MENEMUI UMMAH(2)

56 0 0
                                    

Mobil sedan putih melaju pelan, jelas sekali Gus Hadwan dibalik setir sengaja melajukan mobil itu dengan sangat hati-hati dan pelan, bagaimana tidak dia melakukan itu, di belakang Kakak satu-satunya tengah duduk mempercayakan dirinya pada Hadwan. Sekali dua kali bahkan Gus Hadwan berkali-kali akan melirik melalui kaca bahwa sosok kakak yang disayangi itu tidak apa-apa dikursi belakang.

"Kak Jas enggak apa-apa kan?" tanya Gus Hadwan yang kesekian kalinya saat mobil melewati jalan yang tidak rata atau belokan, "Kak Jas enggak apa-apa Wan, Awan fokus nyetir aja enggak usah mikirin Kak Jas" ucap Jasmine yang sudah bosan mendengarkan pertanyaan Gus Hadwan yang berulang-ulang.

"Loh Awan kan mau mastiin aja Kak Jas enggak apa-apa, apalagi pesan Abi kan Awan harus nganterin Kak Jas sampai tujuan dengan selamat" Gus Hadwan protes mendengar jawaban Kakaknya, "Huft iya deh iya terserah Awan deh" ucap Jasmine mengalah lalu mengalihkan pandangan kearah luar mobil.

Bibir Jasmine berbisik pelan melantunkan zikir, mata teduhnya menikmati suasana riuh jalanan Kota, sesekali terdengar Jasmine mengeluarkan napas berat jika tak sengaja matanya menangkap pemandangan tidak menyenangkan seperti caki memaki dijalanan dan lain sebagainya, kadang juga bisa dilihat mata teduh Jasmine menyipit menandakan wanita dibalik cadar itu tengah tersenyum saat indra penglihatannya menangkap pemandangan indah, dimana satu keluarga yang terlihat humoris atau seseorang yang memberikan sedekah kepada orang tak dikenal dijalanan.

"Kak Jas" panggil Gus Hadwan membuyarkan tatapan Jasmine yang asik dengan suasana riuh Kota, "Iya kenapa Wan?" tanya Jasmine segera mengalihkan pandangan dan membalas tatapan Gus Hadwan dari kaca mobil.

"Bisa ceritakan ke Awan tentang Ummah Jasmine enggak Kak?, Awan penasaran tapi entah kenapa Awan sampai sekarang tidak tahu apa-apa tentang Ummah Jasmine" tanya Gus Hadwan yang sebenarnya sudah lama menahan diri tidak menanyakan hal tersebut dan memilih diam.

"Kak Jas juga enggak tahu banyak Wan, setahu Kak Jas Ummah Jasmine adalah istri pertama Abi, tapi sayang Ummah Jasmine harus meninggal karena kanker serviks yang sudah stadium akhir" ucapan Jasmine terhenti sejenak sambil menatap kosong ke arah depan.

"Terus Kak?" Gus Hadwan kembali bertanya, "dan Ummah Jasmine meninggal pas Kak Jas masih dalam kandungan, dulu saat Awan masih sangat kecil dan Kak Jas pun masih kecil Abi sering menceritakan tentang Ummah Jasmine, Abi juga sering bilang kalau Kak Jas tak ada bedanya dengan Ummah Jasmine" terang Jasmine sambil tersenyum tipis.

"Abi sering bercerita tentang Ummah Jasmine yang katanya wanita tak beruntung, bahkan sampai detik terakhir hidupnya Ummah masih menderita karena saat itu Ummah Jasmine harus menerima kenyataan bahwa madunya sedang hamil, sedangkan Ummah Jasmine sendiri tidak bisa hamil karena kanker yang menggerigotinya" mata kiri Jasmine mendadak meneteskan air mata bening yang seketika membasahi cadar putihnya.

"Apakah Ummah Jasmine adalah wanita yang dicintai Abi?" tanya Gus Hadwan sedikit sedih karena kasihan pada Umi Zayna ibu kandungnya, "Hust Wan, jangan ngomong gitu, mungkin Abi memang mencintai Ummah Jasmine dengan luar biasa, namun itu udah berlalu, kini tinggal ada Umi Zayna sama kita berdua, Ummah Jasmine adalah sosok yang pernah mengisi hidup Abi dan lebih dulu memberikan cinta pada Abi, tapi Umi Zayna, Awan, Kak Jas adalah sosok yang mengisi hidup Abi sekarang dan memberikan Abi cinta sampai kedepannya" jawab Jasmine berusaha menghilangan pikiran buruk Gus Hadwan.

"Tapi Ummah Jasmine tetap memiliki tempat bagi Abi, buktinya kamar Ummah Jasmine sampai sekarang masih dikosongkan dan diisi dengan barang-barang Ummah Jasmine" Gus Hadwan masih ingin mendapat jawaban atas yang dilihatnya selama ini. "Jadi begini Wan, Ummah Jasmine memang punya tempat tersendiri bagi Abi, namun kita juga punya tempat bagi Abi dan itu adalah hal yang sama tidak ada yang berbeda, biar bagaimanapun Abi berhasil kok menjadi seorang Abi bagi kita buktinya selama ini kita bahagia aja dibuat Abi, bahkan Umi Zayna aja berhasil mendapatkan cinta Abi tanpa habis lihat aja betapa romantisnya Abi dan Umi setiap hari" jelas Jasmine pada Gus Hadwan.

Gus Hadwan melepas napas berat sembari kembali melirik Jasmine yang duduk dibelakangnya, "Kakak benar, bahkan jika Ummah Jasmine masih hidup Awan yakin Abi pasti bisa memperlakukan Ummah dan Umi sekaligus sebagai Ratunya, apalagi Awan tahu persis hati Umi Zayna itu sabar banget mungkin akan ada kalanya cemburu namun emosi Umi tidak akan kalah dengan kesabarannya" Gus Hadwan tersenyum sembari membayangkan betapa tulusnya senyum Uminya.

"Nah tuh tahu" Jasmine ikut tersenyum mendengar ucapan adiknya yang cukup bijak, "Oh iya satu hal lagi yang Kak Jas tahu tentang Ummah Jasmine, Ummah Jasmine paling suka dengan surah Ar-Rahman bahkan untuk terakhir kalinya sebelum meninggal Ummah Jasmine minta Abi buat bacain surah Ar-Rahman, karena itu Kak Jas bahkan belum lahir saja selalu mendengar lantunan surah Ar-Rahman dari Abi makanya sampai sekarang surah Ar-Rahman malah jadi favorit Kak Jas" jelas Jasmine yang dalam memorinya sejak kecil memang sudah mencintai surah Ar-Rahman.

"Oh jadi itu sebabnya, hmm apa Kak Jas bakalan minta mahar surah Ar-Rahman pada Qabil, kalau Kak Jas sampai dengar tilawah Ar-Rahman Qabil, Awan jamin Kak Jas pasti bakalan kecantol sama tuh anak" ucap Gus Hadwan seakan-akan sedang mempromosikan sahabatnya.

"Itu udah jadi salah satu niat Kak Jas sih" jawab Jasmine tersenyum dari balik cadarnya, "Lagian Kak Jas emang udah kecantol kok sama si Qabil pas enggak sengaja dengar dia baca surah Ar-Rahman dulu di Pondok" seketika mata Jasmine membulat besar, tanpa sadar dia telah membokar perasaan yang sudah dia rahasiakan selama ini.

Gus Hadwan yang mendengar ucapan Jasmine jauh lebih kaget daripada Jasmine, matanya membulat bahkan rem mobil pun mendadak dia pijak padahal mobil sudah melaju pelan dan tidak ada belokan atapun jalan rusak yang harus dihindari.

"Maksud Kak Jas apaan?" pertanyaan Gus Hadwan tidak mendapat jawaban, "Apa jangan-jangan selama ini Kak Jas emang udah naksir sama si Qabil ya?" sekali lagi Gus Hadwan bertanya namun tidak ada jawaban yang dia dapatkan, Jasmine yang duduk dibelakang memilih diam karena bingung harus menjawab apa.

"Kak Jas, maksudnya apa?, coba jawab Awan" Gus Hadwan mulai meninggikan suaranya merengek pada Jasmine agar diberikan penjelasan dari ucapan Jasmine yang cukup ambigu.

"Kak Jas udah naksir sama Qabil dari dulu?, Kak Jas diam-diam juga mengagumi si Qabil?, Kak Jas diam-diam sering dengerin tilawah Qabil pas di Pondok dulu?, iya bener?" tanya Gus Agam dengan tegas dan akhirnya mendapat jawaban dari Jasmine dengan anggukan pelan kepala Jasmine dan tatapan jujur dari Jasmine.

"Menikah adalah rumah, tempat sepasang manusia melanjutkan hidupnya, bukan hanya tentang berHidup bersama namun juga tentang berTuhan bersama, saling mengasihi satu sama lain tanpa saling menghambakan, dan bersama menghambakan diri pada Allah SWT."

-Ning Jasmine Alleya-

AR-RAHMAN BUKAN UNTUK JASMINE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang