•£| 35

485 69 34
                                    

Sung ilhwan menguap dengan lebar,dirinya baru saja bangun dari tidur tenang milik dirinya.

Lelaki tersebut Membuka pintu kamar tidur ke arah luar, berjalan dengan malas sung ilhwan  duduk di atas kursi meja makan.mungkin karena sudah lama dirinya tidak tidur di atas sesuatu yang di sebut tempat tidur yang layak dirinya jadi seperti ini?, meregangkan badannya,sung ilhwan mendengar sesuatu di letakan di depannya membuka mata yang setengah mengantuk dia disuguhi oleh sepiring nasi, kimchi dan sup ayam.

"Makanlah sebelum dingin." Suara istrinya berkata dengan nada lembut, langkah kaki berbalik ke arah dapur."semua orang telah pergi sebelum kamu bangun." Suaranya masih terdengar begitu jelas dalam pendengaran ilhwan meskipun mereka dipisahkan oleh jarak.
Ilhwan tidak akan melupakan suara lembut istrinya tersebut.

"...ah, terimakasih." pria yang hampir berumur setengah abad itu terduduk di meja makan melihat jam untuk memastikan waktu, menghela nafas dirinya bangun saat hampir waktunya makan siang.

Mengabaikan tawa kyung-hye di sisi lain, ilhwan dengan sedikit usaha mengambil sumpit dan memulai memakan makanannya.

"....hmm, aku merasakan ada yang hilang di rumah ini." Ilhwan berkata, mencampurkan nasi dan sup ayam miliknya.mengunyah dengan pelan  suapan pertama sarapan siang, makanan ini terasa begitu nikmat di lidah miliknya, perasaan lama saat dirinya baru saja mendengar kabar Park kyung-hye hamil darah dagingnya,perasaan nostalgia itu menggelitik dengan pelan.hari-hari dimana dirinya membuatkan sup ayam untuk wanita cantik tersebut, dimana perasaan aneh muncul saat dirinya harus menemani kyung-hye dikamar mandi saat jam 3 pagi untuk muntah.

Namun ilhwan juga merasakan rumah yang ditempati oleh mereka terasa begitu sepi dari kurung waktu kedatangannya, kyung-hye disisi lain bersenandung dari pertanyaan ilhwan tangannya dengan lembut menyalakan keran air untuk mencuci tangan miliknya.

Perasaan wanita itu seperti mekar kembali,pucuk kecil mekar memperlihatkan harum mawar di pagi baru disaat hujan baru saja berakhir dan matahari menyambut hari dengan hangatnya awal baru.

Dunia suram berkahir dengan akhir yang cukup bahagia menurut pandangan sang cakrawala.

"Ya,jinah sedang melakukan sesuatu bersama temannya sedangkan oppanya sedang bekerja." Park kyung-hye berkata, mungkin karena baru saja keluar dari dungeon pria yang di nikahinya hampir tiga dekade lalu mengalami hilang ingatan jangka pendek. Karena hampir semua anak-anak sudah tidak bisa lagi di anggap anak kecil,bahkan jika mereka berdua masih melihat jinah dan jinwoo sebagai balita.

"Oh..." Ilhwan menjawab,namun perasaan pria yang masih terdiam itu belum sepenuhnya menghilang.

"Dan dokja memiliki jadwal bermain dengan temannya."

"Ah,aku tahu sekarang kenapa pikiranku terasa mengganjal..."

Park kyung-hye kembali tertawa pelan saat mendengar rengekan suaminya, waktu tiga hari pasti cukup bagi ilhwan untuk dekat dengan anak bermata indah itu.

"..... berbicara tentang hal lain, dimana myeoneuri kita?." Ilhwan tiba-tiba teringat hal yang ingin dia katakan ketika pertama kali tiba di rumah,tidak ada foto baru di dinding rumahnya padahal dirinya sendiri berekspektasi ada poto kecil dua orang memakai pakaian formal,tidak juga ada orang lain di sisi jinwoo anaknya yang emo itu,masih terlihat kesepian bahkan jika seharusnya dia sudah menikah.(myeoneuri adalah panggilan untuk menantu perempuan)

"....aku ingin tahu itu juga, namun jinwoo masih... sedikit menjaga privasi tentang Sonja kita."
(Sonja adalah panggilan untuk cucu laki-laki.)

"..." Ilhwan menghela nafas,istrinya masih sama.dirinya terlalu baik mendidik anak-anak mereka hingga bahkan untuk menanyakan dimana ibu dari anak yang dibawa bocah tersebut adalah suatu privasi baginya, sepertinya pertanyaan itu masih sangat sulit untuknya.

a child. a protagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang