Yangyang memarkirkan motornya di garasi rumah lalu berjalan masuk. Dapat Ia dengar suara tawa yang berasal dari ruang Tengah.
Tapi begitu Ia membuka pintu suara itu tiba-tiba saja senyap. Mama papanya sontak terdiam ketika anak bungsunya pulang.
Yangyang berjalan melewati ruang tengah dan mama papanya yang juga menghiraukan atensi Yangyang.
Ia membuka pintu kamarnya dan berjalan pelan kearah kasur empuk yang dibelikan Ten untuknya. Orangtuanya? Jangan banyak berharap deh.
Yangyang memiliki Abang yang bernama Ten. Abangnya itu adalah mahasiswa hukum, Ia sudah berada dipertengahan semester membuat Ten jarang pulang dan lebih memilih tidur di unit apart miliknya.
Yangyang membuka roomchatnya dengan Ten. Ia hanya ingin memastika sedikit.
Bang Ten🌚:
Bang
(Read)Kaga pulang lagi
(Read)Iya
(18.57)Aman kan?
(18.57)Aman
(Read)Nanti kalo makan malam turun
Terus
(18.58)Sabar ya? Gua bakal bikin hidup
Lu lebih senang setelah ini
(18.58)Iya bang
(Read)Utututu abang akuh
(Read)Geli bgst
(18.59)Wkwk, semangat nugasnya bang
(Read)Sip👍
(19.00)Ia bangun dari rebahanya dan berjalan kearah kamar mandi. Hanya butuh waktu singkat untuk Yangyan mandi, tak lama Ia keluar dengan kaos oblong dan celana pendek selutut.
Ia duduk diatas kasur sambil mengeringkan rambutnya yang basah. Yangyang juga sesekali mengganti tontonan yang ia lihat di hape.
Ia meletakan hapenya di nakas dan berjalan keluar kamar karena waktu yang sudah menunjuka jam makan malam.
Di meja makan sudah ada mama papanya yang makan dalam hening. Udang goreng dan ayam kecap sudah tersedia diatas meja tapi itu hanya dimasak untuk dua porsi dan Yangyang harus menggoreng telur yang Ia beli tadi.
Setelah selesai, Ia bergabung duduk dihadapan orang tuanya dan menyendokan suapan pertama ke mulutnya.
"Lomba kemarin gimana?" Tanya papa datar.
Yangyang tahu pertanyaan itu bukan sebagai bentuk peduli tapi untuk bahan perbandingan dengan Ten yang pasti lebih unggul darinya.
"Juara Dua" jawab Yangyang singkat.
Mama berdecih, "kok juara dua sih?! Kenapa engga satu aja kaya abangmu itu. Dasar Bodoh!"
Yangyang mengendikan bahunya tak peduli, Ia tahu ujung-ujungnya akan seperti ini.
"Jadi kaya abangmu itu! Pintar dan sudah pasti bukan pembunuh seperti mu!" Seru papa dengan suara keras.
Yangyang berdecak, "udah berapa kali dibilang gua bukan pembunuh."
Papa justru tertawa remeh, "jika tidak karena nenekmu itu, kau sudah ku masukan ke penjara."
"Setidaknya berguna lah. Putus sekolah saja sana! Mau bagaimana pun kau memang bodoh!" Timpal mama.
Yangyang tertawa kecil, "kan turunan dari orangtuanya. jadi ga heran, kan?"
Mama menggeram marah, "dasar tidak tahu diri! Musnah saja sana!" Seru mama.
Yangyang yang sudah kehilangan mood makanya memilih untuk beranjak darisana. Sebenarnya Ia sudah cukup terbiasa dengan itu semua, tapi siapa coba yang ga capek kalo tiap hari gitu terus.
Ia memasuki kamarnya tak lupa mengunci pintu agar orangtuanya tak semena-mena memasuki kamar dan mengacak-acak atau bahkan membuang barang miliknya dengan alasan.
"Kan dibeli menggunakan uangku!"
Sinting. Padahal Yangyang membelinya dari uang hasil kerja kerasnya di Cafe.
________________________________
Holaa!
Tinggal satu bab lagi nih.
Janlup vote ya.
Makasih yang udah baca.
Dahh~~
![](https://img.wattpad.com/cover/352079108-288-k994093.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MANUSIA SQ || 00L
FanfictionManusia SQ "TUHANNN, KENAPA TEMEN GUA KAGA ADA YANG WARASS" Jaemin. "Tau ga apa bedanya kamu sama kupu kupu. kupu kupu terbang dilangit, kalo kamu terbang di hati aku" Jeno. "INI MASIH JAM 4 PAGI ANJIR" Renjun. "BU SITI, SAYA UTANG DULU YA, BAYARNYA...