7

141 14 0
                                        

Dikala rumah tempat untuk berpulang terjadi keributan hanya rumah kakek dan neneklah tempat kami berpulang mencari ketenangan walaupun mereka kakek dan nenek dari sepupu.

Mereka yang paling menyayangi kami sejak kecil, mereka yang selalu memberikan sebuah pelukan, mereka yang selalu bersedia mendengarkan isi hati kami dikala dunia begitu kejam terhadap kami.

Kami sering tinggal dirumah kakek dan nenek daripada rumah kami sendiri karena mereka sibuk dengan dunianya masing-masing.

.
.

" Dika, adikmu mana? " Tanya kakek kepada diriku yang sedang belajar kala itu.

" Adik lagi pergi sama nenek ke rumah tetangga yang baru pulang dari rumah sakit. " Jawab diriku sambil membereskan buku yang tadi ku baca.

" Kalau gitu kita pergi ke kebun mau tidak? " Tentu saja aku mengangguk antusias mendengar ajakan itu.

.
.

Kami berdua pergi ke kebun yang lumayan dekat dari rumah kakek. Kami pergi menggunakan motor agar aku tak kelelahan kata kakek. Kami mengambil beberapa sayuran dan buah-buahan untuk makan malam.

Disaat aku asik mengambil buah baru kusadari sedari tadi kakek melihatku dari sekepat, aku merasa bingung dengan tatapan kakek di saat itu.

Karena penasaran aku pun menghampiri kakek.

.
.

" Kakek kenapa? Ada yang mau diceritakan? " Kakek hanya memberikan sebuah gelengan.

.

👆🏻 ini namanya sekepat / berugaq buat yang nggak tau tapi ini versi yang mewahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👆🏻 ini namanya sekepat / berugaq buat yang nggak tau tapi ini versi yang mewahan.

.

" Duduk dulu disini. " Aku langsung mengikuti suruhan kakek tanpa membantah.

" Dika suatu hari nanti jika kakek dan nenek tidak ada berjanjilah jika kalian berdua akan saling melindungi satu sama lain. " Aku kebingungan ketika kakek berbicara seperti itu.

" Tapi apakah kakek percaya aku bisa menjaga adik? Bagaimana jika terjadi sesuatu kepada adik? Apakah itu artinya aku gagal menjaganya? " Kakek hanya terkekeh ketika ku tanyakan pertanyaan secara beruntun.

" Kakek percaya sama kamu karena siapa lagi yang bisa jaga Audra sebelum ketemu jodohnya. Jika terjadi sesuatu yang tak kamu harapkan atau di luar prediksimu itu bukan salahmu. " Aku hanya menundukkan kepala ketika kakek mengatakan hal itu.

" Dika kalian berjanjilah untuk saling menjaga dan menyayangi satu sama lain. " Ucap kakek sambil berdiri dari tempat dia duduk.

" Ayo kita pulang pasti adik sama nenek udah nunggu di rumah. " Ucap kakek sambil merangkul diriku.

Terimakasih Telah HadirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang