Waktu berlalu, guwon yang diselamatkan oleh ayahnya sekarang mulai menjelaskan semua hal yang terjadi selama ketidakmampuan orang tuanya melindungi dia.
"Pada hari kerajaan runtuh." Guwon melihat ayahnya yang sedang membalut luka di bagian tangannya,selama lukanya terbalut sisi malaikatnya pasti akan membantu untuk menyembuhkan luka tersebut tanpa meminta sisi lain untuk menjauh.
"saat ayah meminta kami untuk menunggu, ibu menitipkan aku pada paman."
Suara yang terdengar seperti tetesan air bergema di lorong-lorong sekolah meskipun kenyataannya itu bukanlah air."Ibu mengatakan untuk menjadi anak baik, dan menepuk kepalaku beberapa kali."
"Langkahnya terdengar dengan baik dan jelas dikala diriku menangis menatapi kepergiannya."
Michul selesai membalut luka anaknya, dia kemudian duduk dengan posisi yang nyaman bagi luka guwon, menjadi batal siaga darurat bagi satu-satunya hartanya."Paman membawa diriku yang menangis, kejadiannya terjadi begitu saja."
"Kami terkepung, banyak orang Dengan jubah hitam mengepung paman Dengan alasan yang sama kami tertangkap.Tak banyak yang bisa aku lakukan saat itu, mengakibatkan.... perpisahan kami."
"Semuanya terlihat seperti kegelapan abadi yang akan menelan hidupku, tanganku diseret."
"Tubuhku ditempatkan pada sebuah ruangan yang tak aku ketahui... rasanya gelap, dingin dan terlalu banyak manusia...aku tidak begitu mengigat bagian tersebut." Guwon memegang kepalanya, rasa sakit menjalar keseluruhan bagian tubuhnya. Michul mencoba yang terbaik untuk mendukung anaknya, dia menyarankan guwon untuk menghentikan ceritanya.
Karena yang terpenting bagi michul, dia hidup dengan baik tanpa cacat sedikitpun.
"Tidak-" guwon melanjutkan, menyakinkan ayahnya bahwa dirinya baik-baik saja,tangan kecilnya menyentuh tangan ayahnya mencoba mengatakan bahwa tubuhnya bisa mengigat. " Pada akhir eksperimen, a-aku akhirnya melihat ibu..."
"Kamu...apa-." go michul, tidak bisa menyelesaikan kata-kata yang telah di rangkai oleh pikirannya. Hati dan jantungnya merasakan detak menyakitkan ketika mendengar kisah tragis yang terjadi pada anak dan cintanya." Hei- h.. ⬛⬛⬛⬛ kamu mendengar ayah? N-nak?." Michul dikejutkan oleh anaknya yang tiba-tiba memegangi kepala kecilnya dengan erat. Keringat bercucuran dari pelipisnya dengan halus. "A-aku." Suara gagap berusaha berkata.
"Aku tidak ingat.... rasanya ada sesuatu yang menghalangi memori ku berkerja." Guwon Berkata dengan susah payah, rasa nyeri di dalam kepalanya masih menjalar ke dalam sel-sel otaknya. Menggeleng kepala Michul menyakinkan anaknya bahwa itu bukan salahnya.
"Itu bukan lah kesalahan mu, nak."
'yang mengerikan bukanlah bagaimana ceritanya bercerita, tapi... bagaimana anak ini begitu tenang dalam penyampaian ceritanya...' go michul mengigit bibirnya, perasaan aneh menyerang dirinya. Apakah itu keinginan? Kesenangan? Bangga?. 'bagaimana pun, pada akhirnya dia adalah anak dari seorang iblis.'
"Aku tahu itu."
Guwon mendapatkan tepukan di kepalanya, ayahnya tersenyum dengan cara yang terlihat seperti teka teki melelahkan bagi anak tersebut. Tidak apa, setidaknya dia mengetahui keluarganya baik-baik saja.... Bahkan jika dia bisa merasakan ada jiwa lain yang datang di dalam.
"Tapi.... bagaimana ayah tahu aku berada disini?..." Guwon akhirnya menyadari kejanggalannya.
"Ah, itu....ayah merasakan mana ibumu.."
"Maksud ayah skill Exorcists Blade?." Guwon bertanya kepada ayahnya. Mereka masih ada di bawah tangga mengabaikan kondisi lingkungan sekitar yang sangat buruk. "Tapi...itu tidak menjamin ayah mengetahui tempatnya dengan sama persis..."
KAMU SEDANG MEMBACA
a child. a protagonis
FanficCerita ini murni karangan, karakter bukan milik saya. Saya hanya membuat suatu metapora dan meleburkannya menjadi sebuah cerita yg saya pikirkan selama ini ================================ Seorang pria berkedip pada benda melayang didepannya seola...