Jeno memasukan mobilnya ke kawasan rumah kayu itu. Dapat dilihat ada
pak Eko yang sedang meminum kopinya di pondok bawah pohon.Dia tersenyum melihat kedatangan anak manusia. Yang lain turun dari mobil dan sedikit meregangkan ototnya. Mereka berlari kecil kearah pak Eko yang sedang melambaikan tangan.
"Nih diminum teh angetnya" pak Eko menyodorkan 6 gelas teh hangat.
"Ngapain pak?" Tanya Jeno basa-basi.
Pak Eko menatap Datar, "lagi nyuci piring, Jen."
"Hehe."
Pak Eko mengedikan bahunya acuh. Ia melihat kearah Renjun yang sedang membagikan nasi bungkus ke anak manusia. Ada perasaan senang ketika tahu bahwa Renjun sudah sedikit lebih bahagia sekarang.
"Maaf ya, bapak jadi ngerepotin kalian" ucap Pak Eko.
Jaemin menggeleng ribut, "justru kami yang ngerepotin bapak."
"Iya. Bapak pasti capek" timpal Shotaro.
Pak Eko hanya tersenyum. Ia lanjut memakan nasi yang dibeli oleh anak manusia. Keadaan sempat hening beberapa saat hingga akhirnya Yangyang membuka suara.
"Pak Eko kalo malam biasanya ada pergi-pergi lagi, gak?" Tanya Yangyang.
Pak Eko mengangguk, "ada, bapak biasanya jaga kebun kalo malem. Sekitar jam 12 malam itu bapak udah keluar buat pergi."
"Sendirian pak?" Tanya Shotaro.
"Iya, tapi bapak udah biasa."
Anak manusia langsung menatap satu sama lain. Mereka menganggukan kepalanya dan Jeno membuka suara.
"Kami ikut bapak boleh, gak?" Tanya Jeno diikuti anggukan yang lain.
Pak Eko terlihat berpikir sejenak hingga akhirnya menganggukan kepalanya tanda setuju, "iya, boleh kok."
Yang lain langsung bersorak senang. Mereka melanjutkan makanya hingga habis tak bersisa. Setelah membereskan pondok, anak manusia lebih memilih bersantai sejenak di pondok sedangkan pak Eko masuk kedalam rumah.
"Kalo dipikir-pikir, gua belum ketemu cewe dah berapa hari ni" ucap Jeno sambil merebahkan tubuhnya.
"Lu mah cewe mulu, kaga takut kualat apa" sahut Haechan.
"Iye, anak orang lu bikin nanges" timpal Yangyang.
"Kaga gua bikin nangis, dia yang minta putus yaudah putus" ucap Jeno memberi pembelaan.
"Ya dia minta putus karna lu genit ama cewe jirr, gue Tonjok lu!" Ucap Renjun tanpa mengalihkan pandanganya dari hape.
"Emang iya ya?"
"Udahlah biarin aja, otak dia mana sampe mikir ampe sono, nanti kalo dah dapat karmanya pasti nangis-nangis" ucap Jaemin.
Jeno terkekeh kecil, "gua juga lagi usaha buat berhenti kok."
"Dah sampe mana usaha lu?" Tanya Shotaro ragu.
"Udah sampe ga ngabarin setiap cewe yang ada dikontak gue" ucap Jeno bangga.
"Mungkin kedengaran sederhana tapi kalo Jeno yang lakuin ini luar biasa" ucap Yangyang.
Yang lain tergelak mendengar ucapan Yangyang kecuali Jeno yang wajahnya sudah masam. Dia memilih beranjak dari sana dan menyusul pak Eko yang baru keluar rumah.
.
.
.
Suara Jangkrik menghiasi malam di Rumah pak Eko, udara dingin membuat siapa saja lebih memilih untuk bergulung dengan selimut tidak terkecuali Jaemin. Ia mengeratkan sarung yang dikenakanya sambil Memperhatikan anak manusia yang membantu pak Eko memanaskan motor yang akan ditumpangi untuk ke kebun.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANUSIA SQ [00l]
FanfictionManusia SQ "TUHANNN, KENAPA TEMEN GUA KAGA ADA YANG WARASS" Jaemin. "Tau ga apa bedanya kamu sama kupu kupu. kupu kupu terbang dilangit, kalo kamu terbang di hati aku" Jeno. "INI MASIH JAM 4 PAGI ANJIR" Renjun. "BU SITI, SAYA UTANG DULU YA, BAYARNYA...