With husband

802 44 3
                                    

met membacaakkk





"Guys!"

"Eh, udah nyampe kalian?"

"Bini lo mana Bar?"

"Masih di dalam mobil sama Tari. "

Arel, Lion, Najak, Boim, dan Zioga mengangguk anggukkan kepala mereka saja.

"Masalah apa sampai lo pada nelpon gue subuh subuh?" tanya Bara to the point sambil meletak martabak hangat yang ia bawa diatas meja.

Mentari menyusul masuk bersama Tari. dua gadis itu memilih ke lantai atas ketimbang ikut nimbrung bersama mereka. tapi baguslah, mereka memang ingin membahas sesuatu yang penting.

"Soal Ona?"

"Ck iya. lo masih ingat soal Melinda, kan?"

"Kenapa?"

"Kok respon lo cuek banget gitu Bar? "

"Gue cuman gamau aja Mentari mikirnya gue masih suka sama Melinda. "

"Jadi lo udah mulai suka sama Mentari?"

"Kita cuman belajar untuk saling menghargai aja. lagian gak ada salahnya kan, gue mencintai dia dan melupakan Melinda?"

Kelima sahabatnya mengangguk paham. lanjut, Zioga memberi sebuah foto kepada Bara.

Diwaktu yang bersamaan. Mentari dan Tari berada didalam kamar lantai atas. mereka bercerita tentang pengalaman horor mereka yang begitu berkesan sambilan menikmati cemilan. kemudian beralih membahas tentang kehamilan Mentari.

"Kayaknya lo udah mulai nyaman ya di dekat Bara? gue liat liat lo betah betah aja sama dia?"

Mentari menampakkan cengirannya.

"Bawaan kehamilan gue, maybe?"

"Gimana rasanya hamil?"

"Not bad and not good. "

Tari menghela napasnya berat.

"Masih suka mual lo?"

"Gak begitu sering sih, Tar. tapi gue lebih suka banyak makan. its okay, gak masalah, "ujarnya. "tapi yang bikin gue bete itu gue suka nangis gak jelas. padahal itu bukan gue banget, right? "

"Ditambah gue emosian. "

Tari terkekeh.

"Gue denger denger lo sempet pengen gugurin tuh bayi?"

Mentari mengangguk.

"Ketahuan Bara. terus dia gak ngomong sepatah katapun sih sama gue? dia cuman diemin gue. "

"Jadi sekarang gimana? lo masih pengen gugurin?"

"Gak tau. "

Helaan napas Tari keluar.

"Kehamilan lo udah empat Minggu lebih, kan? gimana sama sekolah lo? kata Bara lo gak pengen sekolah lagi? bener?"

"Sekolah selagi masih bisa aja. pasrah gue. doain aja semoga gue gak putus sekolah dan semoga aja perut gue belum begitu membesar sampai kelulusan nanti. "

Tari mengangguk mengiyakan.

"Gue boleh ngelus perut lo gak?"

"Belum kerasa soalnya masih sebulan?"

"Gak masalah. boleh ya?"

Mentari pun mengangkat bajunya keatas membiarkan Tari mengelus perutnya.

"Masih rata ya?"

BARA:My Menta, Mom Bastra {end}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang