18. Jogja

525 49 18
                                    


 Teddy yang tengah berdiri di hadapan wanita berbalut kebaya nevy itu, sedikit di buat terkejut dengan sosok wanita yang dengan tiba-tiba memeluk dirinya, membuat Sang Mayor itu melangkahkan satu kakinya ke belakang guna menghindari pelukan dari wanita yang terlihat asing baginya. Sampai akhirnya suatu suara mengingatkan diri Sang Mayor pada seorang wanita yang pernah mengisi relung relung hatinya "mas teddy" ucap wanita itu dengan  lembut.

Membuat Teddy seketika mengetahui siapakah sosok wanita berkebayan Navy itu, dia adalah Kania. Wanita yang sempat bertuangan dengannya beberapa tahun lalu, kini sosok tersebut tengah berada pada pelukan teddy. "mas apa kabar?". Ucapnya lagi kini sembari memeluk tubuh tegap Sang Mayor, "aku baik, kamu apa kabar?" Sahut Teddy, dengan sedikit mencoba melepaskan dirinya dari pelukan Kania. "baik mas, seneng bisa lihat kamu lagi" ucap Kania pada sosok lelaki yang masih berada di hadapannya itu.

Melihat Teddy yang tengan berpelukan dengan seorang wanita, sebetulnya cukup membuat Aurora sedikit terkejut. Namun sepertinya ia sudah menduga hal ini akan terjadi, dan sudah ia  persiapkan hatinya dengan baik, pikirnya "toh pak Teddy sudah bilang kalau mereka kini sudah tidak ada apa lagi". Di ikuti dengan langkah kaki gadis itu yang perlahan mulai berjalan mendekati sosok Teddy dan Kania. "oiya Kania kenalin ini Aurora, Aurora ini dokter pribadinya Bapak selama Bapak berada di sini, Aurora ini Kania" Ucap Teddy memperkenalkan Aurora pada Kania dan begitu juga sebaliknya.

Aurora pun segera mengulurkan tangannya memperkenalkan diri "Halo Mba kania, saya Aurora" Ucap Aurora pada wanita di hadapannya itu. Namun jabatan tangan itu tidak terbalaskan, Justru Aurora di buat kaget dengan Kania yang tiba-tiba menarik tangannya, dan memeluk tubuhnya "selamat datang di jogja mba Aurora" Ucap Kania sembari memeluk tubuh Aurora. Di pikiran Aurora saat itu. Kania tidak hanya cantik tapi juga begitu ramah bahkan pada dirinya yang baru pertama kali ia temui. Teddy yang sedari tadi berdiri di samping Aurora hanya memandangi dua gadis yang tengah berpelukan itu.

Dalam pikiran Sang Mayor itu, ternyata sosok Kania masih sama seperti Kania yang dulu, Kania yang selalu ramah dengan orang bahkan yang baru pertama kali ia temui. Aurora yang kaget itupun kemudian membalas pelukan Kania "terimakasih banyak Mba Kania atas sambutannya" ucapnya pada wanita yang masih memeluknya itu, "saya selalu senang kalau ada teman yang datang ke tanah kelahiran saya ini" sahur Kania sembari melepaskan pelukannya dari Aurora.

"sehabis ini mau kemana mas?". Tanya Kania pada Teddy, di ikuti dengan langkah kaki mereka yang mulai berjalan seiringan meninggalkan Aurora yang masih terdiam pada posisinya. Aurora hanya terdiam sembari memperhatikan Teddy yang tengah berjalan menjauh dengan Kania di sampingnya. Sampai akhirnya lamunan Aurora itu sedikit di kejutkan oleh Rajif. " Aman Ra?" Ucapnya seyara merangkul sahabat lamanya itu, "Aman lah emang apa nya yang ga aman?" Sahut Aurora di ikuti dengan pandangan matanya yang berpaling menatap Rajif.

Setibanya di Jogja, agenda bapak yang pertama adalah pergi makan siang dengan petinggi-petinggi disana, maka merekapun segera berlalu dari bandara, untuk  kemudian menuju tempat makan siang Bapak hari itu. Setibanya di restoran yang di tuju, Aurora yang baru turun dari mobilpun mulai mengedarkan pandangannya mencari sosok Teddy, karena sedari tadi selepas mereka turun dari pesawat ia tidak menjumpai Teddy. Padahal semestinya mereka berada dalam satu mobil yang sama untuk menuju Restoran, namun di dalam mobil itu hanya ada Bapak, Rajif, Agung, Rizky dan dirinya.

Tidak menjumpai sosok Teddy disana Aurorapun mulai berjalan untuk memasuki Restoran tersebut, sampai akhirnya ia melihat sebuah mobil berwarna merah memasuki tempat parkir restoran tersebut, dan Teddy lah yang keluar dari balik kemudi mobil merah tersebut, di ikuti dengan Kania yang keluar dari sisi Kiri mobil itu, Aurora hanya terdiam memperhatikan Teddy yang tengah berbincang dengan Kania disana, entah apa yang tengah mereka bicarakan, mereka terlihat begitu gembira. Jika lihat dari tawa yang mereka lontarkan satu sama lain kala itu.

Misi Cinta di Antara TugasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang