DI ATAS MAKAM YANG BASAH (2)

1.9K 93 2
                                    

"Bapak, Ibu sekalian, perkenalkan saya Gus Agam Syarif Husein, disini saya ingin memberitahu semua bahwa saya adalah calon suami Jasmine Zara, jadi saya mohon pada Ibu Bapak sekalian agar tidak berpikir yang tidak-tidak lagi tentang calon istri saya" ucap Gus Agam tegas.

Yang mendengarkan ucapan Gus Agam seketika terdiam heran.

"Terima kasih, wassalamualaikum" Gus Agam menutup lalu kembali jongkok beberapa jarak dari Jasmine.

"Waalaikumussalam" jawab para Ibu Bapak dengan suara hampir tidak terdengar.

"Maksud kamu apa ngomong gitu, maaf ya yang kamu lakukan tadi bukan menyelesaikan masalahku, malah nambah masalah tahu enggak sih" Jasmine berbisik protes pada Gus Agam.

"Apa salahnya, saya sudah berjanji kemarin dan saya sudah bilang kan akan menepati janji saya" ucap Gus Agam tidak menoleh ke arah jasmine.

"Tapi saya tidak pernah minta kamu berjanji, apalagi sok-sok mau menepati janji, tidak perlu" Jasmine menjawab dengan nada sedikit meninggi namun masih ditekan.

"Saya akan menikahi anda Jasmine Zara" ucap Gus Agam tegas.

"Tidak akan, saya tahu kamu orang baik-baik tidak pantas dengan saya" Jasmine masih mengelak.

"Maka akan saya buat anda menjadi pantas untuk saya" Gus Agam menjawab tidak mau kalah.

"Saya pelacur, Gus" ucap Jasmine menjelaskan posisinya yang seorang pelacur sedangkan Agam adalah seorang Gus.

"Akan saya buat kamu tidak melakukan pekerjaan itu lagi" ucap Gus Agam tidak kehabisan jawaban.

"Saya awam ilmu Agama" Jasmine masih mengelak.

"Akan saya pesantrenkan anda, agar anda paham ilmu Agama" lagi-lagi Gus Agam masih menjawab mantap elakan Jasmine.

Jasmine kembali ingin mengucapkan kalimat yang seketika dipotong oleh Gus Agam.

"Di atas makam Ibumu ini, saya ucapkan, saya akan menikahimu Jasmine Zara" ucap Gus Agam tegas dengan pandangan menyakinkan pada Jasmine.

Mendengar ucapan Gus Agam, Jasmine seketika diam seribu bahasa, tanpa dia sadari sudut matanya meneteskan bulir-bulir air mata.

Angin berhembus pelan, membelai juntaian hijab hitam yang dikenakan Jasmine, menyisahkan kesunyian diantara makhluk Allah SWT yang telah kembali ke asalnya.

"Mari pulang, akan saya antar" Gus Agam memecahkan keheningan.

"Iya, terima kasih" jawab Jasmine sambil bangkitt dari jongkoknya.

Sepanjang perjalanan di dalam mobil Jasmine terdiam seribu bahasa, sesekali matanya melirik kaca yang memantulkan sosok Gus Agam. Pemuda yang tengah menyetir itu terlihat tampan dengan peci putihnya, wajahnya terlihat teduh dengan mata sendu yang memberikan ketenangan, bibirnya terlihat berbisik melantunkan zikir, baju kokoh yang dia gunakan membuatnya terlihat gagah.

"Ada apa?" tanya Gus Agam yang menyadari pandangan Jasmine di kursi belakang.

"Tidak apa-apa" jawab Jasmine sambil menggeleng malu.

Wajah lelah Jasmine bersemu merah, untuk pertama kalinya Jasmine merasa malu dengan seorang laki-laki.

Jasmine menundukkan kepala membuang muka, Gus Agam melirik singkat dari kaca spion mobilnya memastikan wanita yang tengah dia antar itu baik-baik saja.

Suasana kembali hening, Jasmine tenggelam dalam kedukaannya, menundukkan kepala sambil berusaha menampung air mata. Di kursi depan Gus Agam fokus menyetir mobilnya melewati kendaraan-kendaraan di jalan raya.

AR-RAHMAN BUKAN UNTUK JASMINE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang