Situasi tegang, aura yang mengintimidasi berusaha untuk membunuh semua orang dengan teror akan ketakutan.
"OPPA DIA TIDAK BERNIAT JAHAT!." jinah berteriak dan berlari ke depan berusaha menjadi tameng bagi pria yang menyelamatkan kelasnya dari kakaknya sendiri.Jinah mengigit bibir bawahnya, merasa frustasi dari pertengkaran tidak jelas yang sedang terjadi,hingga dia menyadari satu hal. Apa yang oppanya butuhkan dari orang ini?.
"Tunggu..... jangan bilang dipunggungnya adalah..."
"Hah-...." Suara meremehkan Berkata, senyuman mengejek keluar seolah sudah lama tidak dikeluarkan, jinah di dorong kembali ke belakang. "Siapa yang kau panggil anakmu, aku tak pernah melakukan hal hina dengan menculik anak seseorang." Pertarungan sengit telah terjadi, dimana kedua belah pihak tak ingin kalah dalam pertarungan yang menentukan seorang pemenang, anjing pemburu telah di lepaskan oleh majikan mereka.
Rasa haus dan dominasi terasa-
Buk-
suara dua badan yang terjatuh mengagetkan semua orang, sung jinwoo terjatuh secara paksa dari atas badan 'kucing' menyebalkan milik anaknya. Wanita dibelakangnya juga mengalami nasip yang sama dengan dirinya.
"Aww-! inilah kenapa aku membenci dirimu." Suara kim dohwaa Berkata, kepalanya terasa sangat sakit karena terjatuh ke lantai yang keras, bahkan bukan hanya itu sekarang rambut dan pakaiannya terasa basah oleh darah. Di sisi lain mata koin Kucing yang menjatuhkan mereka mengendus pria yang memiliki aroma tuannya, sedemikian rupa sehingga membuat perasaan seperti akan melahap pria itu.
"Kembali ke sini, dia bukan tuanmu!." Sung jinwoo berteriak dibelakangnya, tak merasa terganggu oleh rasa amis darah yang menyentuh tubuhnya. Bangkit dari posisinya sung jinwoo mencoba untuk meraih kucing tersebut. Sementara go michul merasa tidak keberatan dari perilaku mahluk di depannya, entah kenapa dia dapat merasakan mana milik anaknya di dalam kucing tersebut.
"Rawr ...gueh." lion menarik sesuatu di belakang go michul. "Guhmmm....roar." tarikan itu lebih kuat dari sebelumnya.
Rasa hening yang dirasakan semua orang menjadikan gema suara lion terdengar sejelas suara percikan darah di lantai. "Guwon?..." Go michul akhir berkata.
Sung jinwoo hendak mengatakan sesuatu dengan aura yang tidak menyenangkan, namun dihentikan oleh kim dohwaa dengan menutup mulutnya. 'aku akan berada di sisi manusia itu, lebih baik dari pada protagonis bodoh di depanku sekarang.'
Lion menunjuk punggungnya, seakan memberikan isyarat agar guwon diletakan di atas tubuh kucing tersebut. "...." Go michul terdiam, haruskah dia melakukan hal tersebut?, tapi bagaimanapun michul menggelengkan kepalanya, berjalan melewati kucing serta jinwoo dan juga kim dohwaa. "Aku lebih dari mampu melindungi anakku sendiri." Dia terus berjalan tampa mempedulikan orang lain.
Jinwoo akhirnya berhasil lepas dari cengkraman tangan dohwaa di mulutnya, dia berteriak dengan suara yang lebih dari cukup untuk membuat seseorang tuli. "SIAPA KAU, KEMBALIKAN DOKJA!."
"...siapa dokja?." Suara michul mengalir seperti racun ular, mematikan dengan cara yang lambat.
"Sial-." Jinwoo disela lagi sebelum membuat keributan yang tidak diperlukan, kim dohwaa menutup mulut pria tersebut. "Aku sudah merasa frustasi dari tempat lembab penuh darah ini..... Sebelum semua termakan oleh monster kita harus pergi ,sekarang." Ada penekanan dari suaranya, tak sekuat milik jinwoo atau michul.
Namun cukup untuk membuat mereka diam.
Dalam peristiwa tersebut."Lion!..." Dohwaa menunjuk punggung michul sambil berteriak nama lion. Seakan terkoneksi lion segera berlari dan menarik secara paksa guwon dari punggung michul, sebelum pria itu dapat melakukan apapun. Lion mengaktifkan ability nya, Tearing dimensions.
KAMU SEDANG MEMBACA
a child. a protagonis
FanfictionCerita ini murni karangan, karakter bukan milik saya. Saya hanya membuat suatu metapora dan meleburkannya menjadi sebuah cerita yg saya pikirkan selama ini ================================ Seorang pria berkedip pada benda melayang didepannya seola...