selamat membaca
.
Beberapa jam sebelum insiden.
Nama gue Mentari Alinda Wilyatama. gue menduduki posisi tertinggi tukang buat ulah seangkatan kelas dua belas di SMA Negara. menaungi posisi sebagai the most handsome sejak tahun lalu adalah suatu kebanggaan tersendiri buat gue. Gue gak suka terlalu membanggakan diri hanya saja gue gak bisa menolak jikalau gue di juluki tukang berkelahi dan pembully diatas para pembully.
"BARA!"
Lelaki yang di panggil oleh Tari, sahabat gue. dia adalah Bara. Bara Shaktian Bastrannio. salah satu mostwanted di SMA Negara.
Sebagai anak tunggal, papa selalu menuruti apapun yang gue mau. walau terlahir dari keluarga yang kekayaannya gak akan habis hingga 17 keturunan gue gak begitu menyukai menghambur uang walaupun gue bisa kalau ingin.Semua orang meratukan gue. kecuali satu orang,
"Paan?" sahut cowok berseragam basket itu. rambutnya berantakan serta wajahnya yang tetap terlihat tampan.
"Party gak lo, ntar malam?"tanya Tari, sementara gue cukup dengan menyimak.
"Liat nanti, "jawabnya. dia pun melirik gue sinis. "Apa lo?"
"Dih? lo yang apaan! "sinis gue balik.
"Gue saranin lo mending bantu emak lo dirumah. gak usah ikut ikutan party segala. nyusahin, tau? "
"Gak usah sewot deh lo! suka suka gue lah, mau gue party atau enggaknya, yang jelas itu bukan urusan lo!"
"Lo bakal nyesel selalu ngebangkang kata kata gue. "
"Oh"
---
Bara datang menghampiri para teman temannya. Yaitu Boim, Najak, Lion, Zioga dan Arel. kelima cowok itu menatap keheranan wajah badmood Bara.
"Kenapa lo?" tanya Arel memastikan.
"Biasa, anak tante Linda sama om Tama bikin gue setres"
"Kenapa lagi si Mentari?"
"Mau party, katanya?"
Boim terbahak. ia mengeluarkan buku dalam tasnya lalu menatap Bara yakin.
"Ya kalau khawatir temenin, lah, bro!" usulnya di setujui oleh Najak.
"Lagian mau lo atur gimanapun tuh cewek gak bakal mempan sama ancaman lo. " Giliran Zioga yang bersuara.
"Sebanyak-banyaknya gue bertemu cewek cuman Mentari yang sering bikin gue geleng kepala" tambah Najak.
"Tari ikut?" tanya Najak setelah seperkian detiknya.
Bara pun mengangguk sambil mengiyakan.
"Kita pantau dari jauh aja, "usul Zioga. "buat jaga-jaga, "finalnya.
"Eh, ngomong-ngomong, lo pada ada yang nyimpan nomor Nada gak?"
"Buat apa lo nomor dia?" Lion yang belum muncul sejak tadi cuman diam tiba-tiba saja bersuara. jika hanya menyangkut sang mantan.
"Hayo loh, Rel!" kekeh Boim. "Ditanyain tuh, sama mantan tercinta Nada, wkwkwk"
Arel menghela napas berat. "Mantan lo kemarin minjam uang gue, gak tau buat apaan, mangkanya mau gue tanya karena dia hilang kabar. bisa jadi kan, tuh cewek nipu gua dengan iming iming minjem tau tau nya kabur bawa uang gue, iya kan?"jelasnya membuat yang lain ternganga
"Berapa?" tanya Lion lagi.
"Dua juta, cuman?"
"Ntar gue transfer ke rekening lo. gak usah nagih ke dia. "
"Nah! kalau begini kan, enak? yaudah, jangan lupa ya?!"
Lion berdehem singkat.
"Gak usah pakai minta minta nomor dia. "
"Iya enggak jadi Lion cintaku sayang "
"Najis!"
"HAHAHAHA"
"BARAA!!!" Panjang umur. Mentari mendatangi Bara ke kelasnya. semua mata tertuju pada gadis bertubuh seksi itu.
Bara cuman menaikkan sudut alisnya.
"Lo ya yang buka tas gue terus ngambil handphone gue?! iya, kan, ngaku lo!"
"Kalau iya kenapa, lo mau apa, hah?"
"Balikin handphone gue!"
Bara berdiri mensejajarkan tubuhnya didepan wajah gadis cantik itu.
"Kalau gue gak mau, lo mau apa? nampar gue? atau apa, hm?"tantangnya seolah sengaja menyulut api.
Mentari mengulum bibir dengan geramnya. lalu kemudian ia menarik kasar kerah baju Bara hingga membuatnya sedikit mencondongkan tubuhnya kehadapan Mentari.
"L-Lo––"
"Apa?!"
Cowok bermata legam itu bungkam untuk sesaat. ekor matanya melirik para sahabatnya yang cuman memilih diam menjadi penonton.
Bara memiringkan sedikit kepalanya kemudian menatap fokus bibir merah Mentari. ia kembali menatap manik mata indah yang jernih tanpa rasa takut itu.
"Cium gue, "ujarnya sontak mendapat perhatian serius seisi kelas.
Di belakangnya Zioga hanya dapat menggelengkan kepala akan tingkah Bara.
"H-Huh?" Mentari mendelik.
"Cium gue kalau lo mau handphone lo balik. "Tekannya dengan menarik smirknya.
Sumpah! Mentari benci banget sama kelakuan Bara yang menurutnya amat menyebalkan ini. dia ingin sekali mencacinya tetapi semua kata yang sudah ia rancang sejak awal sebelum menemui cowok itupun tiba tiba saja menghilang begitu ia bersetatap langsung dengan orangnya.
Bugh!
Ia memukul perut cowok itu tak berperasaan sampai Bara sedikit terkejut kemudian meringis. Mentari langsung dengan paksa mengambil handphone nya di dalam saku celana Bara begitu saja.
"Dasar cowok sinting!"
Selesai mendapatkan apa yang ia mau Mentari pun langsung pergi begitu saja. tak tertahankan lagi teman temannya menertawai Bara.
"Sialan lo Menta!!" pekiknya nyaring.
"Lagian sih, iseng lo itu keterlaluan tau gak!" cibir Najak dibalas decakan sama Bara.
"Diem lo! "
Zioga menepuk-nepuk pundak Bara menyuruhnya bersabar.
"Gak gitu caranya kalau lo mau ngeluluhin cewek, Bar, "katanya mengulum tawa.
"Lo juga nertawain gue?" Bara menampakkan sosok menyeramkan sehingga membuat Zioga langsung merubah ekpresi sedatar mungkin.
"Enggak kok, Bar, enggak, "katanya memalingkan wajah.
"Minggir! "Dia langsung pergi meninggalkan kelas dengan segala kejengkelan.
Mendadak seisi kelas langsung tertawa terbahak-bahak setelah kepergiannya.
"Dasar Bara. "
_
_
_
_
Menta panggilan sayang Bara buat Mentari ya wkwkw.
komen dulu baru vote, ok.
KAMU SEDANG MEMBACA
BARA:My Menta, Mom Bastra {end}
Teen Fictionini saquel cerita ONA✓ ⚠️buang buruknya ambil baiknya⚠️ alih judul dari: |BATA:incident|✖️ ke: |BARA:My Menta, Mom Bastra|✔️ ____________________________ "Sejak kapan lo hamil?" "Bukan urusan lo, Bara. " ____________________________ Sebuah Insiden...