"tuhkan saya bener" Ucap Teddy takala ia melihat mobil Ayyub tengah terparkir di halaman rumah sakit tempatnya berada.
"mungkin mas Ayyub ada perlu sama dokter Dhika mas" ucap Aurora
"atau mungkin dia mau ketemu kamu?" Sahut Teddy, sembari menatap gadis yang masih berada di dalam mobilnya itu." ayok saya anter" lanjurt Teddy, ia kemudian turun dari mobilnya bersamaan dengan Aurora, untuk mengantar gadis itu ke ruang kerjanya.
Ketika mereka melintas di depan ruangan dokter Dhika, mereka beruda yang tengah melintasi ruangan dokter Dhikapun terlihat dari dalam ruangan tersebut. Di ruangan itu tengah berada dokter Dhika dan juga Ayyub, mereka berdua tengah duduk di sofa ruang kerja sang dokter itu. Sedangkan jika di lihat dari luar, kaca tersebut hanya memantulkan bayangan Teddy dan Aurora yang melintasi ruang kerja Dokter Dhika, membuat ruangan dokter Dhika tidak terlihat. Semacam kaca satu arah.
"tumben Aurora di ater mas Teddy" ucap Ayyub, melihat Aurora yang sedang berjalan menuju ruangan nya bersama Teddy.
"kata bapak mereka itu lagi deket, tapi saya ga tau sedeket apa" sahut Sang dokter, "udah yub better lo mundur aja Teddy bukan saingan lo,hahaha" lanjut dokter Dhika seketika terkekeh usil meledek sang Kapten yang sedang berada di ruangannya itu.
"yaelah dok, selama janur kuning belum melengkung, lagian saya denger juga mas Teddy bakal lanjut Pendidikan lagi untuk jadi jendaral kan? Ucap Ayyub seketika menatap tajam ke arah Dokter yang berada di hadapannya itu.
"yaudah good luch deh, nih obat-obatan lo, inget ya yub luka di punggung lo itu, jangan terlalu lama kena air laut, kalo bisa hindari dulu air laut" jawab dokter Dhika seraya memberika beberapa obat untuk Kapten yang berada tepat di hadapannya itu.
Pagi itu, Ayyub memang sudah membuat janji bertemu dengan dokter Dhika, tujuannya untuk meminta beberapa obat-obatan yang mungkin akan ia butuhkan selama dirinya berada di kalimantan untuk beberapa hari, juga sebetulnya untuk mengajak Aurora makan siang dengannya, namun kini harapannya musnah ketika ia melihat Teddy berjalan mengantar Dokter cantik itu.
sementara di ruangan Aurora.
"saya yakin Ayyub pasti nunggu kamu di ruang dokter dhika" ucap Teddy, seketika saat dirinya sudah berada di dalam ruang kerja Aurora. Baru saja mulut nya terdiam, terdengar sebuah ketukan dari depan pintu tempatnya berada, Teddy yakin sekali kalau yang mengetuk pintu itu Ayyub, dan ia pun menatap ke arah Aurora, "kan" Ucapnya.
Aurora yang mendengar ketukan itupun bergegas untuk membuka pintu ruang kerjanya, memastikan siapa pemilik dari ketukan di depan pintunya pagi itu, dan benar seperti dugaan Teddy, itu adalah Ayyub.
"pagi dok" ucap Ayyub, sembari tersenyum ke arah gadis yang baru saja membukakan pintu untuknya , "sudah sarapan? mari saya traktir makan bubur di depan" lanjut sang Kapten itu mengajak Aurora untuk sarapan bersamanya. Mendengan itu Aurora memutar pandangannya menuju Teddy yang saat itu berada di belakangnya.
"sama mas Teddy juga ya?" Jawab Aurora, kemudia membuka lebar pintu ruang kerjanya, seakan memperlihatnya sosok sang Mayor yang sedari tadi mengawasi percakapan mereka berdua dari balik pintu putih tersebut. Ayyub yang sebenarnya sudah mengetahui bahwa ada Teddy di sana, sama sekali tidak terkejut melihat sosok yang tengah berdiri di balik pintu.
"selamat pagi pak, mari saya teraktir makan bubur di depan" ucap Ayyub, tepat ketika dirinya melihat Teddy tengah berdiri di balik pintu yang di buka lebar oleh Aurora itu. Sebetulnya perut sang Mayor kala itu sudah cukup terisi, mengingat bahwa dirinya sudah sarapan sebelum menuju ke araprtemnt Aurora. Namun seperti tidak ingin Aurora hanya pergi berdua dengan Ayyub, Teddypun mengiyakan ajakan sang Kapten Angkatan Laut tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misi Cinta di Antara Tugas
Teen FictionMayor Teddy Rarendra Wijaya, seorang ajudan terkemuka dari Menteri Pertahanan Republik Indonesia, hidup di bawah bayangan ketegangan dan keamanan negara. Namun, ketika cinta menghampirinya, dunianya yang teratur terguncang. Teddy, seorang pria yang...