24

87 13 0
                                        

Esok paginya Dika membuat sarapan untuk mereka bertiga sedangkan Jeslyn menghampiri Helena. Jeslyn memasuki kamar Helena dan saat Jeslyn menyentuh Helena, dia merasakan badan Helena yang begitu panas. Jeslyn segera memanggil Dika dan mereka langsung membawa Helena ke rumah sakit.

.
.

" Setelah dicek, adik anda sedang mengalami demam. Ini resep obatnya dan adik anda boleh pulang. " Ucap Dion sambil menyerahkan kertas yang berisi resep obat.

" Terimakasih dokter Dion. " Ucap Dika sembari menghampiri Helena yang tertidur.

" Kalau boleh tau kenapa adik anda bisa seperti ini? " Tanya Dion.

" Kami kurang tau sepertinya dia pergi hujan-hujanan sebelumnya. " Ucap Jeslyn menjelaskan.

"  Tidak bisakah kita berbincang sebentar? Sepertinya kamu lupa sama aku. " Ucap Dion sembari melepaskan masker yang gunakan.

" Loh? Kamu kan. "

.
.

Kirana, Veron dan Lidya kini direpotkan dengan Juan yang tak bangun-bangun setelah meminum banyak bir. Veron berusaha menjauhkan Lidya yang ingin memukul Juan.

Tak lama setelah Kirana membuka minyak telon di dekat hidung Juan, dia pun akhirnya sadar. Terlihat muka dari ketiga orang itu yang awalnya panik menjadi tenang.

.
.

" Gw kira lu udah mati setelah marahin anak baik-baik. " Ucap Veron yang masih setia menahan Lidya.

" Siapa anak baik-baik? Nyusahin baru ada. " Juan terkejut dengan kecepatan Veron menahan pukulan dari Lidya yang hampir mengenai Juan.

" NGGAK USAH NGATA-NGATAIN HELENA, DASAR BAJING*N! " Teriak Lidya yang dipeluk Veron dengan kencang.

" Lidya Wulan Pramita! Tahan emosimu, biar aku yang ngurus bajing*n yang membuat dirimu marah. " Ucap laki-laki yang baru datang dengan penampilan yang begitu formal.

.
.

Kini kelima orang itu duduk dengan suasana yang begitu tegang. Juan dan Danendra duduk berhadapan dengan tatapan yang akan saling membunuh. Sedangkan Veron hanya bisa pasrah dan sekuat tenaga menahan Lidya yang seperti orang kesurupan.

.
.

" Apa yang kamu lakukan saat berada di lobby hotel kemarin? Karena setelah bertemu kamu disana, Helena tak kunjung kembali. " Ucap Danendra dengan tenang.

" Aku tidak melakukan apa-apa, emang dianya sendiri yang ngerepotin. " Ucap Juan tanpa rasa bersalah.

" Tuan Juan Mahendra Pratama bukankah keluarga kalian mengatakan tidak ada kebohongan tentang apapun selama ada kerja sama diantara keluarga kita? Tapi kenapa kali ini anda berbohong? " Ucap Danendra panjang lebar.

" Aku sudah tau tentang apa yang kalian lakukan tapi aku tidak tau apa yang kalian bicarakan makanya aku bertanya. " Ucap Danendra sambil menahan amarahnya.

" Baiklah, aku bertemu dengan wanita yang ngajak aku balikan tapi aku menolaknya. Tapi dia terus memaksa makanya aku langsung masuk kedalam, saat baru masuk Helena sudah menanyaiku dan mengaitkan hal yang aku lakukan dengan hubungan kami makanya aku marah. " Ucap Juan sambil cemberut.

" Kenapa kamu tidak menjelaskan secara baik-baik? Helena pasti tidak akan marah. " Ucap Danendra sambil meletakkan dagunya ditangan yang menjadi tumpuan.

Terimakasih Telah HadirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang