31. Lari pagi

165 13 4
                                        


Shotaro memarkirkan mobil di halaman rumah Jeno, ia mereganggkan otot yang terasa lelah karena berjam-jam mengemudi, sebenarnya Jeno sudah menawarkan untuk gantian, tapi Shotaro menolak dengan alasan karena Jeno sudah sering.

Jam sudah menunjukan pukul 00.12,
Ia membalikan tubuhnya menatap wajah damai teman-temanya yang sedang tidur, beda saat bangung nanti.

"Bangun guys, Udah sampe" panggil Shotaro tak bersemangat.

"Bangun!"

Ia berdecak sebal, "BANGUN!"

"Eh monyet!" Latah Haechan.

"Napa Ro?" Tanya Jeno dengan mata yang terpejam.

"Udah sampe."

"Hm?" Renjun bangun dan menguap lalu memakai sendal hendak untuk turun.

"Kursi depan bisa cepetan gak sih!"

"Sabar sat! Sendal gua ilang sebelah" keluh Yangyang.

"Lu semua ilang, Yang" ucap Jaemin lalu turun lebih awal dari mobil.

"Tidur mana, Jen?" Tanya Renjun.

Jeno menguap sejenak, "kamar gua? Atau kamar tamu?"

"Kamar lu aja" jawab Haechan cepat.

Jeno terbahak, "anyingg anyingg!"

"Kasur gua cukup 3 orang sih" lanjutnya.

"Gua!" Ucap Renjun dan Yangyang cepat.

"Lu gak usah Jun, biar Taro satunya" ucap yangyang.

"Lu yang kaga usah, kasih Taro, kasian dia capek nyupir" Renjun.

"Santai ges, gua di bawah aja."

"TUH KAN" Kompak keduanya.

"Tidur dibawah ga buat kalian jadi duyung, biarin Taro aja yang diatas" ucap Jeno.

"Gapapa Jen, gua dibawah aja" Shotaro.

"BURU WOY HUMAN! GUA NGANTUK HOAMM" Teriak Jaemin dari luar.

"Berisik bego! Mau dilempar gelas kaca lu ama tetangga" ucap Haechan yang sudah turun.

Anak manusia menyusul turun, Shotaro mengkunci pintu dan menenteng tas kecilnya, ia sedikit merapikan rambut yang terlihat berantakan.

Jeno membuka pintu rumah dan mengajak yang lain masuk kedalam, ruang tengah berantakan, barang-barang tak tersusun rapi, ia hanya melewati saja.

"Untung gua kunci pintu kamar" Batin Jeno.

Anak manusia menaiki tangga dan berhenti didepan pintu berwarna coklat, Jeno membuka pintu dan wangi kopi mulai tercium, rasa nyaman yang dihasilkan membuat siapa saja betah berada disana.

Beberapa lemari berisi buku tertata rapi dengan lampu hias disebelahnya, Jeno menghidupkan pendingin kamar dan segera mengambil dua kasur kecil sebagai alas anak manusia tidur.

"Jadi ges, tiga diatas dan tiga dibawah" ucap Jeno.

"Shotaro, Renjun, dan gua sebagai tuan rumah diatas."

"Sisanya dibawah dah, serah mau ngapain" lanjut Jeno.

Haechan menatap tak suka, "pilih kasih lu, Jen! Gua butuh keadilan sekar–"

"–lu pinggir, Chan!" Teriak Yangyang.

"Anying!"

"Ini kita kaga bersih-bersih dulu?" Jaemin.

"Baju gua kotor semua" ucap Renjun mengingat tas yang dia bawa sudah kosong.

"Gua pinjemin, Haechan mandi di kamar mandi dapur, Renjun di kamar tamu ujung, kalo Yangyang di kamar tamu lantai satu, Shotaro disini aja, gua di kamar ortu, Jaemin kamar mandi halaman belakang sono" ucap Jeno.

MANUSIA SQ || 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang