•£| 21

1K 139 51
                                    

Sung ilhwan merasakan kakinya kesemutan saat staminanya habis digunakan untuk melawan bos dungeon, nafasnya tidak beraturan saat kepalanya jatuh ke belakang menabrak pohon dengan suara yang nyaring sebelum tersungkur ke tanah, pikirannya buyar saat pandangannya mengelap, di bawah pohon seorang pria pingsan tidak menghiraukan kedatangan individu baru dari sebuah gate berwarna hijau.

mata seorang pria berpakaian hitam melihat ke arah sung ilhwan yang tersungkur di tanah.

Pria yg mengunakan mantel hitam melihat ke arah pohon tempat sung ilhwan di baringkan, mata arang menelusuri benang yg terikat pada jiwa sung ilhwan sebelum menghilang ke udara tipis.

"Kau masih melihat nya,"

Sebuah suara feminim di belakangnya berkata namun pria di depan portal berwarna hijau itu tidak mengatakan apapun sebelum berbalik untuk berjalan kembali kedalam portal.

".....ya, ya tetaplah menjadi pria yang tidak menarik." Gadis yang di abaikan beberapa saat lalu menyilangkan tangan nya dan berputar kembali mengikuti orang di belakangnya menuju portal.

"benang takdir nya menghilang sebelum membuat takdir itu sendiri."

"....apa-"

"Takdir pria itu....tidak akan ada yg tahu apa takdir yang menunggunya, benang miliknya terpotong sebelum terbentuk menjadi untaian takdir utuh." Pria bermata arang itu berkata saat memasuki portal tidak menanggapi panggilan gelisah dari temannya.

"....lord harus mengetahui ini."

Udara dingin mana menghilang saat portal hijau menutup dengan sempurna, menghilang ke kegelapan malam hari yang bersinar dengan terang lampu, dokja di sisi lain berjalan dengan tertatih-tatih sambil menarik jinwoo ke suatu tempat.

Orang-orang menganggap fenomena suhu yang mendingin itu sebagai kejadian alam biasa, mereka kembali ke rutinitas malam yg mereka miliki menghiraukan beberapa kejadian aneh tadi, yah semua kecuali.

"Dokja-ya ....kamu harus istirahat ayo kita kembali ke Bangsal."

"TIDAK!! APPA... Ini penting harabeoji-"

"Abeoji masih hilang dokja." Jinwoo berkata sambil menghela nafas, mereka terhenti dari kegiatan berjalan mereka di lorong panjang rumah sakit.

"Mari kita kembali sekarang bintangku."

"Tapi-"

"Tidak ada tapi." Jinwoo berkata sambil mengendong anak yg menarik-narik nya beberapa saat lalu, awalnya dokja memberontak namun dengan sedikitnya stamina yg dia miliki dokja menyerah hanya dalam beberapa detik.

"Kami bisa mencari abeoji jika....kita tahu portalnya dimana namun portal yg dimasukinya tidak pernah muncul lagi." Jinwoo berkata saat dia berjalan kembali ke bangsal tempat mereka pertama kali berjalan."...tapi aku tahu dia baik-baik saja." Jinwoo tersenyum saat dia menepuk-nepuk punggung dokja.

"Kamu tidak perlu khawatir tentang itu bintangku."

"Appa...TAPI AKU-"

"Tidak dokja, kamu masih kecil biarkan kami orang dewasa yang melakukan pekerjaan berbahaya." Jinwoo berkata dengan suara keras dan sedikit amarah mencampuri suaranya, dokja yang mendengar itu sedikit gemetar saat matanya berhenti berkedip, jinwoo yang seperti sudah Sadar dengan perkataannya langsung berhenti mengeluarkan aura menakutkan, menghela nafas lelaki itu mengusap untaian lembut rambut anaknya."maafkan aku dokja-ya tapi....appa tidak ingin kamu terluka karena melakukan.... pencarian yang tidak perlu." Jinwoo berkata.

Dokja hanya menangapi ayahnya sambil menundukkan kepalanya, dia tahu ayahnya tidak bermaksud memarahinya, dia juga tahu itu demi keselamatannya tapi itu masih menakutkan untuk dimarahi oleh ayahnya..

a child. a protagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang