Chapter [31] Sebuah Hubungan
HAPPY READING!!!
🌙🌙🌙Suasana kelas yang begitu menegangkan membuat semua para murid yang berada di dalam merasakan kecemasan, jam pun sudah menunjukan pukul 10:30 yang artinya mereka semua telah melewatkan waktu istirahat yang berharga hanya karena sebuah soal yang masih setia bersama mereka sejak tadi pagi.
Maira, gadis yang terbilang cukup pintar di kelas pun juga merasakan kewalahan ketika mengerjakan deretan soal Matematika yang terdiri dari 50 soal esay. Yang berarti semua jawaban harus dikerjakan dengan jalannya.
"Ra, gue udah nyerah," tutur Aidan yang ingin menangis melihat lembar jawaban yang masih kosong. Belum ada satu pun soal yang mampu Aidan kerjakan.
"Kalau kamu nyerah entar ujian di ruang guru sendiri, emang kamu mau?" jawab Maira yang masih fokus pada soal yang sedang dikerjakan.
Aidan menghela napas merasa frustasi dengan semua ini. Kenapa hidupnya begitu sulit setiap kali bertemu dengan Matematika. Padahal, ia sudah mengambil jurusan IPS pun ternyata masih saja bertemu dengan Matematika.
Aidan melirik ke arah samping Maira di mana Rena yang juga merasa pusing sama seperti dirinya, bedanya Rena mampu menjawab hanya 30 soal, sisanya ia berharap pada Maira.
"Ren, liat dong jawaban lo," pinta Aidan berbisik agar tidak kedengaran oleh pak Suripto.
Rena menyerahkan jawabannya kepada Aidan dan segera merebahkan kepala di atas meja.
Pak Suripto selaku guru yang mengajar di kelas Maira mengedarkan pandangan keseluruh kelas untuk melihat bagaimana keadaan muridnya saat ini. Guru itu melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan.
"Semuanya sudah selesai?" tanya pak Suripto memecahkan keheningan.
"BELUM PAK!" jawab serentak para murid.
"Maira, kamu juga belum siap?" Pak Suripto beralih bertanya kepada Maira. Tidak seperti biasanya Maira kali ini lambat menyelesaikan soal darinya.
"Sedikit lagi Pak, saya sudah sampai di nomor 48."
"WAAAH." Semua murid yang ada di kelas merasa kagum dengan penuturan Maira. Bagaimana bisa gadis itu sudah mengerjakan 48 soal sementara mereka rata-rata baru mengerjakan setengah dari soalnya.
Terlihat senyum bangga pak Suripto untuk Maira, guru itu segera menghampiri meja Maira untuk melihat semua jawaban yang sudah selesai dikerjakan, hanya tinggal beberapa soal lagi.
Raut wajah yang terlihat memuaskan membuat Maira sedikit merasa lega, itu artinya jawaban yang gadis itu buat semuanya kemungkinan benar.
"Bagus Maira, lanjutkan setelah itu kamu boleh pulang."
"Kok pulang Pak?" tanya salah satu murid yang berada paling depan.
"Karena saya ada keperluan bersama kepala sekolah, untuk itu kelas kalian dipulangkan tapi dengan syarat telah menyelesaikan soal yang saya berikan," jelas pak Suripto.
Semuanya kembali terdiam, bagaimana bisa mereka mengejar soal itu sendiri tanpa bantuan. Meraka serentak melirik ke arah Maira, berharap gadis itu akan memfotokan jawabannya dan mengirimnya ke grub kelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
MAIRA
Ficção AdolescenteMaira Alkaura, gadis remaja yang begitu optimis mengejar cinta dari seorang Julian Mahendra. Namun, Maira keakan tuli dengan perasaan Marvino Gentara untuk dirinya, yang merupakan teman lelakai Maira yang begitu dekat dengannya. Akankah Maira berha...