•£| 29

668 108 27
                                    

"aku ?." Orang dewasa itu berkata sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Itu pertanyaan yang agak meragukan dari dirimu.Tapi....ya, mari kita mulai dari awal." Pria itu tersenyum, senyuman yang tidak akan pernah dilakukan oleh dokja.senyuman yang membuat anak itu menelan air liurnya karena gugup.

"Aku adalah 'kim dokja'."
Sebuah kata dijatuhkan seperti bom ke arah anak itu,matanya melebar lebih besar dari apa yang mungkin pernah dia lakukan sejak tiba disini. Perasaan tersebut membuat bibirnya terasa ikut mengering.

"... melihat dari ekspresi mu kamu pasti terkejut,"
Pria itu,ah tidak.

"Jika kamu kesulitan untuk menyesuaikan diri,
Kamu bisa memanggilku 'Oldest'."

Oldest berdiri dari tempatnya bersandar pada rak buku.dirinya mengulurkan tangan miliknya  untuk membantu dokja berdiri.meskipun di sisi lain anak kecil di depan nya agak ragu-ragu untuk mengambil tangan oldest.

Oldest tetap diam di tempatnya, tangan miliknya masih ter ulur untuk meyakinkan dokja bahwa dia tidak akan melakukan apapun.mengambil tangan versi dewasa dirinya dengan sedikit ragu,dokja dibantu untuk berdiri dan setelah nya dibawa berjalan oleh oldest.

Tangan mereka tidak pernah terlepas saat kedua individu itu menjelajahi rak-rak buku tua berwarna putih, meskipun begitu debu tidak pernah terlihat di sudut rak-rak tersebut.tempat tersebut bersih seperti dibersihkan setiap jam,dokja dapat melihat dengan mata bulatnya bagaimana begitu bersih buku-buku itu.

Tempat dengan warna putih yang bisa dilihat di semua sudut, meskipun buku-bukunya bersampul coklat,hanya satu ciri yang membedakan kedua individu itu dengan ruangan putih tempat mereka berjalan yaitu pakaian serba hitam tampa jubah mereka.

"Kamu mungkin pasti bingung." Itu adalah kata-kata yang datang tampa peringatan.kaki dokja terasa kesemutan, namun tetap melanjutkan perjalanan nya di atas lantai putih bagaikan cermin khayalan.

"...ya." jawaban ragu-ragu dari dokja menjadi kata-kata yang mengakhiri keheningan beberapa saat mereka.

"Aku akan menjawab pertanyaan mu jika itu memungkinkan." Oldest berkata tampa menoleh ke arah dokja.mereka semakin dekat dengan jalan keluar dari rak-rak tersebut.

"....siapa, siapa kamu sebenernya?." Dokja berkata,anak dengan umur yang tidak menentu itu berkata dengan pelan,suara miliknya terdengar seperti hembusan angin di awal musim dingin.

"...ya, singkatnya aku adalah dirimu.
Namun pada saat yang sama dirimu bukanlah diriku." Kata-kata itu berkata, koridor semakin menyempit menuju ujung saat dokja bisa melihat plat nomer rak buku tempat mereka keluar.

Angka '5' berwarna hitam terukir dengan cantik di atas besi padat yang mereka lewati.

"Kamu adalah sisa-sisa dari jiwa yang masih belum ternodai." Oldest terus berbicara saat dokja tidak menangapi dirinya.mereka dengan cepat keluar dari koridor,bertemu dengan jantung tempat tersebut.buku-buku disusun melingkar ke atas menyerupai sebuah tower dengan meja melingkar dibawanya.

Secara bentuk dokja menyatakan ini adalah perpustakaan besar yang tidak pernah dia lihat dalam hidupnya mungkin bahkan lebih besar dari perpustakaan fourth wall.Oldest mengajaknya untuk duduk di salah satu meja karena mereka akan bicara.

"... maksudmu dengan jiwa yang belum ternodai?." Dokja mengajukan pertanyaan sekali lagi, pertanyaan tersebut di sambut oleh senyuman oldest.tanganya mengambil buku yang menumpuk di depan mereka,seakan benda tersebut akan membantu kim dokja mencari tahu.

"Apakah kamu ingin cerita panjang atau cerita pendek?."

"Ah, tapi karena kita adalah orang yang sama aku akan menceritakan sebuah kisah, dan kamu harus menangkap artinya sendiri." Versi dewasa dokja membuka buku yang di ambil olehnya.tangan miliknya dengan halus meminta dokja untuk sedikit mendekatkan kursi yang didudukinya ke arah oldest.

a child. a protagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang