannya menjadi sebuah cerita yg saya pikirkan selama ini ================================ Seorang pria berkedip pada benda melayang didepannya seola...