22. Toko Gellato

637 68 5
                                    

 Aurora hanya terdiam sembari menatap kedua mata sang Mayor, jantungnya terasa berdegup  begitu kencang, tak dapat ia hentikan degupannya kala menatap mata Teddy. Aliran darahnya juga mengalir lebih cepat dari biasanya, dari ujung kepala gadis itu terasa hingga sekujur tubuhnya.

 Kedua mata mereka saling menatap satu sama lain, seakan tidak memperdulihan apa yang tengah berada dan sedang terjadi di sekeliling mereka saat itu. Teddypun  perlahan mendekatkan bibirnya ke arah bibir Aurora. Dekat dan semakin dekat.  Malihat itu Aurora hanya menutup matanya perlahan, Lalu Teddy pun mengusap lembut pipi gadis yang kini bibirnya  hanya berjarak beberapa centi dari bibir Teddy. Semakin dekat dan semakin deket ....

Namun seketika sebuah ketukan pada kaca jendela mobil yang Teddy kendarai pun mengejutkan mereka berdua yang berada di dalamnya.

*tok...tok...tok...* Seketika sebuah ketukan di kaca mobil itu mengejutkan mereka. Aurorapun seketika membuka kembali matanya, Lalu Teddy pun dengan sigap  kembali pada posisi awalnya, yang berada di balik kemudi, dan kemudian sang Mayor itu pun membuka kaca mobil yang di ketuk itu sembari menghela nafas panjang guna meredakan sedikit kepanikan pada dirinya.

"Selamat malam pak" Ucap seorang lelaki berseragam polisi yang baru saja mengetuk kaca mobil yang tengah Teddy kendarai.

"Malam Pak" Ucap sang Mayor singkat.

"Pak, Bapak ini berhenti di atas rambu di larang berhenti, boleh saya lihat Sim dan tanda pengenalnya pak?" Ucap kembali lelaki berseragam polisi itu sembari menunjuk plang yang di maksud.

"Boleh pak" Ucap Teddy. Dengan sigap Teddy pun mengeluarkan SIM juga KTP miliknya dari dalam dompet. Lalu seketika ekspresi lelaki berseragam  polisi tersebut  berubah, ia kini menampakan wajah yang terkejut sesaat setelah ia memeriksa KTP juga SIM milik Teddy.

"Maaf atas ketidak tahuan saya Pak Mayor Teddy, silahkan-silahkan" Ucap lelaki berseragam polisi itu sembari mengembalikan SIM dan KTP milik Teddy.

"Terimakasih Pak Maaf sebelumnya ya Pak" Sahut Teddy , Dan ia pun kembali melajukan mobilnya setelah menerika kembali SIM dan KTP miliknya itu.

Dari dalam mobil yang kini kembali melaju , Aurora hanya terdiam sembari menundukan kepalanya, setengah mati ia menahan malu selepas kejadian sebelum mobil yang di kendarai Teddy di ketuk, wajahnya memerah dan ia tidak punya nyali untuk menatap Mayor yang berada di balik kemudianya itu.

Menyadari sikap Aurora yang berubah seiring dengan wajahnya yang kian memerah, Teddy hanya tersenyum sambil melirik sedikit ke arah Aurora yang masih tertunduk itu, ia tahu persis apa yang sedang Aurora rasakan, dan ia pun mengusap kepala Aurora lembut seraya menenangkan kekalutan dalam pikiran gadis itu.

"Perlu kita lanjutin?" Tanya Sang Mayor itu malah menggoda Aurora sembari tertawa kecil.

Aurora yang mendengar itupun seketika membalikan pandangannya menatap Teddy, dengan raut wajah malu dan sedikit kesal ia pun mulai menyipitkan pandangannya ke arah Teddy, seakan meberikan sang Mayor itu  tanda bahwa ia sedang marah,  Teddy yang melihat ekspresi kekesalan Aurora  hanya tertawa puas karena telah berhasil menggoda Dokter di sebelahnya itu.

"Iya iya maaf" Ucap Teddy. "Makan apa tadi di Keraton, sempet makan ga?" Lanjut Teddy

"Makan Mie ayam sama Rajif" Sahut Aurora singkat.

"Yaudah nanti di toko Gelatto sekalian makan yaa" Ajak Teddy, dan hanya di sambut dengan anggukan kepala oleh Aurora.

Sesampainya di toko Gelatto yang di maksud Teddy,  kebetulan memang letaknya tidak terlalu jauh dari hotel tempat mereka menginap. Selepas Teddy memarkirkan mobilnya, Aurora  seketika keluar dari mobil  yang terparkir itu, di ikuti Teddy yang berjalan di belakang langkah kaki Aurora yang tengah  berjalan untuk masuk ke dalam toko Gellato tersebut., Saat baru membuka pintu toko Gellato tersebut, seketika merekapun di kejutkan dengan kehadiran Rajif dan Agung yang sudah berada disana terlebih dahulu.

Misi Cinta di Antara TugasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang