My Girl

483 53 13
                                    


Melihat pintu yang sudah di buka lebar oleh Kak Rika, Aurora dan Ajif pun mulai masuk ke dalam rumah itu. Baru saja Aurora masuk ke dalam rumah tersebut, ia di sambut dengan sebuah foto keluarga yang berukuran cukup bedar, dengan Mamah, Papah, Teddy dan tentu saja Kak Rika yang berada di dalam foto tersebut.

Juga beberapa lukisan yang seperti nya karya dari seniman kenamaan. "Duduk dulu ya, Kaka ambilin minum dulu" Ucap Kak Rika meminta Aurora dan Ajif untuk duduk pada sofa yang berada di ruang tengah tersebut.

Setelah mengambil posisi duduk, Aurora mulai sedikit mengedarkan pandangnnya. Ia melihat begitu banyak foto Teddy dan Kak Rika di atas sebuah meja yang tidak jauh dari posisinya saat ini.

Beberapa foto Teddy kecil yang mengenakan seragam tentara, juga beberapa foto kecil Teddy yang tengah memegangi pistol mainan.

Membuatnya seketika berpikir, ternyata menjadi seorang tentara adalah hal yang sudah Teddy cita-citakan dari kecil, senyum Aurora mulai mengembang tak kala ia masih menatap foto-foto tersebut.

Sampai Akhirnya, senyum itu perlahan memudar, Saat ia mendapati Teddy tengan bersama Kania di halaman belakang rumah itu.

Duduk pada sebuah kursi putih panjang di halaman, yang terlihat jelas dari balik kaca pemisah antara ruang tengah dan halaman belakang tersebut. Kala itu Teddy tengah menatap Kania dengan serius. Entah apa yang sedang mereka bicarakan.

Aurora mencoba menebak-nebak, "Udah Ra gapapa, kasih Mas Teddy sama Kania waktu untuk ngobrol" Ujar Ajif begitu ia mendapati Aurora yang tengah memperhatikan Teddy dan Kania. Dan Aurorapun hanya mengangguk paham.

***

Dari balik Kaca, Teddy bisa melihat jelas sosok Aurora yang sedang duduk di sofa ruang tengahnya bersama Ajif. Ia senang karena Ajif berhasil membujuk gadis itu untuk mau memdatangi rumahnya.

Berbanding terbalik dengan Teddy, Kania justru merasa bahwa ke hadiran Aurora adalah sebuah gangguan untuknya, untuk dia bisa kembali bersama Teddy.

Ditambah saat ia mendapati Teddy tengah memandangi Aurora, amarahnya pada Aurora terasa sudah semakin di ujung kepala."Ngapain dia kesini sama Ajif?" Ucap Kania dengan nada sinisnya. "Kamu undang di Mas?" Lanjutnya bertanya pada Teddy.

"Satu-satunya yang ga di undang ke sini itu kamu" Sahut Teddy dengan masih memandangi Aurora yang kini tengah berbincang dengan Ajif dan juga Kak Rika.

"Jadi bener kamu pacaran sama dia?" Kekesalan Kania semakin memuncak tak kala Teddy yang masih memandangi gadis di balik kaca itu. "Apa si mas hebatnya dia ?" Tanya Kania.

"Kania" Ucap Teddy tegas dan seketika mulai menatap wanita di sebelahnya. "Apa si mau kamu?" Seketika Teddypun bertanya pada Kania.

"Kamu" Jawab Kania. "Kania, Kamu kan sudah tau bahkan kamu lah yang meminta saya untuk membatalkan semua rencana pernikahan kita, kamu yang minta kita putus" Sahut Teddy.

"Aku tau waktu itu aku salah Mas, Aku salah lebih milik dia,  maafin aku" Ucap Kania mulai sesegukan karena menahan tangisnya. "Sudahlah, saya sudah maafin kamu untuk itu" Jawab Teddy seketika.

"Aku pengen kita bisa kaya dulu lagi Mas" Kini Air mata mulai jatuh membasahi kedua pipi Kania. "Tidak bisa, saya bisa Maafin semua kesalahan kamu, kecerobohan kamu, keteledoran kamu, tapi tidak dengan perselingkuhan,  itu hal tidak bisa saya toleransi" Sahut Teddy.

"Tapi ini ga adil mas!" Bentak Kania pada Teddy.

"Ga adil untuk siapa? Kamu pikir merahasiakan alasan batalnya pernikahan kita dari orang-orang itu adil untuk saya?"Terdengat Teddy yang mulai meninggikan nada bicaranya. "Bahkan keluarga saya ga tau alasan sebenarnya saya membatalkan pernikahan itu apa, dan yang mereka tau alasannya hanya kita tidak merasa cocok satu sama lain, kamu pikir itu adil? Lanjut Teddy.

Misi Cinta di Antara TugasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang