Bahkan langit seperti mengerti perasaan Helena sekarang, langit berubah menjadi gelap dan air hujan mulai turun membasahi apa yang dia lewati. Helena tetap setia duduk disana dan menangis begitu kencang. Tangisan Helena begitu kencang ketika mengingat ucapan ayah dan nada tinggi dari Juan.
Setelah selesai menangis, Helena langsung pamit dan pergi entah kemana. Helena menelusuri setiap jalan hingga berhenti di sebuah cafe. Saat masuk dia bertemu dengan Asya, Asya begitu panik melihat Helena yang basah kuyup.
.
." Hei, kamu kenapa? " Tanya Asya dengan panik.
" Nggak ada kak cuman pas kesini kehujanan. " Ucap Helena yang masih bisa tersenyum dengan manis.
" Kami bohong, tunggu sebentar. Aku panggil suami aku. Derren tolong ambilkan Helena baju aku yang ada di lemari. " Ucap Asya sambil menyuruh Helena duduk di bangku dekat pintu masuk.
" Kamu Helena bukan? Ini baju dan handuk untuk kamu. " Ucap Derren sambil menaruh handuk di kepala Helena.
.
.Setelah selesai mengganti pakaiannya, Helena disambut dengan sebuah teh dan roti. Helena duduk diantara Derren dan Asya. Helena mengamati sekitarnya dan melihat pintu masuk sudah ditulis tutup.
.
." Nggak usah khawatir, ini juga hujan jadi tidak apa-apa bukan karena kamu kok kita tutup cafenya. " Ucap Asya sambil mengelus kepala Helena.
" Kamu kenapa hujan-hujan? Lagi ada masalah ya? " Tanya Asya sambil menatap Helena.
" Kalau kamu tidak mau bercerita itu bukan sebuah masalah. Setiap orang pasti memiliki sesuatu yang tak ingin orang lain tau jadi itu wajar. " Ucap Asya berusaha menghibur Helena.
" Helena, setiap orang pasti memiliki masalah tapi jangan sampai menyakiti dirimu sendiri. " Ucap Derren yang sedari tadi diam.
" Iya kak. " Ucap Helena sambil meminum teh itu.
.
.Saat sedang mengobrol tiba-tiba Helena menerima telpon dari Dika. Saat Helena mengangkat telpon itu terdengar suara Dika yang begitu panik dan sedikit serak.
.
" Kamu dimana? Kamu baik-baik saja kan? "
" Aku baik-baik aja kak, ini aku lagi di cafe sama pemiliknya. "
" Syukurlah, kalau gitu kakak akan jemput kamu. "
Hp Helena direbut oleh Asya.
" Tidak perlu biar saya saja yang mengantarkan Helena, anda kirim saja alamat rumah anda. "
" Baiklah, maaf merepotkan anda. "
" Tidak apa-apa. "
.
" Ayo sayang, kita berangkat sekarang biar nggak terlalu dingin. " Ucap Asya sambil meletakkan tangannya dibahu Helena.
" Sebentar, kak Asya sedang mengandung? " Tanya Helena saat dia tak sengaja melihat perut Asya yang sedikit besar.
" Iya, kamu perhatian banget ternyata sama hal kecil. " Ucap Asya sambil mencubit pipi Helena.
" Kakak udah nyiapin nama nggak untuk anaknya? " Tanya Helena sambil menatao perut Asya.
" Kita masih bingung, kamu punya nama yang bagus? " Tanya Derren berusaha masuk kedalam pembicaraan mereka.
" Aku harus nama lengkap orang tuanya dulu baru bisa aku ngasih nama untuk anaknya. " Ucap Helena.

KAMU SEDANG MEMBACA
Terimakasih Telah Hadir
FanfictionHelena Audra Narendra, gadis biasa yang dijodohkan dengan Juan Maharendra Pratama yang terpandang. Pantau terus perkembangan hubungan mereka dicerita ini 🙌🏻 * Peringkat : #1 Dino ( 1 Mei 2024 ) Perhatian ‼️ Gender switch Bahasa yang digunakan ti...