35. Egois

172 16 3
                                    



Sore ini, Renjun baru saja pulang usai bermain dengan anak manusia, suasana hatinya bisa dibilang cukup bagus hari ini, rencananya Renjun akan menginap di rumah Jeno malam ini bersama yang lain, sungguh menyenangkan.

Pemuda berdarah china itu berjalan riang kearah pintu utama, begitu dibuka, sepi, oke, ia tidak kaget, memang para pekerja sudah pulang jam segini. Renjun memasuki rumah dan berjalan kearah dapur untuk mengambil air.

Ia menegak habis air yang diminumnya, ketika berbalik, betapa kagetnya Renjun dengan keberadaan Baba yang menatap datar dirinya.

"Baba? Pulang?" Batin Renjun.

"Huang Renjun, ke ruangan saya." Ucap Baba singkat dan pergi berbalik meninggalkan Renjun.

Renjun masih diam membeku, berusaha mencerna kejadian barusan, Baba? Berbicara denganya? Sungguh lelucon yang aneh.

Masih dengan perasaan kaget, Renjun pergi ke ruangan Baba setelah sekian lama, seumur hidupnya, hanya sekali ia masuk kesana dan ini untuk kedua kalinya.

Tanpa aba-aba Renjun membuka pintu dan menghampiri baba yang membelakangi dirinya, melihat jendela yang memperlihatkan perkarangan rumah Haechan, dimana anak berkulit tan itu sedang piknik kecil-kecilan dengan keluarganya.

"Kenapa?" Tanya Renjun.

"Renjun, kamu pasti mau punya keluarga kaya Haechan, kan?"

Renjun menatap heran namun tidak menjawab, ia tetap diam hingga baba berbalik dan menatap dirinya.

"Baba jahat ya selama ini? Baba terlalu sibuk hingga melupakan anak satu-satunya baba," ucap baba.

Renjun tetap diam, tapi matanya tak bisa bohong, anak itu bingung, sedih, kesal karena baba baru sadar sekarang.

"Baba gak pernah minta apapun sama kamu selama ini, Renjun."

"Baba cuma mau kita mulai semuanya dari awal," ucap baba, pria itu menatap teduh anaknya.

"Apa mau baba?" Tanya Renjun dengan bibir bergetar.

"Apa maksu—"

"Apa mau baba?"

"Baba cuma mau kita mulai dari awa—"

"Aku tanya apa mau baba?!"

"Baba mau jodohin kamu!"

Hening.

Renjun diam, ia menunduk.

"Renjun, ini demi kebaikan kamu," ucap baba.

Renjun tertawa getir, "Kenapa? Kenapa baba gak pernah ngertiin Renjun?"

"Baba selalu ngertiin kamu, baba lakuin ini agar masa depan kamu teratur, ini semua karna baba sayang sam—"

"Jangan bohong, ba."

"Karena urusan pekerjaan lagi, kan?"

"Semua itu juga untuk kamu, Renjun! Baba lakuin ini semua agar kamu bahagia!" Ucap baba.

"Bahagia? Aku bahagia? Baba kira aku bahagia dengan semua uang baba? Tujuh belas tahun aku hidup dan baba berpikir aku bahagia?" Tanya Renjun bertubi-tubi.

Baba terdiam.

"Aku kesepian, ba! Aku gak bahagia! Aku kesepian, hidup aku sepi ba, aku cuma ditemani sama orang asing yang bahkan aku sendiri aja gak tau dia siapa! Aku asing ba, bahkan di rumah aku sendiri."

Matanya mulai memanas, "dan sekarang baba pulang cuma untuk kasih tau hal ini?"

"Renjun! Ini semua demi kamu, perusahaan bisa untung jika kamu berjodoh dengan anaknya!" Ucap baba mulai menaiki nada suaranya.

MANUSIA SQ [00l] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang