She's Back

479 51 14
                                    

 Malam itu, perjalanan kembali menuju rumah Pak Prabu, terasa lebih sepi di banding ketika Ajif dan Teddy hendak mencari Aurora di Apartement nya, mungkin juga karena memang waktu sudah menunjukan pukul dua pagi.

Ajif yang tengah mengendari mobilnya itu, di buat sedikit terkejut dengan dering ponsel  milik Teddy yang kala itu sedang memejamkan mata tepat di sebelahnya.

*ddrrrtttt* *dddrrrtttt*

"Bapak ya Mas?" Tanya Ajif sedikit menebak-nebak siapa yang sedang menelfon sang Mayor di sebelahnya pada jam dua pagi seperti ini. "Bukan" Jawab Teddy singkat begitu ia melihat layar pada ponselnya itu, dan ia pun tidak menjawab panggilan tersebut. Namun ponsel Teddy kembali berbunyi

*ddrrrtttt* *ddddrrrrttt*

"Angkat kali Mas, siapa tau itu telfon penting". Ujar Ajif meminta Teddy untuk menerima panggilan masuk pada ponselnya. "Gue ga yakin penting si" Sahut Teddy dan seketika menempelkan ponsel itu di telinganya.

"Halo" Ucap Teddy pada seseorang di ujung telfonnya. "Duh ngapain? Gausah". "Besok juga mamah cuma makan makan doang". "Yaudah terserah". Dengan perasaan sedikit kesal Teddy memutus sambungan telfonnya. Membuat Ajif benar-benar penasaran. "Siapa Mas?" Tanyanya.

"Kania" Sahut Teddy ketus.

***

Keesokan Harinya.Pagi itu Aurora sudah berada di dalam ruang persidangan, dan mulai memberikan bukti-bukti yang sudah di rangkumnya semalam bersama Ajif.


Dengan begitu percaya diri, satu demi satu bukti itu pun ia tunjukan di depan para hakim dan jaksa, di dampingi dengan kuasa hukumnya, juga legal corporate PT Akmani Grup.

Om heru yang melihat perkembangat pesat pada Aurora itu pun di buat kagum dengan detail detail kecil yang tidak di lewatkan Aurora. Padahal jika di ingat berkas yang harus ia periksa itu hampir setinggi gunung.

Tepat pukul sepuluh lewat lima belas menit, akhirnya keputusan bersalahpun di jatuhkan pada Tami Utami selaku komisaris yang ternyata dalang di balik penggelapan dana itu. Membuat Aurora akhirnya bisa bernafas lega. "Akhirnya selesai juga" Ucap Aurora.

Saat Aurora hendak menelfon Teddy untuk memberi tahunya soal sidang hari ini, tiba-tiba ia di kejutkan dengan sosok Om Heru yang sudah berada di sebelahnya.

"Habat sekali keponakan Om ini" Sanjung Om Heru pada keponakannya yang telah berhasil membawa bukti-bukti kuat ke dalam ruang persidangan hari ini.

"I learn from the best" Ucap Aurora kembali memberika pujiannya pada Adik dari Ayahnya itu, mengingat memang Om Heru lah yang mengajarinya semua hal tentang bisanis properti sepeninggalan Ayahnya. "Tapi aku di bantuin Ajif juga si Om semalem" Lanjut Aurora memberikan pernyataan.

"Aaaajif?" Sahut Om Heru sembari mengingat-ingat sosok Ajif. "Oh Ajif Suseno?  temen SMA kamu ya?" Lanjut Om Heru bertanya begitu ia berhasil mengingat sosok Ajif. "Betul Om" Sahut Aurora riang.

"Apa kabar dia sekarang? Masih naik verpanya yang sering mogok itu?" Tanya Om Heru seraya mengingat kejadian di masa lalu. Aurora hanya tertawa mengingat kejadian dimana motor vespa Ajif sering sekali mogok.

"Baik Om dia , Nggak dong, sekarang dia naiknya kuda" Ucap Aurora, masih dengan tawa yang sama. Dan Om Herupun ikut tertawa.

Perasaan riang antara Aurora dan Om Heru kala itu sangat bisa terlihat, mungkin karena memang mereka sudah lama tidak bertemu. Membuat pertemuan hari ini terasa begitu menggembirakan bagi mereka berdua, di tambah Aurora dan Om Heru merasa sangat puas atas hasil sidang hari ini.

Misi Cinta di Antara TugasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang