Malam sudah tiba Gus Agam dan Jasmine tengah duduk di halaman belakang rumahnya sambil menikmati keindahan cahaya bulan yang sedang purnama, "Sayang" panggil Gus Agam lembut pada Jasmine yang menatap sendu pada bulan purnama, wajahnya yang pucat sedikit berseri karena cahaya bulan. "Ada apa Mas?" jawab Jasmine tanpa mengalihkan pandangannya pada bulan, Gus Agam tidak melanjutkan obrolannya melihat reaksi yang diberikan oleh Jasmine.
Lima menit mereka saling diam tenggelam dalam pikiran masing-masing, "Ada apa Mas?" ucap Jasmine memecahkan keheningan yang dia ciptakan sendiri, kali ini dia sudah menoleh dan menatap wajah tenang milik Gus Agam. "Tadi mau ngomong apa Sayang?" tanya Gus Agam tanpa basa basi karena sudah tidak tahan dengan rasa penasarannya. Jasmine terdiam sejenak wajahnya yang tadi menatap wajah Gus Agam kini malah menatap lantai, dari rautnya jelas sekali dia sedang memendam keraguan, "Sayang" panggil Gus Agam sekali lagi sambil mengangkat wajah Jasmine yang murung agar menatap wajahnya.
"Mas, Mas enggak pengen punya anak apa?" tanya Jasmine dengan suara hampir tidak ada karena ragu menanyakan hal tersebut pada Gus Agam. Sejenak kemudian tidak ada jawaban dari Gus Agam, "Sayang coba lihat Mas" ucap Gus Agam dengan tatapan sendu pada raut murung Jasmine. Dengan ragu-ragu Jasmine pun mengangkat wajahnya dan memberanikan diri untuk beradu pada dengan tatapan hangat milik Gus Agam. "Mas pengen banget punya anak" jawab Gus Agam terhenti dan disambut dengan wajah kaget Jasmine serta mata yang membulat, "Tapi, itu anak dari rahim istri Mas, yaitu Jasmine Zara" sambung Gus Agam yang tanpa Jasmine sadari dia melukiskan senyum tipis mendengar jawaban Gus Agam.
"Jadi enggak usah dipikirin ya Sayang, Mas cuma mau punya anak dari Jasmine, kalau Jasmine tidak bisa ya enggak apa-apa kita menua berdua saja juga sudah cukup bagi Mas" ucap Gus Agam dengan senyum menenangkan miliknya. "Tapi Mas, ini bukan cuma tentang kita berdua" potong Jasmine dengan raut sedih, "Maksudnya apa Sayang?" tanya Gus Agam hampir tidak mengerti dengan arah pembicaraan Jasmine. "Kita mungkin bisa berkata bahwa kita tidak butuh anak, namun coba Mas tanya pada Abah, pada Ummah, pada Pesantren, mereka semua butuh sosok penerus Mas" ucap Jasmine dengan mata berkaca-kaca dibawa cahaya remang-remang bulan purnama.
Gus Agam yang mendengar ucapan Jasmine terdiam, kini dia paham arah pembicaraan Jasmine dan otaknya mulai berputar mengingat kejadian beberapa jam yang lalu, Ummah yang dia percaya pasti adalah pencetus ide yang akan disampaikan Jasmine ini. "Sayang kita ngomong yang lain aja ya" Gus Agam berusaha mengalihkan pembicara yang sudah terlanjut dibuka oleh Jasmine, "Tidak bisa Mas, Jasmine mau bahas ini" tolak Jasmine kekeh ingin melanjutkan percakapan yang sejujurnya juga menikam hatinya.
"Apa yang mau dibahas Sayang, Jasmine mau coba adopsi anak, iya?, atau mau apa Sayang?" tanya Gus Agam tetap melebarkan senyum agar istrinya itu tidak merasa sedih. "Jasmine mau Mas menikah lagi" ucap Jasmine dengan iringan setetes air mata jatuh dari mata kanannya tanpa berkedip, "Astagfirullah al-azim Humaira, sadar Sayang Mas ngomong apa sih" balas Gus Agam sambil mengusap tetesan air mata dipipi tirus Jasmine.
"Jasmine serius Mas" rengek Jasmine sambil memegang tangan Gus Agam pada pipinya, "Tapi Mas juga serius Sayang, Mas enggak mau, ini pasti ide dari Ummah kan, Mas bakalan nelpon Ummah sekarang" jawab Gus Agam tegas dan hendak bangkit dari duduknya. "Jangan Mas" larang Jasmine dengan tangan yang memegang erat tangan Gus Agam agar tidak kemana-mana, "Tapi Sayang" mata sendu Gus Agam menatap istrinya lalu memeluknya dengan penuh cinta.
Beberapa menit saling menenangkan diri akhirnya Jasmine menarik diri dari pelukan Gus Agam, "Mas nikahi Zayna ya" ucap Jasmine lirih dengan wajah kembali tertunduk dihadapan Gus Agam, "Apa Sayang menikah?, Zayna?" dahi Gus Agam mengkerut menyebabkan sepasang alisnya saling bertaut. "Iya Mas, Zayna wanita yang dahulu mau dijodohkan dengan Mas" balas Jasmine dengan mata takut-takut menunggu respon Gus Agam.
"Bener ini pasti ide Ummah, enggak salah lagi" Gus Agam mulai menampilkan raut kesalnya saat mendengar ucapan Jasmine, "Mas" panggil Jasmine lirih dan sedikit meluluhkan hati Gus Agam yang sempat kesal tidak karuan. "Astaghfirullah al-azim, iya Sayang" Gus Agam menjawab dengan nada yang kembali normal lagi, "Jasmine enggak apa-apa kok kalau dimadu Mas" ucap Jasmine dengan wajah memohon pada Gus Agam, "Sayang, Cinta, Humaira, Mas tidak pernah sekalipun, bahkan enggak pernah terlintas dipikiran Mas sedikitpun untuk poligami" jawab Gus Agam tegas dengan menatap lekat sepasang mata indah Jasmine yang berkaca-kaca.
"Tapi Jasmine mau Mas nikah lagi" ucap Jasmine ngotot dengan pilihannya, "Tapi Mas enggak mau Sayang" Gus Agam kekeh menolak kemauan Jasmine yang baginya terdengar gila. Jasmine yang mendapat respon seperti itu dari Gus Agam hanya terdiam menundukkan kepala dengan wajah murung, itu adalah senjata andalan Jasmine setiap kali ingin meminta sesuatu pada Gus Agam.
"Sayang" Gus Agam segera memeluk Jasmine dengan air mata yang tidak terbendung lagi, "Mas tidak mau menikahi wanita manapun lagi Sayang" ucap Gus Agam dengan terisak mengeratkan pelukannya pada tubuh kurus Jasmine, "Mas tidak ingin membuat wanita yang Mas benar-benar cintai ini akan cemburu, Mas juga tidak ingin menikahi wanita lain hanya untuk memberikan Mas keturunan bukannya itu sama saja Mas menjadi lelaki paling egois Sayang".
"Tidak Mas, Jasmine tidak akan cemburu, wanita itu juga bukan hanya untuk memberi keturunan untuk Mas, tapi untuk mendapat cinta Mas juga, soal cemburu tidak akan ada diantara kami kelak yang cemburu karena Jasmine yakin suami Jasmine ini tahu persis bagaimana cara bersikap adil, dan bagaimana cara memuliakan dua orang wanita secara bersamaan" Jasmine melepas pelukan dari Gus Agam sambil mengusap pipi Gus Agam, matanya lekat menatap sepasang mata sendu Gus Agam. Dengan tatapan memohon dia yakinkan suaminya itu untuk membagi dua cinta yang selama ini sudah dia rasakan sendiri.
"Mas tidak yakin Sayang" Gus Agam menggelengkan kepalanya dengan yakin, wajahnya benar-benar terlihat berantakan dihadapan Jasmine, "Jasmine yakin Mas, apalagi kalau wanita itu adalah Zayna Shafiyyah" balas Jasmine dengan senyum manis menyembunyikan rasa sakitnya. Gus Agam masih menatap lekat Jasmine yang berwajah manis namun pucat itu, jelas istrinya sedang melawan sakit yang teramat dan sekarang gadis yang dicintai itu harus merasakan sakit yang tidak kalah kuatnya lagi daripada sel kanker yang bersarang di tubuhnya. Tatapan Gus Agam penuh cinta dan rasa iba pada makhluk yang dikasihi itu, wanita yang menjadi cinta pertamanya itu harus memiliki masa lalu suram dan masa sulit lagi setelah berada disisinya, rasa gagal juga menghantui pikiran Gus Agam, harusnya dia berhasil menepati janjinya untuk membahagiankan wanita itu namun nyatanya Jasmine kini berwajah murung melukiskan senyum palsu dihadapannya.
"Aku tidak rela
Tapi jika itu demi dirimu kasih
Maka sakit mana lagi yang ingin aku hindari"
-Jasmine Zara-
KAMU SEDANG MEMBACA
AR-RAHMAN BUKAN UNTUK JASMINE (ON GOING)
RomanceSeorang bergelar Ning namun memiliki kehidupan yang bebas, itulah hidup yang sedang dijalani oleh Ning Jasmine Alleya putri dari Gus Agam Syarif Husein dan Zayna Shafiyyah. Jasmine memilih jalan berbeda dari halayak Ning pada umumnya, Jasmine memil...