31

112 11 2
                                    

Saat sedang mengantarkan makanan keruang VIP itu, Helena mendengar suara dari dalam. Suara yang begitu dia rindukan dari kemarin namun pembicaraan yang dilakukan yang membuat Helena terdiam.

Helena menyuruh temannya untuk masuk sedangkan Helena diam diluar mendengar percakapan mereka dan sedikit mengintip untuk memastikan jika yang berbicara adalah Juan.

.
.

" Juan, cewek yang waktu itu lu ajak pacar bohongan kan? " Tanya laki-laki gemulai itu.

" Iya, kenapa? Lu pikir gw mau sama orang kayak gitu? Kampungan banget. " Ucap Juan dengan nada bicara yang meremehkan.

" Parah banget sih, tapi ada kemungkinan couple kita jaman SMA bakal balikan lagi dong. " Ucap salah satu wanita yang membuat seisi ruangan bersorak.

" Jangan begitu kan itu udah masa lalu dan Juan pasti udah beda perasaan. " Ucap Zania.

" Kalau masih? Emangnya kamu mau? " Tanya wanita tadi.

" Apasih. " Ucap Zania.

" Salting dia salting. "Ucap mereka semua.

.
.

Helena terdiam, dia hanya bisa menahan tangisan dan sakit hatinya. Tapi melihat kenyataan bahwa orang-orang lebih menyukai kedekatan Juan dan Zania, Helena seperti ditampar kenyataan terutama kalimat Juan tadi.

Akhirnya Helena memutuskan untuk pura-pura masuk kedalam ruangan itu. Saat dia membuka pintu, semua mata tertuju kepada Helena. Juan yang melihat itu terkejut dan langsung menjauh dari Zania.

.
.

" Maaf, aku salah masuk ruangan. Permisi. " Ucap Helena langsung menutup pintu itu.

" Maaf, aku harus pergi sekarang. " Ucap Juan meninggalkan ruangan itu.

" Bercanda kalian keterlaluan. " Ucap Zania.

" Kan kita ngelakuin itu cuman buat ngetes doang, itu juga atas perintahmu. " Ucap laki-laki gemulai itu dengan wajah bete.

.
.

Helena langsung mengganti pakaiannya dan pergi dari restoran, saat didepan pintu masuk Juan langsung menahan Helena. Helena hanya diam, menatap Juan dengan tatapan kosong.

.
.

" Apapun yang kamu dengan tadi itu adalah sebuah kebohongan semata. Aku sengaja mengatakan hal itu untuk menghibur mereka. " Ucap Juan dengan nada yang mulai meninggi.

" Lalu? Kamu kemana saja selama ini? Bahkan kamu pergi reuni bersama kekasihmu di masa lalu. " Ucap Helena masih dengan nada bicaranya yang lembut.

" Kamu kenapa sih?! Selalu ngungkit hal yang nggak penting! Dia itu dari luar negeri dan nggak tau tempat jadi wajar kita berangkat bareng. " Ucap Juan sambil membentak Helena.

" Aku selalu menjaga jarak dengan laki-laki lain bahkan ke kak Danendra tapi kamu? Apa yang kamu lakukan? Jadi supir dia selama di kota ini? " Ucap Helena sambil tertawa untuk menahan air matanya.

" Jujur saja aku masih bingung memilih kamu atau dia makanya saat dia ada disini aku merasa kembali masa paling bahagia. " Ucap Juan yang sudah membuat Helena tak bisa menahan air mata.

" Bahagia ya? Kalau begitu kejar lah kebahagiaan kamu, aku nggak apa kok diputusin kamu. " Ucap Helena memegang tangan Juan.

" Kamu nggak perlu khawatir jika ayah Sanjaya marah karena aku yang akan menjelaskannya, hanya ke ayah yang lainnya tidak akan tau masalah ini. " Ucap Helena memberikan senyumannya yang dia buat untuk menutupi kesedihannya.

Terimakasih Telah HadirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang