6

144 15 0
                                    

" Iya, ternyata orang itu adalah istrinya kak Kevin anaknya keluarga Pratama. " Ucap Helena yang membuat kedua temannya kaget.

" Sudah ku duga karena mustahil orang biasa memiliki pistol seperti yang kamu punya. " Ucap Lidya sambil makan.

" Yak, habisin makanan yang di mulut mu baru ngomong. Tapi pistolmu kemana sekarang? " Tanya Kayla sambil menyuapi Helena.

" Kayaknya diambil nggak sih buat yakinin dirinya. " Ucap Lidya dengan serius.

" Tapi untuk apa? Kan kejadian itu nggak ada urusannya sama mereka. " Ucap Helena.

" Mungkin karena mereka kenal sama pelakunya nggak sih? Toh mereka banyak punya kenalan. " Ucap Kayla yang membuat mereka bertiga kebingungan.

" Dahlah mending nonton drakor nggak sih daripada pusing mikiran hal begitu. " Ucap Kayla yang langsung disetujui tanpa basa-basi.

.
.

Kini diruangan kerja Sanjaya sudah ada Dika, Kevin, Wilona, Juan dan Sanjaya sendiri disana. Mereka terlihat begitu serius yang membuat situasi disana begitu menegangkan kecuali Juan yang terlihat bodoamat dengan sesuatu yang akan dibahas.

.
.

" Apakah kamu sudah mengetahui dimana manusia itu? " Ucap Dika memulai pembicaraan.

" Aku masih kesulitan mencari identitas orang itu karena sedikitnya petunjuk. Tempat kejadiannya juga minim banget saksinya jadi makin sulit. " Ucap Kevin dengan nada yang frustasi.

" Wilona, apakah kamu mengingat bagaimana ciri-ciri orang itu? " Tanya Sanjaya yang dibalas anggukan oleh Wilona.

" Yang jelas orang itu masih memiliki luka bekas tembakan ditengah sebelah kirinya, matanya ada bekas luka juga seperti karena kaca yang dibawa Helena waktu itu. " Ucap Wilona yang membuat mereka memiliki sedikit petunjuk.

" Terimakasih sayang sudah memberitahu kami petunjuk walaupun masih kurang. " Ucap Kevin.

" Apaan sih ribet banget sampai nyari pelakunya padahal si Helena juga udah bodoamat keliatanny, masa lalu biarin aja berlalu bikin repot aja. " Ucap Juan berdiri dari sofa yang dia duduki sedari tadi.

" Juan Mahendra Pratama lancang sekali mulutmu mengatakan hal seperti itu. " Ucap Sanjaya sambil memukul meja yang ada didepannya.

" Tuan Sanjaya lebih baik kita tetap pada rencana awal saja, tetap mengawasi Helena agar kejadian itu tidak terulang kembali. " Ucap Dika dengan senyum ramahnya.

" Baiklah jika itu keinginanmu saya tidak akan menentang atau melarang. " Ucap Sanjaya meninggalkan ruangan itu.

.
.

Kini tinggal mereka berempat yang masih berada di ruangan itu namun suasananya lebih menegangkan daripada tadi karena secara tiba-tiba Dika menarik kerah baju milik Juan lalu memukulnya yang membuat Wilona terkejut.

Kevin hanya terdiam melihat kejadian itu dan tidak memiliki itikad untuk memberhentikan mereka. Juan meringis kesakitan walaupun dipukul sekali oleh Dika.

.
.

" Setidaknya itu pantas kamu dapatkan setelah ucapanmu tadi. " Ucap Dika lalu pergi meninggalkan ruangan itu.

" Mampus, udah sayang jangan ditolongin biar tau rasa itu bocah. " Ucap Kevin sambil menarik istrinya.

.
.

Terimakasih Telah HadirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang