Kim dokja sedang bermain bersama dengan buku-buku miliknya sejak pagi, dia duduk di lantai kantor milik ayahnya dengan tumpukan buku dan sebuah tablet pintar, mentari yang melewati celah jendela menyinari anak tersebut, sehingga membuatnya memandikan sinar hangat sang ibu cahaya di hari yang dingin.
Dia sangat ingin mencari sung ilhwan tapi bagaimanapun dia tidak bisa karena tidak ada yang tahu sung ilhwan masih hidup atau bahkan sudah keluar atau belum dari dalam dungeon, walaupun quest nya mengatakan harus ada satu keadaan lagi untuk mendapatkan hadiah yang dijanjikan padanya untuk membiarkan Ilhwan memilih keputusan nya sendiri, itu akan menjadi pemandangan aneh bagaimana anak berumur 5 tahun bisa melakukan itu.
Di lain sisi para orang dewasa dan remaja sedang sibuk.
Jinho sedang sibuk dengan permintaan yg masuk ke guild mereka, sementara jinwoo sedang duduk di kursi kerja miliknya, mencap dokumen sambil memilah-milah kerjasama yang menguntungkan bagi guild miliknya, dokja memiringkan kepalanya saat satu orang hilang dari pandangannya.
Melihat tablet pintar miliknya, dokja membuka playform menonton video yang memuat semua data dari penjuru dunia tentang keadaan yang terjadi menjadi sebuah video, mencari dengan jari kecilnya pandangan dokja tertuju pada satu judul video dengan orang-orang berseragam sebagai awal dari video tersebut, dokja mengklik video tersebut karena berpikir itu menarik (meskipun itu aneh mengingat dia seharusnya menonton cocomelo).
Matanya sekarang fokus pada video yang diputar di depan matanya.
Jinwoo telah selesai mencap berkas terakhir yang dia lihat menumpuk di mejanya, meluruskan postur tubuhnya dia mendapatkan beberapa tulang terdengar bersuara di belakang punggung miliknya,'setelah ini masih ada rapat dengan beberapa atasan asosiasi.....' helaan nafas terdengar dari pria jangkung itu.
'beru buatkan aku kopi dingin.' jinwoo mengirimkan tautan mental pada salah satu jendral miliknya,saat pikiran itu diberikan dia merasakan sebuah bayangan keluar dari tempat mereka berada menuju keluar.
hendak melanjutkan pekerjaan dengan mengambil kembali pena miliknya,jinwoo merasakan tarikan lembut pada celana hitamnya.
Menoleh ke bawah dia mendapatkan dokja yang menatap langsung ke matanya, manik rusa betina bersinar dengan kegembiraan saat tablet pintar yang merupakan hadiah dari ketua asosiasi ada di tangan lain miliknya( sogokan dari jinchul.)
"Appa apa itu academy Hunter?."
Membuat wajah bertanya, jinwoo mengingat kembali beberapa informasi yang telah dia kumpulkan selama ini, menyelam lebih dalam dia mendapatkan satu memori dimana ketua dan dia berbicara tentang jinwoo yang akan menjadi guru sementara untuk mengajar beberapa Hunter muda namun ditolak oleh nya karena terlalu merepotkan menurut pendapat nya, selain itu mengajar seorang Hunter yang baru berkembang itu seperti mengajari anak tk.
"Itu adalah tempat dimana seorang Hunter yang terbangun sebelum waktunya akan di ajari."
"Sebelum waktunya?."
Jinwoo mengangkat dokja ke atas pangkuannya, tangan lain bergerak mengambil sebuah kertas, jinwoo membuat coretan bangunan academy
. " Ini adalah bangunan yang di gunakan untuk mengajar orang, mirip konsepnya dengan sekolah dan lalu..." Jinwoo menggambar jaehwan dan jinho."Ini adalah contoh seseorang yang harus di didik agar tidak menempuh jalan salah, semakin cepat kebangkitan seseorang semakin cepat dia dapat dipengaruhi oleh tangan-tangan kotor, kamu juga sama seharusnya dirimu di kirim kesana namun kasus mu spesial." Jinwoo menyentuh hidung dokja dengan tangannya sambil tersenyum.
Dokja memberikan wajah masam saat jinwoo menyentuh hidung," tapi jinho Hyung tidak pergi ke academy ?."
"Jinho ada langsung di bawah pengawasan ku, jadi dia tidak perlu untuk masuk academy dan lagi pula jinho tidak tertarik dengan bertarung, dia lebih cocok jadi manager atau anggota tim analisis karena bakatnya ada pada pengumpulan informasi, sebagai wakil ketua guild dialah yang mengumpulkan semua informasi kita dokja-ya." Jinwoo berkata saat dia mencoret wajah jinho dari kertas yang di gambarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
a child. a protagonis
FanfictionCerita ini murni karangan, karakter bukan milik saya. Saya hanya membuat suatu metapora dan meleburkannya menjadi sebuah cerita yg saya pikirkan selama ini ================================ Seorang pria berkedip pada benda melayang didepannya seola...