3.Perjalanan

805 62 3
                                    


Aurora yang saat itu sedang berdiri bersebelahan dengan Rajif hanya berpandangan sesekali pada sahabatnya itu, lalu Rajif membuang muka dan pura-pura bersiul.

"Ti.. ti... tidak usah pak, saya tunggu sampai reda saja, atau nanti di antar Ra...."

"Enggak, Enggak bisa Gue Ra, Gue mau urus agenda bapak, sorry ya Gue duluan, byee" saut Rajif menyela perkataan aurora yang belum selesai itu.

"Mari mbak, ini atas perintah bapak" ucap Teddy menjulurkan tangannya mempersilahkan Aurora berjalan menuju mobilnya yang terparkir di halaman depan rumah Bapak.


"Tunggu sini saja Mba" Ucap Teddy pada Aurora, meminta gadis itu menunggunya memutar balikan arah mobil Fortuner berwarna Blackdove miliknya.

Teddy pun berlari kecil menuju mobilnya dari teras ruang makan kediaman Pak Prabowo, saat Teddy berlari menuju mobilnya memang sudah mulai turun hujan Gerimis. Tidak lama Teddy masuk ke mobilnya hujan turun dengan sangat deras, lalu dengan sigap dia segera memutar balikan arah mobilnya tersebut di halaman depan rumah pak Prabowo, tepat di depan teras ruang makan tempat Aurora menunggunya, saat itu hujan sangat deras aurora tidak bisa melewatinya karena jarak dari teras  tempatnya berdiri kala itu menuju ke Mobil pak Teddy cukup jauh, dan tidak ada atap yang menaungi hujan deras kala itu, yang mana jika di paksakan berlari pun bajunya akan tetap basah.


Lalu pintu pengemudi terbuka, Teddy keluar dengan membawa payung hitam yang mengembang di tangannya, keluar dari balik kursi pengemudi dan berjalan menuju aurora membelah hujan deras dengan payung hitamnya 


"Ayok Mba" Ucap Teddy sembari menyodorkan tangannya pada Aurora, seraya menyuruh Aurora masuk beratap satu payung dengannya.

Aurora pun membalas uluran tangan Teddy dan menggenggamnya, mereka pun kini sudah beratapkan dalam 1 payung yang sama yang di pegang oleh Teddy, tangan kiri laki-laki itu menggenggam payung, dan tangan yang satunya menggenggam tangan Aurora. Mereka berjalan beriringan menuju kursi depan penumpang pada mobil Teddy, lalu Teddy melepaskan genggaman tangannya pada Aurora  dan  membukakan  pintu mobil untuk Aurora.


"Silahkan Mba" ujar Teddy mempersilahkan Aurora masuk ke mobilnya.


"Terima kasih pak" balas Aurora, 

'Dari kapan aku pegangan tangan sama bapak itu ya?' ucap batin Aurora

Aurora pun masuk ke dalam mobil  milik Teddy, saat ia sudah berada di dalam mobil milik Teddy, Aurora melihat di pojok kanan payung, bahu Teddy yang basah terkena hujan, Karena pada saat berjalan dari teras menuju Mobil  sebagian bahunya tidak terkena payung.

 Lalu Teddy menutup pintu mobilnya dan berjalan memutar ke depan mobil dan masuk ke dalam kursi pengemudi di samping aurora, saat di samping Teddy  tepat Aurora dapat meliat dengan  jelas bahwa bukan sedikit bajunya saja yang basah karena tidak di payungi, tapi hampir setengah badannya basah terkena hujan, baju kemeja hitam yang kala itu di kenakan Teddy sebagian basah membuat kemeja itu menjadi fit di dada dan lengan Teddy yang memang berotot.


'Gue kering sama sekali, tapi dia basah hampir setengah bajunya' ucap Aurora dalam hatinya, 'dari kapan sebagian badannya itu enggak di payung in' lanjut lamun Aurora.


Terlihat lampu penanda Seat belt pada mobil  Teddy menyala tepat di belakang setirnya itu.


Misi Cinta di Antara TugasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang