SHADOW (PART 2) 🔞

162 8 47
                                    

Ruang sidang tidak terlalu penuh. Selain kasus pembunuhan atau pemerkosaan, masyarakat sepertinya memang tidak terlalu tertarik mengikuti jalannya proses pengadilan yang terkesan memang sengaja ditutupi dari endusan media. Ini sebuah keuntungan lain bagi Youngjo. Dia tidak berharap kasus yang ditanganinya sekarang akan menyedot perhatian publik seperti waktu dia membela seorang veteran yang dituduh melakukan pembunuhan dan kekerasan seksual pada dua gadis di bawah umur awal tahun lalu. Saat itu Youngjo terpaksa dikawal oleh polisi setempat ketika berangkat menuju pengadilan. Dia dan Hyojin pun harus selalu membawa senjata untuk melindungi diri dari para pendemo di pelataran pengadilan atau ancaman pembunuhan yang entah berasal darimana.

"Mereka menyiapkan ruangan khusus? " tanya Youngjo saat dia dan Hyojin diarahkan ke bagian belakang gedung yang langsung tertuju pada sebuah kamar tanpa jendela yang diawasi ketat oleh petugas.

"Aku tidak heran, " kata Hyojin. "Aku lebih heran kalau anak ini diperlakukan layaknya tersangka. "

"Mari berasumsi kalau dia adalah seorang saksi."

Hyojin berusaha mengimbangi langkah Youngjo yang terkesan buru-buru sekaligus cemas.

"Aku tidak yakin, barang bukti menunjukkan kalau dia sudah sangat profesional dalam hal ini. Passport, identitas palsu. Dia mempunyai catatan perjalanan keluar negeri sebanyak empat belas kali dalam setahun dengan identitas berbeda. "

"Mungkin dia terlibat sejenis sindikat? Agen mereka memiliki banyak skill yang bisa diasah."
Youngjo bergedik samar.  Biasanya dia selalu mendapat firasat yang tepat untuk setiap kasus, tapi kali ini Youngjo lebih banyak merasa ragu. Untuk barang bukti dokumentasi saja rasanya sudah sangat  memberatkan. Dia bahkan tidak yakin kalau anak itu mau bicara banyak soal komplotannya. Persis seperti yang sudah direncanakan oleh mereka.

Dan Jinsik memang memilih lebih banyak diam. Di ruangan dengan penerangan minim tapi aman karena tidak ada kaca maupun kamera pengawas itu, dia berhadapan dengan Lee Jinsik. Dia dibawa masuk dalam keheningan yang aneh. Sikapnya dingin, dan bisa dipastikan Jinsik tidak akan membantu banyak dalam hal ini. Youngjo harus berusaha memutar otak lebih keras.

"Apa kabar? " tanya Youngjo sambil mengulurkan tangan.

Jinsik menjabatnya. Sikap anak itu masih sopan. Mungkin didikan sejak kecil atau dia sedang memberi kesan bahwa mustahil ia terlibat dalam kejahatan dengan tipe seperti ini.

"Aku tidak akan berbasa-basi. Kita bisa mulai dari sini, " kata Youngjo sambil mengeluarkan beberapa foto barang bukti yang didapatnya dari seorang informan di kepolisian. Kalau tidak begitu, Youngjo akan mengalami kebuntuan untuk sekedar tahu apa motif Jinsik melakukan berbagai pencurian kelas atas.

"Apa yang terjadi, Tuan Lee?" tanya Youngjo. "Beberapa passport dan identitas palsu, dua pencurian barang bersejarah yang sekarang dikaitkan dengan hilangnya naskah kuno dari Princeton, lalu tindakan penembakan di universitas itu. Apa kau sedang terlibat sebuah tindakan spionase?" 

"Apa Dad yang menunjukmu sendiri sebagai pengacaraku?" Jinsik malah balik bertanya. Sorot matanya dingin dan datar tapi Youngjo anak itu sedang memberi penilaian."

"Kurang lebih." 

"Aku tidak tahu kalau Dad juga menyepelekan banyak hal." 

"Aku tidak tahu apa maksudmu tapi aku sudah menandatangani kesepakatan untuk menerima kasus ini and you better be cooperative, Dude." 

"Aku boleh menggunakan hak mirandaku? "

"Tentu - kau bebas memakainya saat sidang nanti, tapi di sini kau harus membicarakan banyak hal dan aku tidak berharap ada kebohongan." 

Jinsik menghela nafas. Dia menyandarkan tubuh ke kursi. Youngjo lega karena anak itu masih ditahan di penjara regional dan belum dijadikan tersangka. 

"Aku tidak peduli apa yang sedang kau lindungi sekarang, - teman-temanmu?" tanya Youngjo lagi. Dia lalu menjejerkan bukti foto dan beberapa laporan berkas kasus. "Biar kujelaskan di sini, Tuan Lee. Kau dan aku harus saling percaya. Aku menolongmu, aku akan menolong komplotanmu juga. Aku hanya ingin memastikan kalau kau tidak terlibat tindakan spionase atau terlibat dalam sindikat berbahaya yang nantinya akan menyeret beberapa pihak tertentu. Kita cukup beruntung karena FBI belum mau terlibat langsung dalam kasus ini dan menyerahkan wewenang penyidikan sepenuhnya pada kepolisian Florida. Aku sungguh tidak berharap kau menutupi peluang untuk kita bisa menang hanya karena kau pikir diam adalah tindakan solidaritas terbaik yang bisa kau lakukan." 

SOLEMNRAIN 🔞 || KIM MINJAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang