5.Penjelasan

855 48 0
                                    




















Ujung mata kiri lucky menangkap seseorang yang berdiri di sana, saat ia sedang seorang mengobrol dengan siswi bernama Mutiara Azahra, tak ada niatan untuk mendekati bahkan tak ada rasa suka di hati lucky.
Dia hanya ngobrol biasa dengan siswi yang biasa di panggil Muthe itu.
Ia tau ia tak membuat kesalahan, namun dengan ngobrol berdua di tempat sepi ini bukannya hanya akan membuat asumsi orang beranggapan bahwa mereka ada hubungan???,
Tak ingin membuat kesalahan fatal ia pun segera mengakhiri percakapannya dengan Muthe dan meninggalkan gadis itu untuk menghampiri Marsha gadis yang tadi tengah melihatnya dari kejauhan.

Ia tak berlari, ia hanya berjalan biasa karena tau Marsha akan kemana


"Hai gaiss... Boleh ikut nimbrung bentar ga???" Lucky tiba-tiba datang ke meja Marsha dan kawan-kawan.

Dengan peka tanpa di suruh indah bergeser tempat duduk, kini di sebelah Katherine padahal awalnya ia duduk di sebelah Marsha.

Gelak tawa mereka tiba-tiba hilang seketika ketika lucky muncul.

"Ada apa kak??" Tanya Marsha menyedot es teh manisnya tanpa menoleh sedikitpun pada Lucky.

Sepertinya Marsha sudah mulai tersentil hatinya dengan kejadian tadi.

Lucky duduk di sebelah Marsha dengan badan menghadap ke arah samping tepat ke arah marsha

"Syahh.. aku liat kamu tadi liat aku sama Muthe ya??" Ucap Lucky pelan takut salah ucap

Sungguh ia merasa takut saat ini, takut Marsha kecewa, takut Marsha salah faham, lebih-lebih takut Marsha mengira ia mempermainkan hatinya dengan berbagai kasih dengan wanita lain.

"Iya terus kenapa??" Tanya Marsha tak segan menatap wajah lucky dengan ekspresi datar

"Syahh.. aku cuma ngobrol kok sama Muthe.. kamu jangan salah faham ya.." ucap Lucky merasa bersalah.

Marsha tak pernah memperlihatkan muka sebete sekarang padanya, sungguh ia benar-benar membuat kesalahan saat ini

"Kakak ga perlu jelasin apa-apa kok toh kita kan cuma temen.." ujar Marsha Kembali mengalihkan pandanganya pada minuman yang belum habis di sruputnya

"Kamu ngambek sama aku syahh???" Tanya Lucky

"Udah tau masih nanya lagi lu, dasar manusia kaleng...!!!" Celetuk Katherine

Lucky tak punya waktu lagi untuk mengurus ocehan Katherine baginya saat ini Marsha kembali menjadi Marsha yang ia kenal dulu

"Yauda kalau gitu biar aku panggil Muthe ya, biar dia jelasin kalau aku sama dia gada hubungan apapun" ujar Lucky..

Ia langsung merogoh hp nya dan menelpon Muthe agar mendatanginya.

"Eh.. kak gausa kak..." Panik Marsha.

Untuk apa?? Untuk apa harus penjelasan sedetail ini padahal dia bukan siapa-siapa bagi lucky iyakan?? Kenapa harus serepot ini?? Iya juga tidak tau kenapa tiba-tiba saja rasanya ingin sekali mendiamkan pria di sampingnya ini hanya karena dia ngbrol dengan perempuan lain.

"Kantin mut.. sini mut.. ada yg mau gua omongin... Oke gua tunggu...." Kata-kata itu yang hanya Marsha dengar dari mulut lucky

Marsha merasa tak enak hati harus melibatkan orang lain karena rasa cemburu yang sampai sekarang tak ingin ia akui.

"Kakak kenapa siihhh" ucap Marsha merasa malu harus berhadapan dengan orang lain hanya untuk membahas hal yang tak penting

"Loh, syahhh aku cuma mau ngelurusin persepsi kamu" jawab Lucky

"Yauda, tapi ga perlu nyuruh-nyuruh orang kesini ngerepotin tau gak..." Ujar Marsha kesal

"Eh... Udah jangan ribut-ribut ya ampun kalian berdua ini"

Tiba-tiba saja Muthe gadis yang menjadi pembahasan datang melerai perdebatan mereka agar tak semakin menyulutkan emosi.

"Marsha... Aku sama Lucky tuh cuma temenan. Kita dari TK udah bareng sebagai temen ga lebih jadi kamu gausah curiga-curiga sama aku ya.." ucap Muthe

"I-iyaaa kak..." Jawab Marsha terbata-bata

"Yauda gua cabut dulu ya.." ucap Muthe menepuk pundak Lucky.

"Oke siap mut.. makasih ya..." Ucap Lucky

"Oke sama-sama" jawab Muthe

"Bang pesen bakso bang..." Lucky memecah keheningan di meja itu.

"Kok pada diem lanjutin makanya dong.. tin awas iler lu netes ke mie nya..." Ledek Lucky pada Katherine yang menganggarkan mie di hadapannya

"Enak aja.. ga ileran ya gua.." ujar Katherine tak mau kalah dan melanjutkan makannya.

Hal serupa juga di lakukan indah, yang sempat terdiam terlalu terpana dengan drama di depannya.
Kini ia pun melanjutkan aktivitas makannya.

Sesekali Lucky melirik ke arah Marsha, mencuri pandang agar gadis itu menatapnya.

Dan di bawah meja itu tangan lucky perlahan menggenggam tangan Marsha seolah memberi validasi bahwa hati Marsha tak bertepuk sebelah tangan.

Fantasi Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang