ZAYNA DAN RAHIMNYA (1)

1.5K 51 7
                                    

Genap sudah tiga bulan pernikahan Zayna dan Gus Agam meski kerap sekali terjadi cemburu antara Jasmine dan Zayna namun Gus Agam pelan-pelan juga sudah pempelajari dua istrinya itu, Jasmine istri pertamanya meski memiliki umur dua tahun lebih tua daripada Zayna namun dia memiliki sikap yang lebih kekanak-kanakan dan paling gampang cemburu, Zayna istri kedua Gus Agam meski baru tiga bulan berstatus sebagai istri Gus Agam namun sifatnya jauh lebih dewasa daripada Jasmine, Zayna kerap mengalah pada Jasmine baik itu tentang perhatian Gus Agam ataupun hal lainnya.

Untuk menghindari kesenjangan antara Jasmine dan Zayna, Gus Agam selalu memanfaatkan malam-malamnya saat berdua saja dengan salah satu istrinya, jika dia sedang bersama Jasmine maka dia akan memperlakukan Jasmine seolah-olah cintanya paling besarlah ke Jasmine, dan sebaliknya jika dia sedang berduaan dengan Zayna maka dia juga akan berlaku seolah-olah cintanya pada Zayna tidak kalah jauh dengan cintanya pada Jasmine.

Bulan ketiga menjadi madu Gus Agam akhirnya membuahkan hasil bagi Zayna, pagi itu seperginya Gus Agam ke Pondok Pesantren, Zayna memberanikan diri untuk ke apotik membeli alat tes kehamilan, untuk mencegah adanya kesalahan Zayna membeli tiga alat tes kehamilan dengan merk yang berbeda-beda. Pulang dari sana segera Zayna masuk ke dalam kamar dan menggukan alat tes kehamilan itu didalam kamar mandi, alat tes pertama memberikan dua garis biru yang tentunya berhasil melukis senyum pada bibir indah Zayna, namun untuk lebih menyakinkan diri lagi segera dia coba lagi menggunakan alat tes kehamilan yang kedua dan sama hasilnya tetaplah dua garis biru Zayna kembali tersenyum melihat hal tersebut, untuk benar-benar menyakinkan diri Zayna kembali mengambil alat tes kehamilan yang ketiga dan benar saja hasilnya masih sama dua garis biru. Zayna keluar dari kamar mandi rekfel tubuhnya ambruk dan bersujud mengucapkan hamdalah, "Alhamdulillah ya Allah" ucap Zayna sambil mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan. "Zayna, Zayna" terdengar suara Jasmine memanggil-manggil Zayna dari ruang tamu, "Iyaaaa Mbak, bentar" Zayna segera menyahuti panggilan Jasmine dan bergegas bangkit lalu berjalan menuju sumber suara Jasmine.

"Zayna tadi dari luar beli apaan?" tanya Jasmine saat tiba di dekatnya, "Oh iya Mbak, Zayna beli beberapa ciki sama coklat buat kita makan sambil nonton, bentar Zayna ambilin ya" ucap Zayna sambil bergerak ke belakang untuk memberikan sekantong penuh berisi bermacam-macam jajanan ciki dan coklat. Jasmine yang sifatnya mudah bergaul dengan cepat mengait hati Zayna, mereka berdua kini lebih seperti sahabat jika berdua, menonton bersama, mengaji bersama, belanja bersama dan apapun itu dilakukan bersama. Mereka hanya menjadi rival jika Gus Agam sudah dirumah, kerap kali mereka berlomba-lomba untuk mendapat salam pertama dari Gus Agam, atau sekadar memperebutkan untuk mengambil tas bawaan Gus Agam,berebut menyiapkan kopi, dan masih banyak lagi lainnya.

"Taa daa" Zayna dengan riang menunjukkan dua kantong besar yang berisi penuh dengan makanan yang tentunya tidak bisa konsumsi jika ada Gus Agam di rumah terutama Jasmine karena biar bagaimanapun dia masih dalam masa pengobatan, meski dapat dia akui sejak kehadiran Zayna dalam rumah itu penyakitnya terasa semakin mendekati sembuh. "Mbak yang ini, Zayna yang ini" ucap Zayna sambil memberikan salah satu kantong plastik yang berisi penuh dengan ciki, sedangkan dia mengambil satu kantong plastik yang ukurannya lebih kecil berisi penuh dengan berbagai macam coklat. Mereka memiliki selera makan yang berbeda, Zayna lebih suka jajanan manis seperti coklat sedang Jasmine lebih suka jajanan asin seperti ciki, untuk makanan Zayna adalah pencinta makanan rumahan sedangkan Jasmine lebih suka dengan makanan cepat saji.

Mereka kini sedang tengkurap di ranjang kamar atas, kamar yang sudah mereka jadikan tempat bersantai saat Gus Agam pergi mengajar, mereka berdua akan menghabiskan waktu mereka dikamar itu, berbaring sambil menonton series drama, berbelanja online, atau berbagi cerita disana. Jasmine terlihat fokus menatap series romantis yang sedang ditayangkan dilayar laptop, sedangkan Zayna yang tengkurep di samping Jasmine lebih fokus melihat Jasmine karena selalu mengingat pesan Gus Agam untuk tetap memperhatikan Jasmine, karena bagaimanapun penyakitnya belum sembuh dan masih dalam masa pengobatan.

"Zayna kenapa Mbak perhatiin dari tadi senyum-senyum sendiri aja?" tanya Jasmine mendadak tanpa mengalihkan tatapan dari layar laptop, ternyata meski matanya terlihat fokus pada series romantis yang dia tonton ternyata Jasmine tetap menyadari apa yang dilakukan oleh Zayna dan bagaimana ekspresi Zayna. "Eh enggak apa-apa Mbak, Zayna lagi senang aja" jawab Zayna semakin tersipu. Jasmine yang sedikit aneh dengan jawaban Zayna tersebut segera menghentikan menonton series dan merubah posisi tidurnya menghadap ke Zayna, "Senang kenapa?" tanya Jasmine dengan alis saling bertaut. "Ada deh nanti Zayna kasih tahu pas sekalian ada Mas Agam aja" ucap Zayna berlagak merahasiakan sesuatu. Melihat jawaban Zayna sambil menujukkan wajah menyebalkan membuat Jasmine langsung menggelitiknya.

"Nih main rahasia-rahasiaan sama Mbak ya" ucap Jasmine sambil menggelitik Zayna seakan-akan sedang bermain-main dengan saudara perempuannya. "Ampun Mbak ampun" ucap Zayna sambil tertawa tidak tahan dengan geli karena diklitik oleh Jasmine, meski begitu Zayna tidak pernah sekalipun membalas klitikan Jasmine. "Hahaha" akhirnya mereka lelah sendiri sambil tertawa menghentikan aksinya.

"Tapi Zayna beneran enggak mau ngasih tahu Mbak duluan ya sebelum Mas Agam datang" tanya Jasmine sekali lagi untuk memastikan apakah Zayna benar-benar ingin menunggu Gus Agam dahulu. "Beneran Mbak nanti bakalan Zayna kasih tahu pas Mas Agam sudah datang, Mbak sabar aja tinggal berapa jam juga Mas Agam sudah pulang" ucap Zayna tetap menolak untuk memberi tahu Jasmine terlebih dahulu, namun insting Jasmine sangat kuat meskipun Zayna bersih keras tidak mau memberi tahu Jasmine terlebih dahulu tentang apa yang akan dia beri tahukan, Jasmine sudah menerka-nerka tentang Zayna dan rahimnya. Hal sehebat yang akan dirahasiakan Zayna, yang sedari tadi membuatnya tersenyum terus-terusan, tentu hal tersebut adalah kabar baik dan sesuatu yang telah dinanti-nanti, sedangkan saat itu yang tengah dinanti-nanti keluarga Gus Agam adalah keturunan dari Gus Agam.

Jasmine segera menepis pikirannya, entah itu hamil atau tidak yang jelas apapun itu kabar baiknya harusnya Jasmine ikut bahagia, apalagi jika dilihat dari ekspresi Zayna yang selalu tersenyum tentu hal itu adalah suatu hal yang sangat membahagiakan dan tentunya dia juga harus ikut bahagia akan hal tersebut. "Zayna jajannya kita makan yuk" ajak Jasmine karena jajanan yang Zayna beli belum tersentuh sama sekali. "Ayuk ucap Zayna semangat sambil menunduk meraih dua kantong plastik lalu meletakan kedua kantong plastik tersebut dihadapan mereka.

Jasmine memakan seperti biasanya dengan cara makan sedikit lebih cepat pada Zayna, namun berbeda dari Zayna entah kenapa kali ini caranya memakan coklat terlihat lebih lahap dan cepat, dia yang dulunya selalu tertinggal dengan cara makan Jasmine yang cepat kini malah sebaliknya dia selangka lebih cepat daripada Jasmine. "Zayna, tumben kamu makannya cepat, biasanya Mbak yang lebih cepat, kali ini kok Mbak perhatiin Zayna lebih cepat daripada Mbak deh" tanya Jasmine yang menyadari hal tersebut. "Eh enggak kok Mbak, maaf ya Zayna agak lapar jadi buru-buru makannya" Zayna cengengesan sambil menjawab. Jasmine semakin yakin dengan dugaannya bahwa wanita yang sedang melahap coklat dihadapannya itu kemungkinan sedang hamil.

***

AR-RAHMAN BUKAN UNTUK JASMINE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang