12

90 14 0
                                    

" Menurut aku ayah tidak memiliki kesalahan karena ayah selalu ada disaat kami butuh, ayah selalu jadi pendengar yang baik dan selalu jadi garda terdepan disaat kami dipermalukan atau disakiti. Mungkin saja hanya Juan masih diumur paling labilnya jadi begitu lah. " Ucap Jeslyn sambil mengelus-elus punggung ayahnya.

" Terimakasih atas pujianmu nak tapi ayah selalu merasa bersalah setiap Juan melihat ayah seperti itu, setiap dia menatap seperti itu seketika suasana menjadi canggung. " Ucap Sanjaya sambil membawa rambutnya kebelakang.

" Sepertinya aku tau apa yang ayah butuhkan sekarang. " Ucap Jeslyn sambil keluar dari ruangan itu.

.
.

Sanjaya hanya terdiam dan menongak keatas sambil menyadarkan badannya. Setiap Juan menatapnya dengan mata yang terlihat tidak peduli Sanjaya selalu teringat pertemuannya dengan wanita itu.

Disaat menatap langit-langit ruang kerjanya suara pintu berbunyi tapi tampaknya Sanjaya tak tertarik dan menutup matanya dengan lengannya yang kekar.

Namun seketika Sanjaya melotot tak percaya setelah mendengar suara yang sudah lama dia tak dengar, suara dari seseorang yang paling dia cintai.

.
.

" Sayang bagaimana kabarmu? Sepertinya kamu mengalami hari yang begitu susah. " Sanjaya langsung menatap Yolanda dengan mata yang penuh dengan air mata yang dia tahan.

" Aku sudah diceritakan secara singkat oleh Jeslyn, butuh pelukan? " Tawar Yolanda sambil membuka lebar tangannya.

.
.

Sanjaya langsung memeluk Yolanda dengan erat dan menanamkan mukanya dipundak sang istri. Yolanda mengelus-elus pundak Sanjaya dan mengelus rambut suaminya yang tebal.

Sanjaya menangis tanpa henti dan Yolanda tak berbicara sama sekali dia hanya diam dan memenangkan suaminya. Jeslyn yang melihat langsung menelpon kakaknya.

.
.

" Kak aku perlu berbicara denganmu dan kakak ipar sekarang, ada sesuatu yang perlu aku beritahu. "

.
.

Helena dan Kayla kini sedang menatapa Danendra yang memandang Lidya tanpa henti sedangkan Dika sibuk didapur. Lidya yang merasa risih langsung menatap tajam kearah Danendra sambil mengumpat.

.
.

" Heh bangs*t Bisa biasa aja nggak liatnya? Mau gw tabok hah?! Aduh sakit. " Ucap Lidya yang dijewer Dika sambil membawa sup di tangan kirinya.

" Udah berapa kali di ingetin jangan kasar sama orang yang baru kamu kenal tapi masih aja diulangin. " Ucap Dika sambil duduk.

" Iya iya, aku minta maaf. " Ucap Lidya sambil memegang telinganya.

" Kalian udah mulai masuk ya lagi dia hari? " Tanya Dika sambil membagikan mereka sup satu persatu.

" Iya, kenapa kak? " Tanya Helena dengan penasaran.

" Sebenarnya kakak ingin beri tau kalian dari lama kalau aku akan menikah Jeslyn setelah kalian lulus. " Ucap Dika membuat mereka semua terkejut.

" DEMI APA?! OH MY GOD, SUMPAH NGGAK NYANGKA BANGET. " Ucap Kayla dengan kegirangan.

" Kak Dika emang mau nikah pas bulan Juni atau Juli? " Tanya Lidya sambil terus makan.

" Kami sudah memutuskan untuk menikah bulan Juli dan Helena akan tinggal bareng aku. " Ucap Dika.

" Gw senang mendengarnya bakal makan banyak gw di nikahan lu. "  Ucap Danendra sambil tertawa.

Terimakasih Telah HadirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang