"Asli Asli" Ucap Teddy, sembari menyeringai menahan sakit dari pipinya yang di cubit Aurora.
Melihat Teddy yang menyeringai itu, Aurorapun seketika melapaskan cubitannya pada pipi sang Mayor, Setengah tidak percaya gadis itu, bahwa yang berada di hadapannya sekarang, adalah Teddy sungguhan, Bukan lamunan dan juga bukan hantu yang bergentayangan.
Teddy hanya menatap gadis yang memberinya cubitan pada pipinya , sambil terus memandang gadis itu sambil tersenyum.
"Jadi Dokter, apa anda merindukan saya?" Tanya sang Mayor pada Aurora yang berada di hadapannya itu.
Belum sempat pertanyaan itu di jawab, kembali terdengar ketukan dari arah pintu ruang kerja Aurora,
"Iya silahkan masuk"Ucap Aurora, memberika izin dari pemilik ketukan itu untuk memasuki ruangannya.
Dan perlahan pintu itupun terbuka, di balik pintu yang perlahan terbuka itu terlihat seorang laki-laki dengan kemeja hitan, juga celana panjang yang berwarna sama dengan kemeja yang laki-laki itu gunakan, dan laki-laki itu pun membawa sebukuet bunga mawar merah yang di genggam di tangan kiri nya, sambil tangan kanannya ia gunakan untuk membuka pintu ruang kerja sang Dokter.
Setengah terkejut lelaki itu, begitu ia melihat di balik pintu yang baru saja ia buka, tengah berada Mayor yang duduk menghadap sang Dokter yang ingin ia kunjungi hari ini, dengan ber asalan ingin kembali mengecek luka di punggungnya. Melihat Teddy berada di sana lelaki itu pun sontak memberikan hormat dengan tangan kanannya, dan tangan kirinya tetap menggemgan bunga yang ia bawa.
"Kapten" Ucap Teddy, sembari bangun dari duduknya, Teddy berusaha mencoba untuk membalas hormat yang Ayyub berikan padanya, namun terhalang oleh infusan yang berada di lengannya saat itu.
Betul, sosok lelaki itu adalah Ayyub. Melihat Teddy yang sudah bangkit dari duduknya, Ayyubpun segera menghampiri Teddy, masih dengan sebukuet bunga yang tergenggam pada tangan kirinya, dan mengulurkan tanggan kanannya pada Teddy, kemudia uluran tangan sang Kapten itu, di sambut dengan jabat tangan oleh Mayor yang berada tepat di hadapannya itu.
"Bagaimana kabar anda Pak Teddy? Saya dengar anda tertembak di IKN" Tanya Ayyub, yang saat ini tengah berjabat tangan pada Teddy.
"Hahahah hanya insiden kecil" Jawab Teddy dengan sedikit tertawa kecil. Setelah menjawab dengan singkat pertanyaan yang Ayyub lontarkan pada dirinya, Teddy pun melepaskan jabatan tangannya, dan mulai melirik pada sebukuet bunga yang tengah di genggam oleh Kapten itu.
"Bunga yang bagus Kapten!" Ucap kembali sang Mayor memperhatikan bunga yang di genggam Ayyub.
"Ahh ini, hanya ucapa terimkasih saja pak untuk Dokter yang merawat luka saya kemarin"Jawab Ayyub, sembari menganggat bunga itu ke hadapannya.
"Ohh Dokter Dhika?" Teddy mencoba memastikan tertuju untuk siapa bunga itu.
"hahahah Bukan pak, ini untuk Dokter Aurora" Jawab Ayyub, di ikuti dengan memberikan bunga itu pada Aurora, yang tengan berada tepat di hadapan Teddy.
Melihat bunga yang di ulurkan Ayyub padanya, Aurorapun terkejut, terlihat dari matanya yang sedikit terbelalak melihat buket bunga mawar yang di awahkan kepadanya, membuat gadis itu sedikit kikuk untuk menerimanya.
"Waahh...Terimakasih Mas Ayyub, mas sampai repot-repot begini" Ucap Aurora menerima uluran bunga yang di berikan Ayyub kepadanya, sembari melirik tipis ke arah Teddy. Dan kini Teddy lah yang terkejut.
"Mas dia bilang? saya loh cuma di panggil pak" Gerutu Teddy di dalam hati.
Setelah menerima bunga pemberian Ayyub, Aurorapun meletakan bukuet bunga itu tepat di atas meja kerjanya. Persis di hadapan Teddy yang saat itu sudah kembali duduk pada kursi meja kerja tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/365274269-288-k803813.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Misi Cinta di Antara Tugas
Ficção AdolescenteMayor Teddy Rarendra Wijaya, seorang ajudan terkemuka dari Menteri Pertahanan Republik Indonesia, hidup di bawah bayangan ketegangan dan keamanan negara. Namun, ketika cinta menghampirinya, dunianya yang teratur terguncang. Teddy, seorang pria yang...