"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhiitu bihi, wallahu waliyyu taufiq" kalimat Ijab Kabul yang keluar dari lisan Gus Agam terdengar merdu.
Disisi lain Jasmine dengan gaun putihnya tersenyum tersipu mendengar ucapan dari pemuda yang telah berhasil membawanya sampai ketitik itu, Jasmine dapat merasakan dadanya yang berdebar hebat untuk pertama kalinya, ia juga bisa merasakan kebahagiaan yang terasa kembali padanya setelah sekian lama tidak dapat dia rasakan. Ternyata kalimat Ijab Kabul yang diucapkan oleh Gus Agam Syarif jauh lebih membuatnya bedebar daripada ucapan cinta dan sayang yang selama ini dia dengar dari mulut Galih Reviano.
Saksi yang menyaksikan akad yang sederhana itu dengan kompak mengucapkan sah, akad nikah yang hanya dihadiri keluarga ini dan beberapa saksi itu berjalan lancar sebelum kedatangan seorang tamu yang membuyarkan semuanya.
"Alhamdulillah" ucap beberapa keluarga dan saksi yang duduk di dalam masjid itu.
"Berhenti!" teriak seorang laki-laki berbadan besar dengan pakaian hitam.
Sontak para tamu undangan ketakutan dan hanya fokus dengan laki-laki yang lebih menyerupai perampok itu.
"Saya Galih Reviano, pacar Jasmine" ucap laki-laki itu lantang.
Bisik-bisik mulai terdengar para keluarga dan saksi mempertanyakan kebenaran ucapan laki-laki arogan itu.
Galih membuka kaca mata hitamnya lalu menjelajah mencari sosok Jasmine yang pernah dia miliki selama tiga tahun.
"Nah itu dia" gumah Galih sambil berjalan mendekati Jasmine.
"Apa-apaan kamu nikah sama dia hah!, kamu itu pacaran sama aku tiga tahun dan sekarang kamu sok nikah sama cowok enggak jelas yang baru kamu kenal tiga bulan" Galih membentak Jasmine ditengah orang-orang.
"Kamu itu milik aku, kemarin aku buang kamu bukan berarti kamu beneran lepas dari aku ya Jasmine, ingat kamu terlalu banyak hutang budi sama aku, berapa banyak uang aku yang kamu gunakan untuk pengobatan Ibu kamu itu hah!" lagi-lagi Galih membentak dan menarik perhatian semua orang.
Gus Agam yang tidak tahan melihat ekspresi Jasmine yang hanya tertunduk sambil menangis itu segera bangkit menghampiri wanita yang kini telah sah menjadi istrinya, dengan lembut Gus Agam memeluk kepala Jasmine dan menenggelamkan dalam dadanya.
"Hentikan, wanita ini sekarang istri saya, anda tidak ada hak membentaknya seperti ini" ucap Gus Agam pelan namun tegas.
"Ah, drama apa lagi ini?, eh cowok kolot, kamu enggak bisa mikir apa gimana sih, kamu tahu wanita yang kamu peluk itu adalah pelacur aku, hahaha" ucap Galih sambil tertawa bangga.
Orang-orang yang hadir di dalam masjid sontak kaget mendengar ucapan laki-laki arogan itu, mereka mulai berbisik-bisik tentang Jasine yang disebut sebagai pelacur.
Gigi Gus Agam bergetar menahan emosi, dalam hati dia mengucapkan istrighfar berkali-kali, dadanya sesak merasakan kehangatan air mata Jasmine yang membasahi jubahnya.
"Cukup Tuan, tolong keluar sekarang, bagaimanapun Jasmine di masa lalu saya tidak peduli, saya jelaskan sekarang dia adalah wanita baik-baik yang sudah menjadi istrinya saya" ucap Gus Agam tegas dengan nada yang sudah meninggi.
"Tolong usir orang itu" bisik Abah kepada beberapa laki-laki untuk mengusir Galih.
"Baik" beberapa laki-laki yang merupakan santri muda berucap serentak dan segera berjalan ke arah Galih.
"Silakan keluar Tuan sebelum kami memaksa Tuan keluar dari sini" ucap salah satu pemuda santri.
"Cih, hey bocah kamu kira aku takut haa?, tapi aku sedang tidak ingin tambah merusak mood aku" ucap Galih mengalah.
Sebelum benar-benar keluar dari masjid Galih membungkukkan tubuhnya.
"Hey sayang, aku tunggu kalau kamu rindu berkeringat bersamaku" ucap Galih sambil tersenyum licik.
"Dan kamu Agam jangan lupa bayar hutang istrimu itu padaku ya, ini nomor rekeningku, untuk nominalnya aku tidak tahu persis, jadi tanyakan saja sama mantan terindahku itu, ngomong-ngomong desahan istrimu itu candu banget, ah aku jadi rindu kapan-kapan ajak aku main bareng bersama kalian ya" ucap Galih dengan sombong sebelum berdiri.
Gus Agam yang mendengar ucapan sombong Galih itu sontak ingin bangkit dan memukul mulut kotor milik Galih namun disisi lain pelukan Jasmine sangat erat seolah berkata tidak ingin dilepaskan.
Galih berjalan keluar sambil menghisap rokok lalu membuang sembarangan puntung rokoknya.
Setelah kepergian Galih suasana menjadi canggung, beberapa keluarga dan saksi saling berbisik-bisik membicarakan istri Gus Agam yang ternyata seorang pelacur, Ummah yang tadinya masih bisa tersenyum kini hanya tertunduk menutup wajahnya yang sudah merah padam menahan malu.
"Jasmine kamu tidak apa-apa?" bisik Gus Agam ditelinga Jasmine yang masih tenggelam dalam pelukannya.
Jasmine tidak bergeming tubuhnya gemetar hebat, isaknya dapat dengan jelas Gus Agam dengar, tentu saja Jasmine sudah enggan mengangkat kepalanya dari pelukan Gus Agam, dia terlalu malu untuk menunjukkan wajahnya lagi pada orang-orang yang telah mendengar ucapan Galih tentang masa lalu dirinya.
Gus Agam yang mengerti posisi istrinya segera memberi isyarat pada Abah agar membubarkan para keluarga dan saksi, Gus Agam ingin ditinggalkan berdua saja dengan istrinya di dalam masjid itu.
"Baiklah semua, saya minta maaf atas kekacauan ini, mari kita sama-sama menikmati sedikit hidangan dari kami" ucap Abah dengan nada sedikit gemetar karena sama-sama juga menahan malu.
Meski masih diiringan dengan bisik-bisik yang tidak mengenakan para keluarga dan saksi berbondong-bondong keluar dari masjid lalu mengantri mengambil makanan.
"Jasmine, semuanya sudah keluar" bisik Gus Agam dengan nada lembut.
Jasmine masih terisak dipelukannya.
"Maafkan Jasmine Gus" ucap Jasmine belum juga mengangkat kepalanya.
"Tidak apa-apa Jasmine, sebelum Galih mengucapkan semua itu, aku sudah tahu tentang dirimu dan aku benar-benar ingin bersamamu tanpa peduli dengan masa lalumu" Gus berucap sambil mengusap lembut kepala Jasmine.
Pelan-pelan Jasmine mengangkat kepalanya, mata indahnya yang berwarna coklat basah, wajahnya merah padam menahan malu.
"Bagaimana dengan para santri dan santriwati, bagaimana dengan keluarga, bagaimana dengan Abah Ummah, Gus?" tanya Jasmine dengan nada bergetar.
"Tidak apa-apa, justru dengan begini mereka tahu tentangmu, tidak ada lagi yang perlu kita tutupi, sekarang jangan memikirkan tentang itu lagi, tapi fokuslah menjadi lebih baik, buktikan pada mereka kalau istriku ini memang pantas menjadi istri seorang Gus" ucap Gus Agam sambil tersenyum menyakinkan istrinya.
Jasmine tersenyum tipis mendengar ucapan suaminya itu, meski terlihat tegar Jasmine bisa merasakan sakit yang dirasakan oleh Gus Agam, mata sendu Gus Agam tidak bisa berbohong, matanya itu menggambarkan luka yang teramat.
"Maafkan Jasmine Gus" ucap Jasmine dengan wajah memohon.
"Kamu tidak salah istriku, jangan meminta maaf dengan wajah begitu, aku tidak tega melihatmu" sebulir air mata berhasil menerobos pertahanan Gus Agam.
Jasmine mengusap lembut air yang membasahi wajah teduh Gus Agam.
"Maaf Gus, karena Jasmine hadir dalam hidup Gus, maaf telah menjadi jodoh Gus, maaf untuk segala kekurangan Jasmine yang tidak bisa terhitung" Jasmine menangis sesugukan.
"Tidak apa-apa istriku" ucap Gus Agam sambil kembali menarik tubuh istrinya dan menenggelamkan dalam pelukannya.
"Jika bagimu, kamu tidak baik untukku
Maka aku berjanji
Akan membuatmu menjadi yang terbaik"
-Gus Agam Syarif Husein-
KAMU SEDANG MEMBACA
AR-RAHMAN BUKAN UNTUK JASMINE (ON GOING)
RomantikSeorang bergelar Ning namun memiliki kehidupan yang bebas, itulah hidup yang sedang dijalani oleh Ning Jasmine Alleya putri dari Gus Agam Syarif Husein dan Zayna Shafiyyah. Jasmine memilih jalan berbeda dari halayak Ning pada umumnya, Jasmine memil...