41. Kesialan

205 13 2
                                        








Jeno bernyanyi kecil untuk menghilangkan rasa bosanya setelah ditinggal tidur oleh anak manusia, pemuda itu sibuk menggonta-ganti lagu dari tadi.

"Kok gua mau ya jadi supir ni manusia mulu?" Gumam Jeno.

"Ehmm, itu gorengan enak keknya."

"Tapi gak dulu deh, gue kan mau bikin otot."

"Kira-kira Sinta lagi ngapain, yak?"

"Intan udah makan belum, ya?"

"Kayanya gue harus tobat deh."


Jeno sibuk mikirin banyak banget hal sampe-sampe dia gak sadar kalau hujan udah mulai turun rintik-rintik, anak itu menaikan volume musik dan bernyanyi riang.

Sedangkan di belakang Jaemin yang merasa wajahnya diciprat air pun menggumam, "jangan ngiler, Yang."

Jaemin mengusap wajahnya dengan baju Shotaro lalu berbalik arah dan melanjutkan tidurnya, tapi itu gak bertahan lama kala hujan yang tadinya rintik-rintik mulai digantikan dengan hujan deras.

Jaemin bangun lalu menatap panik sekelilingnya, bajunya sudah mulai basah, "HUJANN HUJANN!!"

Untungnya saja, harta satu-satunya mereka seperti dompet dan ponsel sudah dititipkan ke tas Renjun, jadi masalah utamanya adalah cara membangunkan anak manusia yang kalo tidur kaya kebo.

"WOY BANGUN HUJAN ANJRIT!!" Teriak Jaemin.

Shotaro yang merasa terganggu pun terbangun, ia membulatkan matanya, "ANJIRRR!"

Anak itu bangun lalu mengetuk kaca Jeno, "JEN UJAN JEN!"

"Iya anjrit sabar, kaga ada tempat teduh."

Shotaro menghela napas lalu memutuskan untuk duduk dipojokan, pemuda itu memperhatikan Jaemin yang masih bangunin Yangyang sama Haechan sambil marah-marah.

"BANGUN SAT, ah udahlah."

Jaemin ikut duduk di samping Shotaro, sedangkan pemuda disampingnya hanya tertawa kecil, "Sabar, Na."

"Kesel nying, susah banget bangunya." Keluh Jaemin.

Hujan semakin deras, keempat pemuda yang duduk di belakang itu sudah basah kuyup, terpal yang menjadi alas juga sudah becek karena hujan, tapi semua gangguan itu tidak membuat kedua orang yang tertidur pulas itu bangun.

Shotaro melihat sekelilingnya dan menemukan batu kecil, ia mengambil beberapa lalu melemparkanya kearah Haechan dan Yangyang, namun masih tak ada balasan.

Shotaro mengeryit, "Dasar aneh."

Sekarang mari kita lihat keadaan di depan, ada Jeno yang sedang sibuk mencari tempat meneduh.

"Cepat elah Jen!" Ucap Renjun.

"Sabar nyet, gak lu lihat ini sawah semua."

"Ah anying lah."

Renjun melihat ke belakang, "ngab aman kan?"

"Aman, Jun." Jawab Jaemin sambil tertawa kecil.

Jeno menambah kecepatan mobil, untungnya saja, di depan sana ada dua ruko kosong yang bisa menjadi tempat untuk mereka meneduh.

Tanpa pikir panjang Jeno langsung membelokan mobil kearah ruko itu, ia turun dan membuka pintu pembatas agar yang lain bisa turun, Renjun turun sambil menggunakan payung, ia melihat Yangyang dan Haechan yang masih belum bangun.

Anak itu naik kebelakang lalu memegang hidung Haechan dan kuping Yangyang, dalam sekejap kedua anak itu langsung bangun dan menatap panik.

"ANJIRR HUJAN HUJAN." Teriak Haechan.

MANUSIA SQ || 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang