" Kenapa? Kenapa kak Dika bisa luka sebanyak ini? " Tanya Helena sambil memegang tangan kakaknya yang belum terbangun.
" Sebenarnya kakakmu nggak pulang karena ada pertemuan dan aku menemaninya, tapi orang itu hampir buat kami berdua celaka. " Ucap Kevin yang masih berada di dekat pintu.
" Kenapa? Kenapa kakakku yang terluka begitu banyak? " Tanya Helena lagi dengan suara yang gemetar.
" Karena kami kalah jumlah dengan mereka, kami tak akan mengira orang itu akan berhianat karena dia sudah akrab dengan kami. " Ucap Kevin yang membuat Helena tertawa.
" Akrab bukan berarti tak punya niatan untuk berbuat jahat. Sudah berapa lama kak Dika disini? " Tanya Helena lagi.
" Sudah lima hari dan dia belum terbangun sama sekali. " Ucap Wilona.
" LIMA HARI?! KENAPA NGGAK ADA YANG MEMBERITAHU HELENA TENTANG KEADAAN KAKAKNYA?! " Bentak Danendra kepada dia orang itu.
" Kami sudah menyuruh Juan saat hari ke-3 dan dia bilang sudah tapi dia bohong. " Ucap Wilona yang membuat Danendra kesal.
" Kak, Adra sudah disini. Kakak bangun ya? Adra nggak mau ditinggal seperti ini lagi, karena kakek dan nenek juga pergi ninggalin kita kayak gini juga. Jadi bangun ya kak... Ad.. Adra nggak... Nggak mau sendirian. " Ucap Helena terbata-bata sambil mengulap pipi kakaknya yang terluka.
.
.Kevin, Wilona dan Danendra hanya bisa terdiam mendengar ucapan Helena. Terdengar pelan namun memberi pukulan besar bagi mereka bertiga. Danendra kini emosinya memuncak dan ingin memukul Juan dan Kevin.
Namun saat dia melihat kearah Kevin, tatapannya tak kalah menahan emosi. Danendra kembali melihat kearah Helena yang sudah gemetaran menahan air matanya. Danendra memutuskan untuk mendekati Kevin.
.
." Kevin sepertinya kita perlu berbicara sebentar dan nona bisakah anda menemani Helena disini sementara kami berdua berbicara? " Ucap Danendra yang langsung mendapatkan persetujuan.
" Kakak bohong, banyak sekali kebohongan yang kakak sembunyikan. Jika aku tak mencari tau sendiri mungkin kakak nggak ngaku ya? Tapi kalau begini kakak malah bikin aku sedih. " Ucap Helena yang membuat Wilona yang masih berada disana semakin sakit hati mendengar kalimat itu.
.
.Helena masih berdiri tepat disebelah kakaknya dan mengelus rambut hitam kakaknya yang sedikit panjang. Tangannya lagi satu mengenggam tangan kakaknya yang dingin.
Wilona hanya bisa terdiam dan menahan air matanya. Wilona mendekati Helena dan memeluknya.
.
." Kita cari makan dulu ya? Kamu pasti laper. " Ucap Wilona yang disetujui oleh Helena.
" Helena, aku tau kamu pasti khawatir jika kakakmu nggak bangun lagi kan? Aku juga begitu saat Kevin berada diposisi kakakmu. " Ucap Wilona yang masih setia memeluk Helena.
" Karena apa? Gara-gara meeting? "Tanya Helena.
" Bukan, lebih tepatnya kami diserang secara mendadak saat pulang dari liburan. Kami kaget karena yang menyerang adalah pengawal kami. " Ucap Wilona yang membuat Helena menoleh kepada Wilona.
" Kevin mati-matian melawan mereka, untung saat itu banyak orang yang menyelamatkan kami tapi Kevin banyak mengalami luka-luka. " Ucap Wilona sambil mengelus rambut Helena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terimakasih Telah Hadir
FanfictionHelena Audra Narendra, gadis biasa yang dijodohkan dengan Juan Maharendra Pratama yang terpandang. Pantau terus perkembangan hubungan mereka dicerita ini 🙌🏻 * Peringkat : #1 Dino ( 1 Mei 2024 ) Perhatian ‼️ Gender switch Bahasa yang digunakan ti...