Merekapun berlalu meninggalkan Aurora, yang berada sendiri di ruangannya. Sembari gadis itu terus menujukan pandangan matanya, memperhatikan langkah kaki sang Mayor, tanpa sepatah katapun yang ia lontarkan untuk lelaki, yang perlahan meninggalkan dirinya, hanya terus menatap sang Mayor dari balik meja kerja.
"Saya sangat merindukan anda pak, sampai nyaris gila, terimakasih sudah kembali" Bisik Aurora pada dirinya sendir, masih tidak berpaling memperhatikan Teddy yang menjauh darinya.
Saat dua lelaki itu, masih berada di depan pintu putih dengan bertuliskan nama Dr. Aurora Renjana, Teddy masih terus melontarkan pertanyaan pada Rajif, prihal berapa banyak biaya yang harus ia keluarkan untuk Rajif pergi membelikannya sebukuet bunga yang lebih bagus dari yang tengah berada diruangan Dokter itu sekarang.
"Jadi 10 apa 15 juta jif, saya transfer nih sekarang" Ucap teddy memastikan nominal yang harus ia transfer pada Rajif.
"271 Trilium mas! udah ah ketemu dokter Dhika dulu sekarang!" Jawab rajif sembari membawakan tongkat infus sang Mayor.
Sesampainya mereka, di ruangan dokter Dhika, terlihat sang Dokter tengah di temani Rizky, yang kala itu duduk di sofa, dokter Dhika pun hanya tertawa melihat tingkah sang Mayor sebelumnya. Teddy seketika meninggalkan ruangan dokter Dhika dan mengambil langkah menuju ruangan Aurora, begitu Dhika memberitahunya bahwa Aurora kini menjadi dokter relawan, dan ruangannya berada satu koridor dengan Dhika, di rumah sakit tempat Teddy di rawat.
Tidak banyak percakapan yang terjadi di ruangan tersebut, mengingat bahwa ini adalah hari terakhir Teddy di rawat di rumah sakit ini.
"hahahaha mas teddy mas teddy" Ucap sang dokter dengan sedikit menggelengkan kepalanya seketika saat melihat Teddy yang sudah kembali keruang kerjanya.
"Mas Teddy sudah bisa pulang hari ini, datangkah 2x seminggu untuk pengeceka berkala" Lanjut dokter Dhika, menjelaskan tentang kondisi Teddy.
"Jadi kapan saya bisa pulang dok?" Tanya Teddy , "Sekarang sudah boleh pulang mas" Jawab sang dokter singkat.
mendengar itu Teddy pun seketika memalingkan pandanganny pada Manuju ke arah Rajif.
"iya iya abis ini kita ke toko bunga ya mas" Sahut Rajif seakan paham dengan maksud tatapan sang Mayor yang menuju ke arahnya.
" loh ada apa nih kok tiba tiba pada mau ke toko bunga, tumben" Tanya Rizky, sedikit penasaran dengan tujuan Rajif yang ingin mengajak Teddy pergi ke toko bunga.
"ini mas, mas Teddy abis ngeliat Aurora di kasih bunga sama siapa saya ga tau, mas Teddy jadi merasa kalah saing, masa mau transfer saya 10 juta cuma buat beli bunga mawar" Jelas rajif pada rizky.
"kamu ini emang ga bisa jaga rahasia ya jip" Sahut teddy
"mas ga bilang ini rahasia" Elak Rajip tidak ingin jadi sasaran kemarahan Teddy, yang saat itu ia tahu bahwa Mayor di sampingnya tengah di bakar api cemburu.
"hahahah, Aurora itu lebih suka bunga matahari di banding mawar mas" Ucap dokter Dhika, takkala mendengar perbincangan tiga ajudan tersebut di ruangannya.
Selepas menemui dokter Dhika, yang mengatakan bahwa kini dirinya hanya perlu rawat jalan saja. Di temani dengan Rizky dan Rajif sang Mayor itu pun kembali menuju ruangan tempat dirinya di rawat, untuk sedikit mengemas beberapa pakaian yang masih berada di ruangan tersebut, juga untuk mengganti pakaiannya.
"Mas langsung ke rumah bapak atau mau pulang ?" Tanya Rizky, yang saat itu membantu memasukan beberapa potong pakaian Teddy kedalam tas.
"Kamu duluan aja, saya sama Rajip ada misi penting" Jawab Teddy singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misi Cinta di Antara Tugas
Roman pour AdolescentsMayor Teddy Rarendra Wijaya, seorang ajudan terkemuka dari Menteri Pertahanan Republik Indonesia, hidup di bawah bayangan ketegangan dan keamanan negara. Namun, ketika cinta menghampirinya, dunianya yang teratur terguncang. Teddy, seorang pria yang...